Kamis, 10 Desember 2009

aspek penalaran

BAB Viii
ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN
1. Menulis Sebagai Proses Penalaran
Mcnulis merupakan proses bcrnalar. Untuk menulis mcngcnai suatu topik kita hams bcrpikir, mcnghuhung-huhungkan hcrbagai fakta. rncmhandingkan dan scbagainya. Dalani hab mi akan dihahas aspck pcnalaran dalam karangan.
1.1 Berpikir dan Bernalar
Sctiap saat selama hidup kita, tcrutama dalam kcadaan jaga (tidak tidur), kita scialu hcrpikir. Bcrpikir mcrupakan kegiatan mcntal. Pada waktu kita herpikir, dalam henak kita timbul scrangkaian gamhar tcntang sesuatu yang tidak hadir sccara nyata. Kcgiatan mi rnungkin tidak tcrkcndali, terjadi dcngan scndirinya, tanpa kcsadaran, rnisalnya pada saat-saat kita rnclarnun. Kcgiatan herpikir yang Ichih tinggi dilakukan sccara sadar, tersusun dalam urutan yang saling herhuhungan, dan hcrtujuan untuk sampai kcpada suatu kesimpulan. Jcnis kcgiatan hcrpikir yang tcrakhir inilah yang disehut kcgiatan hcrnalar.
Bcrdasarkan uraian di atas, dapatlah dicatat hahwa proscs hcrnalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk mcmpcrolch kcsimpulan hcrupa pcngctahuan. Kcgiatan pcnalaran mungkin hcrsifat ilmiah atau tidak ilrniah. Dan proscsnya, pcnalaran 1W dapat dihcdakan sehagai pcnalaran iizduktifdan deduku]. Pcnalaran ilmiah mcncakup kcdua proses penalaran itu.
1.2 Peiialaran Induktif
Penalaran induktif adalab proses penalaran untuk ,nenarik kesiinpu!an berupa prinsip alau sikap yang berlaku uinuin berdasarkan atas fakta-fakta yang hcrsifat khusus, proscsnya dischut induksi.
Pcnalaran induktif mungkin merupakan generulisasi, analogi, atau huhungan schab akihat. Gencralisasi adalah fOSCS pcnalaran hcrdasarkan

pcngamatan atas scjurnlah gejala dcngan sifat-sifat tcrtcntu mcngcnai scrnua atau schagian dan gejala scrupa itu. Di dalam analogi kesimpulan tcntang kchcnaran suatu gcjala ditarik hcrdasarkan pcngarnatan terhadap scjurnlah gejala khusus yang hcrsamaan. Huhungan schab akihat ialah huhungan kctcrgantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat,
Contoh:
Suatu lcmhaga kankcr di Amerika mclakukan studi tcntang huhungan antara kchiasaan mcrokok dcngan kcmatian. Antara tanggal 1 Januari dan 31 Mci 1952 tcrdaf tar 187.783 laki-laki yang hcrumur antara 50 sarnpai 69 tahun. Kcpada mcrcka dikcrnukakan pcrtanyaan-pcrtanyaan tcntang kebiasaan merokok mcreka pada masa lalu dan masa sekarang. Sclanjutnya keadaan mereka diikuti terus-mencrus selama 44 hulan. Bcrdasarkan surat kcmatian dan kctcrangan rncdis tcntang pcnychah kcmatiannya, dipcrolch data hahwa di antara 11.870 kcmatian yang dilaporkan 2.249 disebabkan kanker.
Dan scluruh jumlah kcmatian yang tcrjadi (haik pada yang mcrokok maupun yang tidak) tcrnyata angka kcrnatian di kalangan pcngisap rokok tctap jauh lchih tinggi daripada yang tidak pcrnah mcrokok, scdangkan jumlah kcmatian pcngisap pipa dan ccrutu tidak hanyak hcrhcda dcngan jumlah kcrnatian yang tidak pcrnah mcrokok.
Selanjutnya, dan data yang tcrkumpul itu tcrlihat adanya korelasi positif antara angka kematian dan jurnlah rokok yang diisap setiap han
Dan hukti-hukti yang tcrkurnpul dapatlah dikcmukakan hahwa asap temhakau mcmhcrikan pcngaruh yang huruk dan mcmpcrpcndck umur manusia. Cara yang paling scdcrhana untuk mcnghindani kcmungkinan itu ialah dcngan tidak merokok sarna sckali.
(Disarikan dan tiilisan Roger W. Holmes dalam Mc Crimmon).

Tulisan di atas rncmaparkan hubungan sehab akihat antara rncrokok dan kematian. Dan paparan itu dapat dilihat hagaimana proscs hcrnalar itu tcrjadi. Mula-mula rncrcka mengumpulkan data dan scjurnlah orang laki-laki. Mcrcka itu dikclonipokkan mcnurut kchiasaan mcrokoknya, mulai dan yang tidak pcmah merokok sarnpai pada perokok berat. Selanjutnya perokok itu juga dibedakan antara yang menghisap rokok putih (sigaret) dan yang rnenghisap cerutu dan pipa. Dalam waktu yang cukup panjang rncrcka diarnati. Kcrnatian dan pcnychahnya dicatat dan dianalisis. Dan hukti-hukti yang tcrkurnpul ditariklah kcsimpulank esimpulan sehuhungan dcngan rnasalahnya.
Sccara ringkas paparan di atas rncnggamharkan proscs pcnalaran induktif. Proses itu dilalcukan langkah dcmi Iangkah schingga sampai path kcsimpulan.
1. 3 Penalaran Deduktif
Dcduksi dimulai dcngan suatu preinis yaitu pernvu!uan dusur uniuk inenurik kesiinpulun. Kcsimpulannya mcrupakan implikasi pernyataan dasar itu. Artinya apa yang dikemukakan di dalarn kesimpulan secara tersirat telah ada di dalam pcrnyataan itu..
Jadi schcnarnya proses dcduksi tidak rncnghasilkan suatu pcngctahuan yang ham, melainkan pernvataan kesimpulan yang konsistcn dengan pcrnyataan dasamya. Schagai contoh. kesimpulan-kesimpulan hcrikut schcnarnya adalah implikasi pcrmintaan “Bujur sun gkur udulali segi elnpal yang swnu sisi “.
(1) Suatu segi empat yang sisi-sisi horisontalnya tidak sarna panjang dcngan sisi tegak lurusnya bukan bujur sangkar.
(2) Scmua hujur sangkar harus mcrupakan segi empat, tetapi tidak semua segi crnpat merupakan hujur sangkar.
(3) Jurnlah sudut dalam hujur sangkar ialah 360 derajat.
(4) Jika schuah hujur sangkar dihagi dua dcngan garis diagonal akan tcrjadi dua segi tiga sama kaki.
(5) Segi tiga yang tcrbcntuk itu merupakan segi tiga siku-siku.
(6) Setiap segi tiga itu rnempunyai dua sudut lancip yang besarnya 45 derajat.
(7) Jumlah sudut dalarn segi tiga itu I 80 derajat.
3

Sctiap pcmyataan yang tcrcanturn 1W rneru/)akan cara lain untuk inengu ngkapkan pernvalaan di atasnya secara konsistcn. Pcrnyataan (2) mcrupakan implikasi pcrnyataan (1), pcrnyataan (3) rncrupakan implikasi pcrnyataan (2), dan sctcrusnya. Di sinilah Ictak pcrhcdaannya dcngan pcnalaran induktif. Dalam penalaran induktif kesimpulan bukan merupakan implikasi data yang diarnati; artinya, kesimpulan mengenai fakta-fakta yang diamati tidak tersirat di dalam fakta itu scndiri.
Dalarn praktck, proses penulisan tidak dapat dipisahkan dan OSCS pemik iran/penalaran. Tul isan adalah perwujudan hasil pcmikiran/pcnalaran. Tul isan yang kacau rncnccrrninkan pernikiran yang kacau. Karcna 1W, latihan ket crarnpilan rncnulis pada hakikatnva adalah pcmhiasaan hcrpikir/bcrnalar secara tertib dalarn bahasa yang tertib pula.
2. Penalaran dalam karangan
Dan uraian di atas dapatlah disimpulkan hahwa suatu tulisan sehagai basil proses bernalar rnungkin merupakan basil proses deduksi, induksi, atau gabungari kcduanya. Dcngan dcrnikian suatu paparan dapat hcrsifat dcduktif, induktif, atau gahungan antara kcdua sifat tcrschut. Suatu tulisan yang hcrsifat dcduktif dihuka dengan suatu pcrnyataan/umum herupa kaidah, pcraturan, teori, atau pcrnyataan umurn Iainnya. Sclanjutnya, pcrnyataan itu akan dikcmhangkan dcngan pcrnyataan -pcrnyataan atau rincian-rincian yang hcrsifat khusus. Schal ilcnya, suatu tulisan yang hcrsifat induktif dimulai dengan rincian-rincian dan diakhiri dengan suatu kesimpulan urnum atau generalisasi. Gabungan antara keduanya dimulai dcngan pcmyataan umurn yang diikuti dengan rincian-rincian dan akhirnya ditutup dcngan pcngulangan pcrnyataan umum di atas.
Dalarn praktck proses dcduktif dan induktif itu diwujudkan dalam satuan-s atuan tulisan yang rncrupakan paragraf. Di dalam paragraf suatu pcrnyataan umum mcrnhcntuk kalirnat utarna yang rncngandung gagasan utarna yang dikernhangkan dalarn paragraf itu. Dcngan dernikian ada paragraf dcduktif den gan kalirnat utama pada awal paragraf, paragraf induktif dengan kalimat utama
4

pada akhir paragraf, dan ada pula paragraf dcngan kalirnat utama pada awal dan akhimya.
Proses dcduktif dan induktif 1W juga ditcrapkan dalam mcngcrnhangkan scluruh karangan. Paragraf-paragrat dcduktif dan induktif mungkin dipcrgunakan secara bcrgantian, bergantung kepada gaya yang dipilih penulis sesuai dengan efek dan tekanan yang ingin diherikannya. Karya ilmiah merupakan sintesis antara proses dcduktif dan induktif, Kcdua proses itu terlihat secara jelas.
Yang diuraikan di atas ialah arab alait alurpenalaran dan hagairnana perw ujudannya di dalam tulisan atan karangan. Pada hagian hcrikut akan dihahas wujud pcnalaran dihuhungkan dcngan urutan pcngcrnbangan dan isi karangan. Dalam hal mi, karcna paragraf pada hakikatnya mcrupakan suatu karangan mini maka contoh-contoh yang diberikan sebagian besar berupa paragraf.
2.1 Urutaji Logis
Suatu karangan hams merupakan suatu kcsatuan. mi berarti bahwa kar angan itu hams dikembangkan dalarn urutan yang sistematik, jelas, dan tegas. Dalam hal ml, urutan itu dapat disusun herdasarkan waktu. ruang, alur nalar, kcpcntingan, dan schagainya.
1) Urutan Waktu (kronologis)
Kita pcrhatikan paragraf hcrikut.
Dahulu sebelurn cara imunisasi ditemukan sciama puluhan ahad, puluhan ribu penduduk dunia mati akibat berbagai penyakit. Di Inggris saja sehelurn ditemukan vaksin cacar, kurang lehih dclapan puluh rihu orang mati karcna pcnyakit 1W. Pcncrnuan vaksin sejuk abad ke-IS sangat mcmpcrkccil angka kcmatian tcrschut. Puda tuhun 1796 Jcnncr dan Inggris mcncmukan vaksin cacar. Lalu, mcnyusullah pcncmuan vaksin rabies yang dikcnibangkan olch Pasteur pada tahun 1885. I iemodian menyusul puLa pengembangan vaksin tit us pada tahun 1941. Selanjutnva, pada tahun 1950 ditemukanlah vaksin-vaksin untuk mcncegah k,urang lchih tiga puluh macam penyakit yang menycrang
5

hinatang piaraan. Puda tuliun 1955 di hadapan khalayak rarnai yang herkumpul di Univcrsitas Michigan diumumkanlah hasil pcngcmh angan dan pcrcohaan vaksin polio. Mcskipun dcmikian, tak ada vaksin yang hcnar-hcnar tclah scmpurna, schingga para ilmuwan masib ditantang terus, balk untuk rnenyernpumakan vaksin-vaksin itu maupun untuk mengemhangkan cara-cara imunisasi.
Tulisan di atas dikcmhangkan secara kronologis, artinya hcrdasarkan urutan waktu. Pcrhatikan kata-kata yang diganshawahi yang mcnunjukkan huhungan Icronologis tcrschut. Urutan kronologis di dalarn tulisan secara cksplisit dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapan-ungkapan scpcrti: dcwasa mi, sekarang, bila, sebelum, sementara, sejak itu, selanjutnya, dalarn pada itu, mulam ula, pertama, kedua, akhimya, dan schagainya.
Pcngcmhangan tul isan dcngan urutan kronologi s hiasanya dipcrgunakan dalarn mcrnaparkan scjarah, proscs, asal-usul, dan riwayat hidup (hiografi).
2) Urutan Ruang (Spasial)
Urutan mi dipcrgunakan untuk menyatakan tempat atau huhungan dcngan ruang. Dalam pcrnakaiannva, urutan mi scring juga digahungkan dcngan ururan waktu.
Con toh:
Jika anda memasuki pckarangan bangunan kuno itu, selelali anda ,nela!ui pinlu gerbang kavu penuh ukiran indah anda akan herada pada julun berluniui bulu hituin yang memhelah suatu lapangan rumput yang dihiasi pctak hunga-hungaan dan pohon-pohonan pcncduh. I)i kin kunun jalun itu, agak kc tcngah terdapat lumbung padi, puncaknya hcrhcntuk scpcrti tanduk dan hcratapkan ijuk. Terus ke duluin anda akan sampai padu bungunun rwnali yang herdiri di atas tiang dan tcrlmndung olch pohonp ohon palcrn yang turnbuh subur. Sclanjutnya, anda hams menaiki Iunggu untuk rnasuk ke rumah itu. Mula-inula anda akan mernasuki ruangan
6

besur dengan dinding hcrukir. Ada hchcrapa tulisan kuno yang surarn pada dinding itu. Lantainya terhuat dan papan jati yang kelihatan hcrkilat.
Kita lihat dalam tulisan di atas urutan ruang dipcrgunakan hersarna sama dcngan urutan waktu.
Untuk menyatakan urutan ruang itu antara lain kita dapat rnenggunakan ungkapan-ungkapan:
di sana, di sini, di situ, di .... pada.
di hawah, di atas, di tcngah,
di utara, di selatan,
di dcpan. di hclakang,
di kin, di kanan,
bcrhadapan, bertolak belakang, berseberangan, dan seterusnya.
3) Ilrutan Alur Penalaran
Bcrdasarkan alur pcnalarannya, suatu paragraf dapat dikcrnhangkan dalam urutan umum-khusus dan khusus-umurn. Urutan mi telah dibicarakan pada bagian terdahulu. Urutan mi rncnghasilkan paragraf-dcduktif dan induktit.
Urutan umurn-khusus hanyak dipcrgunakan dalam karya ilrniah. Tulisan yang paragrat-paragrafnya dikcmhangkan dalam urutan mi sccara rnenycluruh lchih mudah dipaharni isinya. Dengan mcmhaca kalimat-kalimat pcrtama pada paragraf-paragraf itu, pcrnhaca dapat mcngctahui garis hcsar isi scluruh karangan.
4) Urutan ICepentingan
Suatu karangan dapat dikcrnhangkan dengan urutan hcrdasarkan kep cntingan gagasan yang dikcrnukakan. Dalam hal mi arah pcrnhicaraan ialah dan yang paling pcnting sampai kepada yang paling tidak pcnting atau schaliknya.
Contoh:
Ada hchcrapa hal yang harus dipcrhatikan dalarn rncnyusun hipot esis. Yang paling penting ialah penyusunan kcrangka pikir hcrdasarkan atas suatu teori yang dipergunakan sebagai landasan deduksi. Kerangka pikir inilah yang akan mcncntukan apa hipotesis yang diajukan mcngcnai
7

huhungan variahel yang dirnasalahkan. Hal hcrikutnya yang tidak hoich dircmchkan ialah aspek hahasanya: suatu hipotcsis harus dinyatakan dalarn kalimat pcrnyaaan yang rncrupakan proposisi. Tak kurang pcntingnya ialah pcrsyaratan hahwa hipotesis hams dinyatakan scjclasr nungkin dan didukung oleh kalirnat yang sesederhana rnungkin.
3. Isi Karangan
Karangan mungkin mcnyajikan fakta (hcrupa hcnda, kcjadian, gcjala, sifat atau ciri scsuatu, dan sehagainya), pcndapatlsikap dan tanggapan, imajinasi, rarnalan, dan schagainya. Karya ilrniah membahas fakta mcskipun untuk pcmh ahasan itu dipcrlukan Leon atau pcndapat. Dalam hagian mi akan dihahas hal-hal yang berhubungan dcngan fakta, yaitu generalisasi dan spesifikasi, kiasifikasi, perbandingan dan pertentangan, huhungan scbab akihat, analogi, dan rarnalan. Pcrnhahasan tcntang dcfinisi dan hipotcsis sccara khusus akan dihahas kcmudian.
1) Generalisasi dan Spesifikasi
Pada hagian tcrdahulu -sccara sepintas tclah disinggung pcnarikan kcsirnpulan sccara induktif. Dan scjurnlah fakta atau gcjala khusus yang diamati ditarik kesimpulan urnum tcntang schagian atau scluruh gejala yang diamati itu. Proscs pcnarikan kesimpulan yang dilakukan dcngan cara itu dischutgcncrali.arsi. K.csimpulan yang dihasilkan dischut gcncralisasijuga, Jadi gcncralisasi adalah pcrnyataan yang bcrlaku urnum untuk sernua atau sebagian besar gejala yang diamati. Karena itu suatu gcncralisasi mencakup ciri-ciri escnsial atau yang mcnonjol, hukan rincian. Di dalam pcngcmhangan karangan, gcncralisasi pcrlu ditunjang atau dihuktikan dcngan fak ta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan schagainya yang mcrupakan spcsifikasi atau ciri khusus schagai pcnjclasan lchih lanjut..
8

Coiitoh:
Dan basil penclitian Dr. Judith Rodin disimpulkan hahwa gula yang lerduflul di dalain buab-buaban yang disebut frukiosa daflal inenghilangkun rasa lapar, sedan gkaa glukosu yang biu.sauva terdapal daluin kue-kue dun perinen inenuinbah rusa lapur. Misalnya, ketika tapi hanya schentar saja karena energinya segera hilang. Hal mi disehabkan olch pankrcas yang secara cepat mcngcluarkan insulin ke dalam aliran darah untuk.mcngatasi naiknya kadar gula yang cepat tadi. Segera sctclah itu kadar gula darah anda akan mcnurun ke bawah normal. rMaka ccpatlah cncrgi tadi hilang dan anda akan mcrasa lchih lapar daripada schclurn sarapan.
(Dikutip dan Bola dcngan bcbcrapa perubahan).
Pada contoh tadi hagian yang dicctak miring rncrupakan gcncralisasi yang dikcmbangkan Judith Rodin bcrdasarkan basil pcnelitiannya. Gcneralisasi itu selanjutnya dijelaskan dengan contoh yang dikemukakan dalam kalimat-kalimat hcrikutnva.
Pcrnyataan yang mcrupakan gcncralisasi hiasanya mcnggunakan ungkapanu ngkapan:
hiasanya. pada umumnva, schagian hcsar, scrnua, sctiap, tidak pcrnah, sclalu, secara kcscluruhan, pada gal ihnya, dan schagainya.
Sclanjutnya dalam kalimat yang mcrupakan penunjang gcncralisasi biasan ya digunakan ungkapan-ungkapan:
rnisalnya, sehagai contoh. sehagai ilustrasi, untuk mcnjclaskan hal itu, pcrlu dijclaskan, schagai hukti, huktinva, mcnurut data statistik, dan schagainya.
Pcrlu diingat sclalu hahwa hukti-hukti atau rincian pcnunjang hams rclcvan dcngan gcncralisasi yang dikcrnukakan. Suatu paragraf yang rncnc antumkan penunjang yang tidak relevan dipandang tidak logis.
Generalisasi mungkin mengemukakan fakta (disebut generalisasi faktual) atau pcndapat (opini). Generalisasi faktual lchih mudah diyakini olch pembaca
9

daripada gcncralisasi yang herupa pcndapat atau pcnilaian (value judgcrncn). Fakta mudah dihuktikan, mudah diuji kchcnarannya, scdangkan pcndapat atau penilaian sulit dihuktikan dan diuji. Pcrhatikan per- yataan-pernyataan hcrilcut:
(1) a. Masalah kcpcndudukan merupakan masalah pokok yang dihadapi dunia.
b. Baginya masalah itu terlalu remeh.
(2) a. Guru adalah tenaga kependidikan.
h. Sudah sclayaknva kalau guru lchih hanvak disoroti masyarakat.
Dengan scgcra dapat kita kctahui hahwa pcrnyataan-pcrnyataan a mcngcm ukakan fakta, sedangkan b rncngcmukakan pcnilaian/pcndapat.
Sclanjutnya, general i sasi dapat mcngcnai hcrhagai pokok pcrnbicaraan, seperti sejarah, hiografi, profesi, sastralseni, teknologi, hangsa, negara, dan sebagainya. Dalam paragraf gencralisasi itu dapat dilctakkan pad.a bagian awal atau akhir.
4. Fakta Sebagai Unsur Dasar Penalaran IImiah
Sesuai dengan penjelasan di atas penalaran mernerlukan fakta sebagai, unsur dasarnya. Karena itu, agar dapat menalar dcngan tepat. pcrlu kita miliki pengetahuan tentang fakta yang hcrhuhungan.
Jumlah fakta tak tcrhatas; sifatnya pun hcrancka ragam. Banyak di antara fakta-fakta itu yang saling hcrkaitan, haik sccara fungsional maupun dalam huhungan sehab akihat. Huhungan itu kadang-kadang sangat erat atau dalam suatu rangkaian yang rumit schingga sulit mengcnalinya.
Untuk mernahami hubungan antara fakta-fakta yang sangat banyak itu, tcrlehih dahulu kita perlu mcngenali fakta-fakta itu secara sendiri-sendiri. mi herarti hahwa kita harus mcngctahui ciri-cirinya dcngan haik. Dengan mcngcnali ciri-ciri scjurnlah fakta kita dapat melihat pcrhcdaan-pcrhcdaan scrta pcrsamaanp ersarnaan yang tcrdapat di antara fakta-fakta itu. Dengan demikian, mungkin juga dapat dikenali huhungan yang terdapat di antaranya. Pengcnalan huhungan itu kerap kali sangat sulit, schingga kadang-kadang hams dilakukan melalui penelitian.
I0

Tanpa mcngingat ciri-cirinya kita dapat mcnggolong-golongkan scjumlah fakta ke dalam hagian-hagian dcngan jumlah anggota yang sama hanyaknya, Proses scpcrti itu dischut pcmhagian. Scjcnis pcrnhagian yang Ichih tinggi tarafnya ialah kiasifikasi yang dihahas dalarn hagian hcrikut.
1) Klasifikasi
Mcrnhuat kiasifikasi mcngcnai scjurnlah fakta, hcrarti ineinasukkan aiuu inene,npalkwz fakia-Jakia ke duluin sualu hubungun logis berdusurkan suulu sislein. Dcngan kiasifikasi. fakta ditcrnpatkan di dalam suatu sistcm kclas, schingga dapat dikenali huhungannya sccara horizontal dan vcrtikal kc samping scrta ke atas dan kc hawah.
Perhatikan bagan berilcut:
Gambar 1
Dan hagan di atas, dapat dilihat huhungan yang tcrdapat di dalam dan di antara sctiap kelompok. Kalau kita pcrhatikan hangsa Indonesia rnisalnya, kita dapat mclihat huhungannya kc samping dengan hangsa Filipina dan Jcpang yang sarna-sama merupakan hangsa Asia yang hidup di Asia Kcpulauan; kc hawah, kita lihat hangsa Indonesia dikiasifikasikan Ichih lanjut ke dalam suku-suku hangsa Acch, Tapanuli, dan sctcrusnya.
Bangsa-bangsa ASIA
Bangsa-bangsa di Bangsa-bangsa di
Asia Daratan Asia Kcputauan
B. India B. Cina B. Birma dst B. Indonesia B. Filifina B. Jepang
Suku Aceh Suku Minang Suku Sunda
Sukuiawa dst
II

Prophyry, scorang filsuf yang hidup pada ahad kctiga mcmhuat diagram huhungan untuk kiasitikasi rcntang manilsia. Diagram tcrschut dikcnal schagai pohon Propllvrv.*
‘Pohon Prophyry”
Substansi
Bcrhadan Tak Bcrbadan
Badan (Body)
BcrnyawaTak Bernyawa
Organisme
Sensitif Tak Scnsitif
Hcwan
Rasional Tak Rasional
Manusia
Socrates Plato Aristoteles dst
Gamhar 2
Suatu kiasifikasi akan bcrhcnti, tidak dapat ditcruskan lagi, jika sudah sampai kcpada individu yang tidak dapat mcrupakan spcsics atau jcnis individu tidak dapat dikiasifikasikan Iebih lanjut meskipun dapat dimasukkan ke dalam suatu spesies. Kita dapat mengatakan rnisalnya, “Dani adalah manusia’, tetapi tiduk “Manusia adalah Dani”, karcna Dani adalah individu dan hcrsifat unik.
Suatu kelas (kclornpok) dalam sistcm kiasifikasi hukanlah sckedar mcrupakan jurnlah individu anggota kclas tersehut. Suatu kelas terbentuk hcrdasarkan ciri-ciri tcrtcntu yang mcrupakan kritcrianya. Kita dapat mcncntukan kclas sesuatu hila kita mcngctahui kritcria tcrschut. Misalnya ciri-ciri apa yang hams ada pada kelompok hewan agar dapat dimasukkan ke dalam kelompok/kelas mamalia? Adanya tulang belakang9 Jadi, apakah hurung dan reptilia juga marnalia? Hcwan hanya dapat disehut mamaliajika rncmiliki ciri-ciri khusus yang sesuai dcngan ciri-ciri mamalia: berduruh punas. bernapus den gun Iluru-paru, dun ineluhirkan (mcmpunyai plasenlu). Sama halnya dcngan manusia. Suatu
Daniel Y. Sullivan. Funda,ne,nali.c of Logic (New York : McGraw4lill Rook Company. Inc. 1983) p.54.
12

makhluk baru dapat dimasukkan kc dalam kclas manusia hila rncrniliki ciri-ciri kcmanusiaan, yaitu hcrakal hudi.
Suatu kclas ditandai olch ciri-ciri tcrtcntu yang dimiliki olch sctiap anggota kclas tanpa kccuali. Dcngan kata lain, sctiap anggota kclas hams memiliki semua ciri tersebut, sehingga dapat dibedakan dan anggota kelas lainnya.
Pcrlu anda ingat hahwa kiasifikasi atau pcngelornpokan/pcnggolongar hcrhcda dcngan pcrnhagian. Pcrnhagian lchih hcrsifat kuantitatif, tanpa suatu kritcria atau ciri pcncntu. Misalnya, scratus orang rnahasiswa dihagi rncnjadi lima kelompok yang tcrdiri dan dua puluh orang. mi merupakan pcrnhagian. Tctapi jika pcmhagian itu didasarkan atas tinggi hadan atau fakultasnya, maka pembagian itu merupakan kiasifikasi, yaitu berdasarkan tinggi badan atau fakultas,
Dcngan dcmikian, kclas yang terhentuk akihat klasifikasi rnungkin tidak sarna hcsamya. Ada kclas yang hcsar dan di dalarnnya tcrdapat sckclornpok anggota yang memiliki ciri khusus tertentu, dan kelompok lain yang mernpunyai ciri khusus yang lain, Kclas tersebut dapat dipccahkan kc dalam kclas bawahan hcrdasarkan ciri tadi.
2) Jenis Klasifikasi
Klasitikasi dapat merupakan kiasifikasi scdcrhana atau kiasifikasi komplcks.
Di dalam klasifikasi sederhana suatu kelas hanya rnempunyai dua kelas hawahan yang hcrciri positif dan negatif. Klasifikasi sepcrti itu dischut juga klasifi kasi di kotomis (dichotomous classification. dicholoinv). Pohon Prophyry mcrupakan contoh dikotorni scpcrti itu.
Di dalam kiasifikasi kompleks, suatu kclas mcncakup lchih dan dua kelas hawahan. Dalam klasifikasi mi tidak holch ada ciri ncgatif; artinya, suatu kclas tidak dikelompokkan herdasarkan ada tidaknya suatu ciri, melainkan bcrdasarkan suatu ciri positif. Misalnya, kelas marnalia dibagi berdasarkan jenis rnakanannya rncnghasilkan kclas hawahan karnivora, herhivora, dan omnivora.
13

3). Persyaratan Kiasifikasi
Kiasifikasi hams dilalcukan dcngan memperhatikan hchcrapa pcrsyaratan:
(1) Prinsipnva hunts jelas. Prinsip mi mcrupakan dasar atau patokan untuk mcmbua klasifikasi, hcrupa ciri yang mcnonjol yang dapat mcncakup scmua fakta atau bcndalgcjala yang dikiasifikasikan. Dengan demikian tidak terjadi tumpang tindih. Perhatikan contoh herikut:
Pcndidikan : pendidikan formal
pcndidikan jasmani
pendidikan pada zaman jepang
Bandingkan dengan
Pendidikan : pcndidikan informal
pendidikan formal
pendidikan nonformal
Pada kiasifikasi pcrtama tcrdapat tumpang tindih. Pcndidikan pada zaman Jcpang mungkin merupakan pcndidikan formal dan pendidikan jasmani juga. Kalau kita mencoba menguraikan lcembali ke dalam contoh-contoh pcndidikan herdasarkan klasifikasi tcrschut kita akan nr_masukkan jenis jcnis pcndidikan rang sama pada kctiga golongan itu.
(2) Kiasifikasi hams logic dun ujek (konsisten). Artinya, prinsip-prinsip itu hams ditcrapkan sccara mcnycluruh kcpada kelas hawahannya. Misalnya, jika scorang pustakawan mcngclompokkan huku-huku di pcrpustakaan hcrdasarkan hidang ilmu yang dibahas, maka buku yang bcrisi pcmhahasan tentang perbankan akan dikelornpokkan ke bagian ilmu-ilmu sosial.
(3) Klasifikasi hams hersifat lengkap, inenvelurub. Artinya, dasar pengelompokan yang dipcrgunakan harus dikcnakan kcpada scmua anggota kclompok tanpa kccuali. Misalnya, jika suatu kelas tcrdiri dan 2000 mahasiswa dan akan diklasifikasikan hcrdasarkan umurnya. maka dasar tcrschut hams dikcnakan kcpada kcdua rihu mahasiswa tadi. Tidak holch tcrjadi 1500 mahasiswa dikiasifikasikan hcrdasarkan umumya, mengcnai seinuu uluti. sebugian dun gejalu serupa. Proses mi sering kali kita lakukan di dalam kehidupan scharih an.
14

Sccara ak sadar scring kita rncmhuat gcncralisasi tcntang sifat golongan tcrtcntu hcrdasarkan sam atau hchcrapa orang anggota yang kita kcnal. ‘Orang Jcpang pcramah”, “Orang jawa tidak suka hcrtcrus tcrang”. dan schagainya, adalah contoh-contoh gcncralisasi yang scring kita dcngar.
Sahkah kesimpulan seperti di atas ? Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus mcngetesnya:
(1) Cukup rncrnadaikah gcjala-gcjala khusus yang diarnati schagai dasar pcnarikan kcsimpulan ? Kckurangan jurnlah gcjala yang pcrlu diamati akan rncnirnhulkan kckcliruan generulisasi rerlainpau luas. Pcrnvataan sepcrti “Orang Jcpang pcramah” dan “Orang Jawa tidak suka hcrtcrus tcrang” yang didasarkan atas satu atau hchcrapa orang lepang dan orang Jawa yang kcbetulan dikcnal, adalah contoh gencralisasi terlalu luas.
(2) Apakah gejala yang diamati cukup ,neivakili kesciuruhan atau hagian yang dikenai generalisasi ‘? Dcngan kata lain, apakah sarnpcl yang di arnati hctulh ctul rncwakili populasinya?
(3) Tidak adakah kekecualian dalarn kesimpulan urnurn yang ditarik ? Jika kckccualian tcrlalu hanyak, maka tak mungkin diambil gcncralisasi. Jika saW atau hehcrapa saja, kita masih dapat rncmhuat gcncralisasi. Dalam hal mi hindarilah kata-kata “setiap’ atau “scmua”. Pcrgunakan ungkapan “cenderung “, ‘pada uinuinnva “, “raW-rata “. “puda inavoritus yang diu,nuii”, atau yang scmacam itu.
Bcrikut mi tcrtcra contohnya.
1. Kutipan
Dalam mcmilih jurusan IPA siswa kclas saW (1) SMA Ncgcri Cikampck dipcngaruhi olch faktor sosial, ckonomi, hudaya, tingkat pcndidikan kcluarga.
Siswa yang pcmah kc kota hcsar (kota kahupaten dan ihu kota RI) dan banyak hcrgaul dengan orang kota mudah menycrap situasi haru tanpa “dianalisa”. mi rnenunjukkan kekurangan pengertian lanjut dan siswa yang dapat dihubungkan dcngan tempat tinggal siSwa di dacrah yang
15

hcrhudaya dcsa. mi terlihat kctika siswa rncmilih jurusan IPA yang dianggap super. Dan karena situasi Iingkungan dengan tingkat pcndidikan yang rata-rata di bawah SMA, siswa tidak mcngctahui tindak lanjut sctclah nicmilih jurusan IPA.
Siswa yang berlatar belakang budaya desa dan berlatar belakang hudaya kota herheda dalam motivasi dan persiapan memilih jurusan IPA. Masyarakat hcrhudaya desa rncncrirna mcntah-rncntah pcngaruh kota yang dianggap balk dalam rangka pcruhahan kcbudayaan kota, tanpa seleksi. mi dihuktikan dcngan anak yang ingin duduk di jurusan IPA atas pcngaruh orang kota yang ternyata tidak diikuti dcngan prestasi hclajar yang haik, schingga anak tidak tcrjuruskan ke jurusan IPA, yang artinya dijuruskan ke jurusan HIS dan Bahasa.
Dikutip dcngan peruhahan dan Analisa Pendidikan,
1982/ 1983
Kutipan di atas merupakan hasil generalisasi berdasarkan suatu penelitiari tcrhadap sekeloinpok siswa kelas I SMA Ncgcri Cikampck. Gencralisasi 1W dikcnakan kcpada siswa kelas I SMA Ncgcri Cikampck hcrdasarkan atas pengamatan terhadap sejurnlah sampel.
2) A n a I o g I
Kita dapat mcrnhandingkan scsuatu dcngan Iainnya hcrdasarkan atas persainaun yang tcrdapat di antara keduanva. Kita mungkin rnenyebut suatu bau yang scdap schagai “hau hunga melati atau hau 4711”. Pcrbandingan scperti itu dimaksudkan schagai cara untuk rncnjclaskan sesuatu yang haru hcrdasarkan persarnaannya dengan scsuatu yang tclah dikenal. Hasilnva tidak rncrnhcrikan kesimpulan atau pengetahuan yang haru. Pcrhandingan dcmikian dischut analogi pcnjclas (dekiarauif).
Analogi yang dirnaksudkan di sini hukan analogi pcnjclas scpcrti di atas, melainkan analogi induktif. Artinva, suatu proses penala ran untuk inenarik kesi,npulan/referensi tdntang kebena ran suatu gejala khusus berdasarkan
16

kebenu run suu!u gejala kliusus lain yang rncrniliki sifal-sifal esensial penhing ang bersainuaiz. Dcngan demikian, untuk mcngcmukakan suatu analogi induktif, yang pcrlu diperhatikan ialah apakah pcrsarnaan yang dipakai schagal dasar kcsimpulan hcnar-hcnar mcrupakan ciri-ciri cscnsial pcnting yang berhubwzgan era! dcngan kesimpulan yang dikemukakan. Sebagai contoh, misainva kesimpulan heherapa ilmuwan yang mengatakan hahwa anak kera dapat diberi makan seperti anak manusia hcrdasarkan pcrsamaan yang tcrdapat dl antara sistcrn pcnccrnaan anak kcra dan anak manusia. Kcsimpulan itu mcrupakan analogi induktif yang sah, karcna yang dipakai sebagai dasar kesimpulan (sistem pcnccrnaan) mcrupakan ciri cscnsial yang hcrhuhungan crat dengan kcsimpulan (cara rncmhcri makan).
Contoh:
Bagaikan hadal nicngamuk, rncmorakporandakan scgala scsuatu yang ditemui. Rumah-rurnah bcrantakan, pohon-pohon hertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnva dataran yang luas dan sunyi dengan puing-puing gcdung dan pohon-pohon yang turnhang. Dcrnikianlah penderibaan tclah rncmhuatnva hancur Iuluh tanpa ampun. Rasanya tak ada lagi yang tersisa, kecuali hagan yang hampa rasa, tanpa citra, cipta, dan karya.
Tulisan di atas rncrupakan contoh analogi dcklaratif. Dalarn tulisan mi hebatnya pendcritaan digambarkan sebagai badai yang rnenghancur ratakan suatu dacrah. Maksudnya tcntu saja agar pembaca dapat Iehih mcnghayati hagaimana hcratnya pcndcritaan yang dialami.
3) Hubungan Sebab Akibat
Mcnurut prinsip urnum huhungan schab akihat, semua pcristiwa hams ada pcnycbabnya. Dalarn hal mi orang kerap kali sampai pada kesimpulan yang salah karena proses penarikan kesimpulan tidak sah. Contohnya, orang rnenghubungkan suatu wahah dcngan kutukan dcwa atau tempat tertentu yang dianggap keraniat.
17

Hubungan schab akihat antara pcristiwa-pcristiwa mungkin rncngikuti pola dan schab ke akihat, akihat ke sehab, atau akihat ke akihat.
(I) Penalaran dan sebub ke akibul dimulai dcngan pcngamatan tcrhadap suatu schab yang dikctahui. Bcrdasarkan pcngamatan itu ditarik kcsimpulan mcngenai akibat yang mungkin ditimbulkan.
(2) Penalaran dan ukibat ke sebub dirnulai dan suatu akihat yang diketahui. Bcrdasarkan akihat terschut dipikirkan apa yang mungkin mcnjadi pcnychahnya.
Pcnalaran dan akihat ke schab dipcrgunakan dalam pcnclitian expose facto, misalnya untuk mcncntukan penychab kernatian/kccclakaan, dan lainl ain. Ccrita-ccrita dctcktif dan OSCS pcradilan rncrupakan contoh lain yang jelas untuk penalaran dan akibat ke sebab.
Kutipan herikut menggambarkan huhungan schab akihat dan dimulai dcngan mcngemukakan suatu peristiwa yang mcrupakan akihat hcrhagai hal.
MUSIBAH CHALLENGER
Mcledaknya pcsawat Challenger Sclasa malam kcmarin hcnat-hcsar sangat mcngcjutkan. Seperti jutaan orang lain dan scluruh dunia, kita pun patut mcnyatakan ikut hcrhclasungkawa atas tcwasnya tujuh astronot AS tersebut. Tcrlchih lagi karena Indonesia mcmpunyai kaitan dcngan program itu, dengan pcnjadwalan seorang wanita Indonesia, Pratiwi Sudarmono sehagai salah seorang astronot yang akan ikut pcnerbangan Columbia tahun mi.
Challenger barn meluncur 75 detik, ketika pesawat angkasa AS tersebut meledak dan meluncur herkeping-keping hagai,hola api di angkasa, dan hanya ditcmukan serpihan-serpihan reruntuhannya saja, lchih dan 100 km di Icpas pantai timur AS. Pcristiwa mi mcnjadi sangat dramatis, karcna scluruh kejadian, dan awal sampai akhir, disaksikan oleh wakil Presiden AS, George Bush, dan lehih dan 600 guru dan 4000 murid sekolah, jutaan penonton TV yang mcngikuti peluncuran itu melalui pesawat mereka.
Tidak akan segera diketahui apa yang menjadi pelatuk musibah itu. Tetapi dengan mudah hisa dimcngerti, hahwa lcdakan sekian ton oksigcn dan hidrogcn
18

cair yang mcnjadi hahan hakar utarna pesawat itu akan rncmhuat apa pun yang ada di dalam Challcngcr mcnjadi hcrkcping-kcping tak herhekas.
Mcmang, peluncuran Challenger tcrakhir mi tidak mulus. Sampai empat kali pcluncuran hat-us ditunda, Akan tetapi, itu saja schcnarnya hclum cukup untuk membuat orang berkecil hati, Sebab, salah satu penerbangan Columbia juga harus dijadwalkan kembali sampai tujuh kali. Yang membuat orang harus tcrgugah ialah, schcnarnya peluncuran seperti itu adalah hampir mcnjadi rutin, Pcluncuran Selasa malam kemarin adalah peluncuran pcsawat ulang-alik yang ke2 5, dan pcluncuran pesawat angkasa hcrrnanusia yang ke-56. Begitu hcsar orang mcngandalkan hal yang sudah rutin itu, sehingga pcluncuran-peluncuran pesawat jcnis mi yang semula (tahun 1981) hanya dilakukan dua sampai tiga kali setahun, tahun mi dircncanakan 15 kali.
Mungkin salah satu pelajaran yang hisa ditarik dan musihah mi ialah, pada saat-saat tcrtcntu kita mcmang hams tcrgugah dan yang scrha rutin, dan kembali mcnggugat apakah yang kita lakukan sclarna mi memang tidak hisa dipcrhaiki lagi. Sebab, salah saW yang terlewat dan pengamatan rutin ternvata menjadi fatal.
Dalam pcrsoalan seperti mi, scpcrti juga dalarn segala persoalan tcknologi tinggi yang scrba rumit, apalagi penuh risiko, kerutinan schcnarnya hat-us selalu dihindarkan. Tctapi gcjala itu pun tcrjadi.
Mcnggugat dan ingin tahu, scialu mcnjadi pendorong utama hagi manusia untuk sclangkah lagi maju ke depan. Tctapi sesampainya di sana, manusia scring juga mcnj adi terlalu ambi sius, dan kadang-kadang tcrlalu menyomhongkan kehebatannya.
Pcristiwa seperti melcdaknya Challenger itu hams menggugah kemhali kesadaran kita, hahwa betapa pun hchatnya manusia, hctapa hesar pun daya hitung, kcccrmatan, dan jangkauan akalnya, tcrnyata masih ada saja scsuatu yang lcpas dan pengamatannya. Apa pun nanti yang akan ditcmukan oleh tim ahli yang hertugas meneliti musibah itu, yang akan kcdapatan pastilah salah satu hentuk ketidaksempumaan.
Musibah Challenger menelanjangi ketidaksempurnaan manusia dihadapan Sang Maha Sempuma. Pada saat seperti itu, manusia hams sadar, hetapa luar
19

hiasa pun prcstasi yang sudah dicapainya, tctapi ternyata rnasih hanyak pula hal yang tcrlcpas dan pcngamatannva.
Mcskipun dcrnikian, tidak bisa juga dikatakan hahwa usaha manusia untuk rncnggapai angkasa dan mcraha-raha apa yang hclurn dikctahui itu adalah menentang Yang Maha Kuasa. Selarna mi selalu tcrbukti betapa sangat kuat berlaku dalarn kodrat manusia hasrat untuk melakukan sesuatu demi kcinginannya; kalau pcrlu dengan pengorhanan jiwanva.
Kadang-kadang mcmang sulit hagi kchanyakan kita untuk mcmahami mengapa manusia hams rncmpcrtaruhkan jiwanya untuk mcndaki gunung hcrhahaya. mcnclusuri sungai ganas, mcngarungi lautan pcnuh mistcri, dan hcrtualang di angkasa yang scrba tanda tanya, Apab
ila berhasil masih perlu segera dipertanyalcan, lalu apa gunanya itu scmua.
Meskipun dcmikian, sudah sangat banyak orang yang mengorhankan hidupnya untuk hal-hal scpcrti itu, dan masih akan lchih banyaklagi orang yang secara sukarcla hcrscdia melakukan hal-hal scrupa dcngan risiko bagi jiwanya, seperti astronot Challenger. Dengan keberanian-keberanian yang terkadang sulit dirncngcrti scpcrti itulah manusia hcringsut-ingsut rncninggalkan rnakhlukm akhluk lain, dan mcngangkat dcrajatnya.
Dcngan pandangan seperti itu, musihah Challcngcr tidak hoich mcn gccilkan dorongan manusia untuk selalu ingin mcnjclajahi alarn lain yang hclurn dikctahuinya, walaupun saat-saat scpcrti sckarang mi juga hams digunakan untuk mcncliti dan mengatur kcmbali ambisi-ambisinya.
(3) Pcnalaran dun ukibui ke akibut, hcrpangkal dan suatu akihat dan herdasankan akihat tcrschut langsung dipikirkan akihat lain tanpa mcmikirkan schab umum yang mcnimhulkan kcdua akihat itu.
Dalam kchidupan schari-hani scring tcrjadi rangkaian schab akihat yang hcrkcpanjangan. Schagai contoh misalnya, scorang siswa SMA mcnjadi frustrasi kancna gagal dalam ujian selcksi. Kegagalan mi dischahkan oleh karena talc sempat menyiapkan din untuk ujian tersebut. Hal mi terjadi karena ia terpaksa dirawat di rurnah sakit selama dua hulan akihat kccclakaan lalu lintas. Mobil yang
20

dikcmudikannya mcnahrak tiang listrik karena ia tcrtidur ketika mcngcndarainya.
Dan contoh itu kita lihat hahwa pcnychah pcrtarna kcgagalan siswa itu ialah “kantuk”. Pcnychah itu dilkuti olch scrangkaian akihat yang masing-masing merupakan penyebab peristiwa lain.
Selanjutnya, dalarn penalaran akihat ke akihat hams diyakini hahwa ada penvebab urnuin yang rncnirnhulkan akihat-akihat itu. Dalarn hal mi pcrhatikan apakah pcnychah itu hctul-hctul mcrupakan pcnychah satu-satunya yang mcnimhulkan kedua akihat terschut. Apakah tidak ada pcnyehah lain yang mungkmn juga mcnirnhul salah satu atau kcdua akihat tcrschut’?
Dan uraian di atas, mungkin dipcrolch kesan hahwa huhungan schah-akihat merupakan suatu hal yang rnudah dan jelas. Tetapi di dalarn kenyataan tidak begitu sederhana. Kcrap kali terdapat pcristiwa-peristiwa schab akihat yang rumit. Karcna itu, scpcrti tclah pcmah dikcmukakan kita hams hcrhati-hati dalam rncncntukannya. Dengan mempelajari proscs berpikir yang sah, kita akan dapat menilai, apakah putusan kita tentang suatu sebab-akibat betul-betul merupakan lxisilproscs pcnalaran yang logis dan tidak dipcngaruhi olch sikap pribadi.
kepcrcayaan/takhavul, pandangan politik, atau prasangka. Dalarn hal mi, ilmu statistika kadang-kadang dapat mcrnhantu kita.
Tulisan yang mcmaparkan pcnalaran dan schah kc akihat dihuka dcngan pcnalaran pcnyehahnva dahulu. Schaliknya tulisan yang mcmaparkan pcnalaran dan akihat ke schab dirnulai dcngan akihatnya.
Penalaran Deduktif
Pcnalaran dcduktif didasarkan alas prulsip, bukuin, leon ala U Inhlusan lain yang berlaku urnu,fl uiziuk sualu ha! ala upun gejala. Bcrdasarkan atas prinsip umum tcrschut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang mcrupakan bagman dan hal atau gcjala di atas. Dengan kata lain, pcnalaran dcduktif bcrgcrak dan sesuatu yang umum kcpada yang khusus.
21

(I) (II)
/
(III) (IV)
Diagram di atas ialah diagram Euler.
Gambar I, menunjukkan bahwa S identik dengan P
S = P; Scmua manusia adalah rnakhluk rasional.
Gambar 11, S tidak hcrhuhungan dengan P.
Tidak ada S yang P; Tidak ada cacing yang hcrnapas dcngan pamp am.
Gambar Ill, S adalah sebagian dat-i P.
Scmua S adalah P; Scmua kcrhau adalah hinatang.
Gambar IV, Sebagian S adalah P. Beberapa S = P; Beberapa manusia jenius.
Jika kita mcngctahui sifat umurn 5, scdangkan P adalah hagian dan S, maka kita mcnarik kesimpulan tenting P. Kalau kita tahu hahwa semua mahasiswa harus mcmhayar SPP dan Ohct adalah mahasiswa. maka Ohct pun hams mcmhayar SPP.
Pada contoh di atas pengetahuan tentang kcwajiban mahasiswa mcrupakan dasar untuk menarik kcsimpulan tentang kcwajihan seorang mahasiswa. Dasar pcnarikan kesimpulan itu di dalam pcnalaran disehut prelnis. Di dalam pcnalaran dcduktif, hcrdasarkan atas premis itu ditarik kesimpulan yang sifatnya lehih khusus. Dcngan dcmikian, sehenamya, pcnarikan kcsimpulan sccara dcduktif 1W secara tcrsirat sudah tercanturn di dalarn premisnya. Sifat itu mcmbedakan penalaran deduktif dan penalaran induktif, yang kesirnpulannya tidak tercantum di dalam prcmisnya. Dan sifat di atas, dapat dipahami di dalam penalaran dcduktif

suatu kcsimpulan akan hcnar atau sah jika prcrnisnya hcnar dan cara pcnarikan kesimpulan sah. Di dalam penalaran induktif, kita tidak dapat mcncntukan kcbcnaran atau kesahan kcsimpulan dengan cara dcmikian.
Mcnurut bcntuknya, pcnalaran dcduktif mungkin rncrupakan silo gisine dan enliinein.
Silogisme
Silo gisine mcrupakan suatu cara pcnalaran yang formal. Pcnalaran dalam bentuk mi jarang ditcmukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita Ichih scring rncngikuti polanya saja, rncskipun kadang-kadang sccara tidak sadar. Misalnya ucapan “la dihukum karcna mclanggar pcraturan “X”, scbcnarnya dapat kita kembalikan ke dalam bentuk formal berikut:
a. Barang siapa melanggar peraturan “X” hams dihukum.
h. Ia mclanggar pcraturan “X”
c. Ia hams dihukurn.
Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (preinis mav or) dan Icalimat kcdua (prernis minor) mcrupakan pcrnyataan dasar untuk mcnarik kesimnpulan (kal imat kctiga).
Pada contoh, kita lihat hahwa ungkapan “melanggar ...“ path premis (mayor) diulangi dalam (prcmis minor). Dcmikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kcsimpulan. Hal itu tcrjadi pada hcntuk silogismc yang standar.
Akan tctapi, kcrap kali tcrjadi hahwa silogismc itu tidak mcngikuti hentuk standar seperti itu. Misalnya:
Scmua yang dihukum itu karena melanggar peraturan
Kita scialu mcmatuhi pcraturan
Kita tidak perlu ccmas hahwa kita akan dihukurn.
Pcrnyataan itu dapat dikcmhalikan rncnjadi:
a. Scrnua yang rnclanggar peraturan harus dihukum
b. Kita tithk pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan
c. Kita tidak dihukurn.
23

Sccara singkat silogismc dapat dituliskan
JikaA=B dan B=C maka A=C
1) Premis dan Term
Untuk memahami silogisme perlu kita ketahui dahulu beberapa istilah yang digunakan. Proposisi ialah kalirnat logika yang merupakan pernyataan tentang huh ungan antara dua atau bchcrapa hal yang dapat dinilai hcnar atau salah.
Preinis ialah pcmyataan yang digunakan schagai dasar pcnarikan kesimpulan.
merupakan kesimpulan yang ditarik herdasarkan prernis mayor dan premis minor. Suhjclc pada kesimpulan itu merupakan 1ern minor. Term mcncngah mcnghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak hoich tcrdapat pada kesimpulan. Perlu dikctahui, term ialah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P).
Contoh:
(1) Scmua ccndckiawan adalah manusia pcmikir
(2) Semua ahli filsafat adalah cendekiawan
(3) Scmua ahli filsafat adalah manusia pcmikir.
Bcntuk di aLas mcrupakan hcntuk standar silogisrnc. Di dalamnya tcrdapat 3 term (hanya 3 term), yaitu term mayor, minor, dan tcngah. Term-term itu tcrcantum dalam kalimat yang disehut proposisi. Proposisi (1). dan (2) mcrupakan premnis yaitu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan pada proposisi nomor (3). Proposisi (1) merupakan premis mayor yaitu prcmis yang merupakan pernyataan dasar umum yang dianggap benar untuk suatu kelas tertentu. Di dalamnya terdapat term mayor (manusia pemikir) yang muncul dalam kesimpulan schagai prcdikat.
Proposisi (2) merupakan prcmis minor yang mcngcmukakan pernyataan tentang peristiwa atau gcjala khusus yang merupakan hagian atau anggota kelas prcmis mayor. Di dalamnya terdapat term minor (ahli filsafat) yang mcnjadi subjck dalam kesimpulan. Term mayor itu dihuhungkan oleh term tengah (cendekiawan) yang tidak boich diulang di dalam kesimpulari. Term tengah inilah yang mcmungkinkan kita menarik kesimpulan.
24

2) Macam-macam Proposisi
Pada hagian tcrdaliulu tclah disinggung pcngcrtian proposisi Berdasarkan pcngcrtian tentang term, maka proposisi dapat pula dihatasi schagai pernvu!uun lenlung ii ubuiz gun unlura term-term. Dan Icualitasnya huhungan itu mungkin berisi pemnbenurun (positif), yaitu menyatakan adanya hubungan antara term-term; atau hersifat mnengingkari (izegatif), artinya menyatakan tidak adanya huhungan antara term-term.
Proposisi dapat digolong-golongkan hcrdasarkan hcherapa kriteria.
(1) Mcnurut hentuknya, proposisi dapat dihedakan schagai proposisi lung gal dan inujeinuk. Proposisi tunggal ialah proposisi yang hanya herisi satu pernyataan saja, scdangkan proposisi majemuk merupakan gahungan antara dua proposisi tunggal atau lebih.
Contoh:
Tunggal: scmua manusia fana.
setiap calon mahasiswa hams mcngikuti ujian seicksi.
Majemuk: Sernua manusia fana dan pemah lupa.
Tidak scorangpun siswa SLA menjadi anggota Senat Guru Bcsar TTB dan IPB.
Proposisi “Semua manusia fana dan pcrnah lupa” scbcnarnya merupakan gahungan dua proposisi tunggal, yaitu “Scmua manusia fana” dan “Semua manusia pcrnah lupa”. Karena kcdua proposisi itu positif, maka gahungannya merupakan proposisi mnajemnuk kopu!uiif Scdangkan “Tidak scorangpun siswa SLA menjadi Scnat Gum Besar ITB dan IPB” merupakan himpunan dua proposisi tunggal negatif, yaitu “Tak seorang pun siswa SLA menjadi anggota Senat Gum Bcsar ITB” dan “Tak scorang pun siswa SLA menjadi anggota Senat Gum Besar IPB”. Gahungan seperti itu merupakan proposisi majernuk rimnorif.
(2) Menurut sifat pembenaran atau pcngingkaran huhungan antara suhjck (S) dan prcdikat (P), proposisi mungkin merupakan proposisi kuiegoris atau proposisi kondisionul. Jika huhungan 1W tanpa syarat, proposisi digolongkan ke dalam proposisi kategoris, dan sebaliknya Jika disertai syarat, proposisi termasuk ke dalam proposisi kondisional.
25

Contoh:
Kategoris Sebagian manusia hidup makmur.
Kondisional: Jika mutu makanan ayarn dipcrhaiki, telur yang dih asilkan lchih hermutu.
Proposisi kondisional dapat dibagi lagi menjadi proposisi kondisional Itipotetis dan proposisi kondisional disjungiij:
Proposisi kondisional hipotctis terdiri atas dua hagian, yaitu unteseden dan konsekuen. Antcscdcn ialah hagian yang herisi syarat dan konsckucn hcrisi akihat. Mcnurut logika tradisional anteseden scialu mcndahului konsekuen.
Contoh:
Kalau mctodcnya diuhah (anteseden) maka hasilnya akan hcrbcda (konsckucn). Proposisi kondisional disjungrifbcrisi a lie rnatif (pilihan) Contoh:
Pclakunya seorang hekas pelaut atau hekas anggota gerombolan kita akan mclanjutkan diskusi mi atau huhar saja
(3) Berdasarkan kuanii!usnvu, proposisi dihedakan mcnjadi proposisi universal dan proposisi klzusus (partikular, particular). Pada.proposisi universal, predikat membenarkan atau rncngingkari seluruh subjek. scdang pada proposisi partikular hanya mcmhcnarkan atau rncngingkari sebagian saja.
Ungkapan untuk menyatakan proposisi universal antara lain: scinuu, seluruli, haph ap, setiup kcdi, musing-musing, selalu, liduk sani pun, tidak pernuh. dan hiduk seorung pun. Untuk proposisi partikular hiasanya dipcrgunakan kata-kata scpcrti:
sebugian, bunvuk, kebanvukun, sering, kudang-kudung, dan dalumn keudaun lertentu, beberapu.
(4) Sclanjutnya mcnurut kualitus dan kuantitusnvu proposisi dapat digolongg olongkan schagai hcrikut:
a. Proposisi universal positif (affirmncaive), di dalam logika dihcri sirnhol A h. Proposisi universal ncgatif: E
c. Proposisi partikular positif: I
d. Proposisi partikular negatif: 0
26

Contoh:
A Scmua pcngikut Sipenmaru lulusan SLTA.
E Tidak satu pun siswa SLA mcnjadi anggota Scnat Guru Bcsar TPB.
I I3cbcrapa pctani mcmiliki traktor.
o Sebagian rnahasiswa tidak pemah melakukan KKN.
3) Distrihusi Term
Mcnurut kualitas dan kuantitas proposisi, term mungkin hersifat distrihutif atau
nondistrihutif. Suatu term dikatakan distrihutif, j ika mel iputiscluruh
dcnotasinya. dan dikatakan nondistrihutif, Jika hanya meliputi schagian saja.
Dcngan dcrnikian, maka dalam proposisi
A: S distributif, P nondistributif.
E S distrihutif, P distrihutif.
I S nondistrihutif, P nondistrihutif
o s nondistrihutit, P distributif.
Proposisi A
E:U C)
I:
0
Contoh:
Prcmis mayor (MY) : Manusia makhluk rasional
Premis minor (MN) : Kucing hukan manusia
Kesimpulan (K): Kucing tidak rasional
My: Sctiap manusia pcrnah lupa
Mn: Mahasiswa adalah manusia
K : Mahasiswa pernah lupa.
4.
27

Dan uraian di aLas dapat diringkaskan hahwa:
a. Silogismc mcrupakan hcntuk penalaran dcduktif yang formal.
b. Proscs penalaran dimulai dan prcmis mayor melalui prcmis minor sampai pada kcsimpulan.
c.Strukturnya tetap: premis mayor, prenus minor, kesirnpulan.
d. Premis mayor herisi pernyataan umurn.
e. Prcmis minor hcrisi pcmyataan yang Ichih khusus yang merupakan bagian premis mayor (term mayor).
f. Kcsimpulan dalam silogismc sekilu !ebili khusus daripada prcmisnya.
4) Pcrsyaratan
Selain itu ada bcbcrapa pembatasan yang perlu dilcctahui sehubungan dengan penalaran dalam hentuk silogisme:
a. Di dalam silogismc hunva mungkin tcrdapat 3 (tiga) term.
Contoh:
Semua manusia berakal budi
Scrnua ,nuhusiswu adalah inanusia
Scmua rnahasiswa hcrakal hudi.
b. Term tcngah tiduk hoich tcrdapat di dalam kesimpulan.
c. Dan dua premis ingkar (negatif, mcnggunakan kata “tidak”atau”hukan) tiduk dapat ditarik kesimpulan.
d. Kalau kcdua premisnya positif (tidak ingkar), kesimpulannya hams positif.
e. Term-term yang mendukung proposisi hams jelas, tidak pengertian ganda atau menimhulkan keraguan..
Misalnya:
My: Scmua buku mcmpunyai halaman
Mn : Ruas mcmpunyai buku
K : Ruas mcmpunyai halarnan.
f. Dan premis mayor partikular dan premis minor negatif tidak dapat ditarik kcsirnpulan.
28

g. Prcrnis mayor dalarn silogisrnc mungkin hcrasal dan teori atau dipcrolch mclalui pcnclitian ilmiah yang panjang proscsnya. Kchcnaran dan kesalahan kcsimpulan yang ditarik dan premis yang dcmikian lchih “mudah” diuji. Tetapi dalam kcnyataannya prcmis mayor kcrap kali hcrsurnhcr pada pcndapat urnum, kebiasaan, kepercayaan, bahkan,takhayul,kita harus bcrhati-hati dalam hal terakhir.
Entimern
Di atas tclah disinggung hahwa silogisrnc jarang sekali ditcmukari di dalam kchidupan schari-hari. Di dalam tulisan pun, hcntuk itu hampir tidak pcrnah digunakan. Bcntuk yang hiasa ditcrnukan dan dipakai ialah hcntuk eizliinein. Entimcrn mi path dasarnya adalah silogisme. Tetapi, di dalam entimern salah sam premisnya dilzilangkunJtiduk diucapkan karcna sudah sarna-sama dikctahui.
Contoh:
Mcnipu adalah dosa karcna merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi dua:
a. menipu adalah dosa
h. karcna (mcnipu) mcrugikan orang lain.
Kalimat a mcrupakan kesimpulan scdangkan kalirnat h adalah prcmis minor (karcna hcrsifat khusus). Maka silogisnie dapat disusun:
Mv:
Mn : menipu merugikan orang lain
K menipu adalah dosa.
Dalam kalirnat di atas, prernis yang dihilangkan adalah prcmis mayor. Untuk mclcngkapinya kita hams ingat hahwa prcmis mayor scialu hersifat lchih umum, jadi tidak mungkin suhjcknva “mcnipu”. Kita dapat mcnalar kembali dan mcncmukan prcmis mavomnva: Pcrhuatan yang mcrugikan orang lain adalah dosa.
Untuk mcnguhah entirnern menjadi silogisme, mula-mula kita can dulu kes impulannya. Kata-kata yang menandakan kesimpulan ialah kata-kata seperti jadi,
29

maka, karcna itu, dcngan dcmikian, dan sehagainya. Kalau sudah, kita temukan apa prcmis yang dihilangkan.
Contoh lain:
Pada malam han tidak ada matahari, jadi tidak rnungkin tcrjadi proscs fotosmtesis. Bagairnana bentuk silogismenya?
My Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Mn Pada malam han tidak ada matahari
K Pada malam han tidak mungkin ada fotosintcsis.
Schaiknya, kitajuga dapat mcnguhah silogisme ke dalam entimem, yaitu dcngan mcnghilangkan salah satu prcrnisnya.
Contoh:
My : Anak-anak yang herurnur di atas sehelas tahun tclah mampu hcrpikir formal.
Mn : Siswa kelas VI di Indonesia telab herumur lchih dan schclas tahun K Siswa kelas VI di Indonesia telah mampu berfilcir formal
Kalau dihilangkan prcmis mayornya cntimcmnya akan hcrhunyi ‘siswa kelas VI di Indonesia tclah hcrurnur Ichih dan schclas tahun, jadi mcrcka mampu hcrpikir formal”. Atau dapat juga “Anak-anak kclas VI di Indonesia tclah mampu herpikir formal Icarcna mereka telah herumur lchih dan schelas tahun”. Kalau dihilangkan prcmis minornya mcnjadi “Anak-anak yang hcrumur di atas schclas tahun tclah mampu bcrpikir formal; karena itu siswa kelas VI tclah mampu berpikir formal.
Salah Nalar
Dalam ucapan atau tulisan kcrap kali kita dapati pcmyataan yang mcngandung kesalahan. Ada kesalahan yang tcrjadi secara tak sadar karcna kelelahan atau kondisi mental yang kurang mcnycnangkan, scpcrti salah ucap atau salah tulis misalnya. Ada pula kcsalahan yang tcrjadi karcna kctidak(ahuan. disamping kesalahan yang scngaja dihuat untuk tujuan tcrtcntu.
Kesalahan yang kita persoalkan di sini adalah kesalahan yang herhuhungan dcngan proses penalaran yang kita sehut salah nalar. Pembahasan mi
30

akan rncncalcup dua jcnis kesalahan rncnurut pcnyehaI utarnanya, yaitu kcsalahan k-arena bahasa yang mcrupakan kesalalian informal dan kesalahan k-arena mnaleri dan proses pena!urannva yang merupakan kcsalahanformnal.
Kesalahaii Informal
Sehagai sarana penalaran terutama penalaran ilmiah hahasa mengandung banyak kclcmahan. Kata-kata kcrap kali kahur, tidak tcgas maknanya, schingga dapat diartikan hermacarn-macam. Dcmikian juga kalirnat sering kali dapat ditafsirkan dengan bcrhagai cara. Pcrhatikanlah kalimat-kalimat hcrikut:
(1). Kesadaran bela ncgara merupakan pcrwujudan rasa cinla kcpada ianah air.
(2). Cinta scorang ibu kcpada anaknya tak dapat diukur dcngan materi. (3). “Aku rncmang mnencinlaimnu palupi, tapi cngkau tidak harus mcncintaiku. .
(4). Anak disen yang cantik itu adalah mahasiswa UT.
(5). Mugi hcrkata pada tcrnan Sita hahwa ia harus hcrangkat sckarang juga.
Kclima kalimat di atas menunjukan kcragaman dan kekahuran makna.
Kata cinta pada kalimat (1), (2) dan (3) mcmpunyai rnakna yang hcrhcda-hcda.
Kalirnat nomor (4) dapat mcragukan. Siapa yang cantik: doscnnya atau anaknya?
Kalimat (5) dapat ditafsirkan dcngan heherapa cara.
(1). Mugi bcrkata bahwa ia (Mugi) hams berangkat sekarangjuga.
(2). Mugi herkata hahwa ia (Sita) hams pegi sekarang juga.
(3). Mugi hcrkata hahwa ia (teman Sita) hams pcrgi sckarang juga.
Kcsalahan informal hiasanya ikelompokan schagai kesalahan rclcvansi. Kcsalahan mi tcrjadi apahila premis-prernis tidak mcrnpunyai huhungan logis dengan kesimpulan. Yang termasuk ke dalamjenis kesalahan mi ialah:
31

I) Argurnenluin ad Hoininein
Sccara harafiah kcsalahan itu bcrarti “argumentasi ditujukan kepada din orang”. Kcsalahan itu tcrjadi hila scscorang rncngarnhil kcputusan atau kcsimpulan tidak hcrdasarkan pcnalaran mclainkan untuk kcpcntingan dirinya, dengan mengemukakan alasan yang tidak logis scbenarnya. Misalnya, orang menolak pemerataan dengan alasan hahwa pemerataan itu merupakan yang dituntut orang kornunis, scdangkan kornunismc adalah aliran yang dilarang di sini (Alasan yang sehcnamya ialah karcna pcmcrataan itu rncrugikan dirinya).
2) Argu,nenlu,n ad Baculurn
Bacuiwn hcrarti ‘tongkat” Yang dirnaksud di sini ialah suatu kcsalahan yang terjadi apabila suatu keputusan diterima atau ditolak karena adanya ancarnan hukuman atau tindak kekerasan: Misalnya jika seorang mengakui kcsalahan yang dituduhkan kcpadanya (yang schcnarnya tidak dilakukan) karcna ia diancam dcngan kckcrasan.
3) Arguinenluin ad Verucundiain aiau Arguinentuin Adicioritatis
Kcsalahan in tcrjadi hila scscorang mencrima pcndapat atau kcputusan hukan dengan alasan penalaran mclainkan karena yang mcnyatukan pcndapat atau kcputusan itu adalah yang rncmiliki kckuasaan.
4) Argwneniuin ad Populuin
Arti harafiahnya ialah “argumentasi ditujukan kepada rakyat”. Argumentasi yang dikemukakan tidak mcmcntingkan kelogisan; yang penting agar orang hanyak tcrgugah. Hal ml scring dilakukan dalarn propaganda.
5) Arguinenluin ad Misericordiain
Argurncntasi dikcmukakan untuk rncmhangkitkan hclas kasihan. Biasanya argurncntasi sernacarn mi dikemukakan hila seseorang ingin agar kesalahannya dimaaflcan. Misalnya seorang siswa yang mendapat nilai buruk mengatakan
32

hahwa ia tidak rncrnpunyai cukup waktu untuk hclajar karcna rncrnhantu orang tua mcncari nafkah.
6) Kcsalahan Non-Causa Pro-C’ausa
Kesalahan mi tcrjadi jika seseorang mengemukakan suatu scbab yang sebenarnya hukan merupakan sehab atau hukan sehah yang lengkap: Contohnya scorang laki-laki dinyatakan rncninggal akihat jatuh dan tangga. Akan tetapi, pcmcriksaan doktcr rncnyatakan hahwa orang itu mcninggal hukan karcna jatuh. Ia mendapat serangan jantung ketika scdang mcnuruni tangga.
7) Kcsalahan Aksidensi
Yang dirnaksud dcngankesalahan aksidcnsi ialah kesalahan tcrjadi akibat pencrapan prinsip urnurn terhadap keadaan yang hcrsifat aksidcntal, yaitu suatu kcadaan atau kondisi kchctulan, yang tudak scharusnya, atau mutlak yang tidak cocok. Misalnya, susu adalah minuman sehat. Tetapi, jika scorang ibu yang memberikan susu kepada anaknya yang alergi terhadap lemak hewani karena ia mcnganggap hahwa susu adalah minurnan yang rncnychatkan ia tclah melalcukan kcsalahan aksidcnsi. Kcadaan urnum hahwa susu itu schat tidak cocok dcngan kondisi aksidental hahwa anak alergi terhadap lcmak hcwani.
8) Petilio Principii
Kcsalahan mi tcrjadi jika argurncn yang dibcrikan tclah tcrcanturn di dalarn premisnya. Misalnya kalimat ‘Ular itu mengandung racun karena ia berbisa; kedua hal itu saina saja, karena tidak herbeda” adalah contoh-contoh pelilio princ i/ni. Tcntu saja kcsalahan 1W akan mudah dikcnali jika pcrnyataan dan argurnennya herdekatan atau sarna pcmyataannya. Tetapi kcdua hal itu mungkin dipiswahkan olch puluhan hahkan ratusan halaman suatu huku. Misalnya saja pada awal tulisannya scscorang pengarang rncngcmukakan pola-pola kalirnat bahasa Mclayu Riau sama dengan pola kalirnat bahasa Malaysia. Pada akhirnya ia menyimpuilcan bahwa pola kalimat bahasa Malaysia tidak rnemperlihatkan hal-hal yang hcrhcda dengan pola kalimat hahasa Mclayu.
33

Kadang-kadang pelilio principii ml hcrwujud schagai argumcntasi hcrlingkar: A dischahkan B. B dischahkan C, C dischahkan D, D dan D dischahkan A.
9) Kesalahan Komposisi dan Divisi
Kesalahan komposisi terjadi jika kita menerapkan predikat individu kepada kclompoknya. Misalnya Oni adalah mahasiswa, ia suka hcrdansa. Jadi mahasiswa suka hcrdansa. Schaliknya jika prcdikat yang hcnar hagi kclompok kcmudian dikenakan kepada individu anggotanya, maka akan tcrjadi kesalahan divisi. Misalnya saja pada mobil yang hesar, baut-haut yang digunakan hcsar-hcsarjuga. Jika sehuah sckolah dinilai haik maka setiap gurunya dinilai balk.
10) Kesalahan karena Pcrtanyaan yang Kompleks
Pcrtanyaan yang kompicks di sini hukan hanya yang dinyatakan dcngan kalimat kompleks saja, melainkan juga yang dapat mcnimhulkan hanyak jawahan. Misalnya pertanyaan. “Apakah benda itu?” akan menghasilkan berbagai jawaban misalnya schagai istilah ckonomi, fiska, hukum, dan schagainya.
11) Non Secuitur (kesalahan konsekucn)
Kcsalahan mi tcrjadi jika dalam suatu proposisi kondisional tcrjadi pcrtukaran antara antcscdcn dan konsckucn. Misalnya. ‘Jika anda scorang pencuri, maka anda hckcrja pada malam han”, disamakan dengan “Jika anda bekerja pada malam han, anda scorang pencuri”.
12) Ignoruijo Elenchi
Kcsalahan mi samalscjcnis dengan argwnenluln ad Horninein, ad Verucuizdiuin, ad Bacuiwn dan udpopulwn yaitu tidak ada relevansi antara prcrnis dan kcsimpulannya. Tctapi, Jgnorutio e!encbi tidak dischahkan olch hahasa, mclainkan karcna isi argumcntasinya tidak rclcvan dcngan pcmyataannya. Misalnya scorang kctua RT mengemukakan kepada warganya hahwa RT pcrlu memungut iuran untuk petugas kebersihan. Untuk mendukung gagasan itu Ia mcnjclaskan pcranan kchcrsihan dalam mcncmptakan kesehatan dan kel ndahan
34

lingkungan; padahal yang hams dihuktikan ialah hahwa iuran itu hams dihayarkan, hukan segala teori tentang kchersihan.
Kcsalahan Formal
Kesalahan mi berhubungan crat dengan materi dan proses penarikan kesimpulan haik dcduktif maupun induktif.
1) Kesalahan Induktif
Kesalahan induktif tcrjadi schuhungan dcngan OSCS induktif. Kcsalahan ml mungkin merupakan kesalahan gcncralisasi, huhungan schab akihat, dan analogi.
(1) Generalisasi Terlalu Luas
Contoh:
Wanita kurang mampu dalam matematika dibandingkan dengan pria. Kesimpulan itu ditarik dan pengamatan sebagai berikut. Di dalam kclas yang tcrdiri dan dua puluh lima wanita dan dua puluh pria, tcrnyata lima nilai tcrtinggi dicapai olch mahasiswa pria scdangkan lima nilai terendah diperoleh oleh mahasiswa wanita.
Apakah kclas yang diteliti cukup mcwakili pria dan wanita secara urnum? Apakah lirna nilai tercndah itu saja cukup kuat untuk mcnarik kesimpulan hahwa wanita kurang dihandingkan pria’ Bahkan untuk mcnarik kesimpulan tcntang kemampuan kelas itu saja, data itu tidak mcmadai. Barangkali masih lchih haik jika kcsimpulan diambil bcrdasarkan pcrbandingan nilai rata-rata mcrcka.
(2) Hubungan Sebab Akibat yang Tidak Memadai
Dalam pcmakaian hahasa kcrap kali dijumpai huhungan schab akihat yang tidak tepat atau salah. Hal mi mungkin tcrjadi karcna suatu akihat dihuhungkan dcngan pcnychah herdasarkan kcpcrcayaan atau takhayul atau karcna pcnulis atau pcrnhaca rncnganggap suatu kontrihutori schagai pcnycbab utamanya.
35

Contoh:
a. Saya tidak dapat hcrcnang. Hampir semua anggota kcluarga saya tidak dapat berenang.
h. Saya tidak lulus karcna doscn saya tidak suka pada saya.
c. Sebagian besar siswa mendapat nilai buruk karena pada waktu ulangan ada kucing hitarn yang melintas di halaman.
(3) Kesalahan Analogi
Kesalahan hcrikutnya ialah kesalalian analogi. Kesalahan mi tcrjadi hila dasar analogi induktif yang dipakai tidak mcrupakan ciri cscnsial kesimpulan yang ditarik. Pcmyataan hahwa anak kera dan anak manusia dapat dididik menjadi sarjana biologi berdasarkan persamaan sistern pencemaannya, merupakan contoh kesalahan analogi. Dasar analoginya (sistcm pcnccrnaan) tidak merupakan ciri escnsial dan kesimpulan (dapat dididik mcnjadi sarjana).
Contoh lain:
Toni hcrsckolah di SMA I. Ia pasti akan mcnjadi tokoh politik. Tokoh politik tcrkcnal hcrasal dan sckolah itu.
2) Kesalahan Deduktif
(1) Dalam cara herpikir dcduktif kcsalahan yang hiasa tcrjadi ialah kesalahan prelnis mayor yang liduk dibatasi.
Contoh:
a. Scmua pelaku kejahatan adalah korhan rumah tangga yang herantakan.
h. Kalau hakim masuk dcsa, di dcsa tidak ada lagi ketidakadilan. Kalau hcntuk cntincm di atas dikcmhalikan ke dalam hentuk
silogismc, kita akan mclihat bahwa kcsalahannya terictak pada prcmis mayor yang tidak dibatasi, yaitu:
My : Penyebab kejahatan ialah rumah tangga berantakan. Mn : Hakim mcnihcrantas ketidakadilan.
36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar