Kamis, 10 Desember 2009

paragraf deduktif induktif

PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Paragraf adalah susuna dari beberapa kalimat yang terjalin utuh, mengandung sebuah makna, dan didalamnya terdapat gagasan utama.
Paragaraf deduktif dan Induktif adalah salah satu contoh paragraph yang dilihat dari letak gagasan utamanya.

1.Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.

Contoh:
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia


2.Paragraf Induktif
Pargaragraf Induktif adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.

Contoh:
Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.
Paragraf Induktif dan Paragraf Deduktif

1. Paragraf Induktif
Adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
# Contoh Paragraf Induktif :
Entah beberapa kali sudah Damayanti mengepalkan kedua belah tangannya. Bibirnya berulang-ulang dikatupkanyya, menahan air matanya yang sebentar-bentar hendak keluar. Dicobanya melupakan kemalangan yang menimpa dirinya tetapi tidak berhasil. Ia kecewa, sedih berkepanjangan sehingga menyesatkan dadanya.


2. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa – peristiwa yang umum, untuk menuju kepada kesimpulan khusus, yang mencakup semua peristiwa umum diatas.
#Contoh paragraf deduktif
Setiap orang dilahirkan dan di besarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seseorang anak adalah perwujudan cinta kasih kepada orang tua. Secara alamiah orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya orang tua tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.

aspek penalaran

BAB Viii
ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN
1. Menulis Sebagai Proses Penalaran
Mcnulis merupakan proses bcrnalar. Untuk menulis mcngcnai suatu topik kita hams bcrpikir, mcnghuhung-huhungkan hcrbagai fakta. rncmhandingkan dan scbagainya. Dalani hab mi akan dihahas aspck pcnalaran dalam karangan.
1.1 Berpikir dan Bernalar
Sctiap saat selama hidup kita, tcrutama dalam kcadaan jaga (tidak tidur), kita scialu hcrpikir. Bcrpikir mcrupakan kegiatan mcntal. Pada waktu kita herpikir, dalam henak kita timbul scrangkaian gamhar tcntang sesuatu yang tidak hadir sccara nyata. Kcgiatan mi rnungkin tidak tcrkcndali, terjadi dcngan scndirinya, tanpa kcsadaran, rnisalnya pada saat-saat kita rnclarnun. Kcgiatan herpikir yang Ichih tinggi dilakukan sccara sadar, tersusun dalam urutan yang saling herhuhungan, dan hcrtujuan untuk sampai kcpada suatu kesimpulan. Jcnis kcgiatan hcrpikir yang tcrakhir inilah yang disehut kcgiatan hcrnalar.
Bcrdasarkan uraian di atas, dapatlah dicatat hahwa proscs hcrnalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk mcmpcrolch kcsimpulan hcrupa pcngctahuan. Kcgiatan pcnalaran mungkin hcrsifat ilmiah atau tidak ilrniah. Dan proscsnya, pcnalaran 1W dapat dihcdakan sehagai pcnalaran iizduktifdan deduku]. Pcnalaran ilmiah mcncakup kcdua proses penalaran itu.
1.2 Peiialaran Induktif
Penalaran induktif adalab proses penalaran untuk ,nenarik kesiinpu!an berupa prinsip alau sikap yang berlaku uinuin berdasarkan atas fakta-fakta yang hcrsifat khusus, proscsnya dischut induksi.
Pcnalaran induktif mungkin merupakan generulisasi, analogi, atau huhungan schab akihat. Gencralisasi adalah fOSCS pcnalaran hcrdasarkan

pcngamatan atas scjurnlah gejala dcngan sifat-sifat tcrtcntu mcngcnai scrnua atau schagian dan gejala scrupa itu. Di dalam analogi kesimpulan tcntang kchcnaran suatu gcjala ditarik hcrdasarkan pcngarnatan terhadap scjurnlah gejala khusus yang hcrsamaan. Huhungan schab akihat ialah huhungan kctcrgantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat,
Contoh:
Suatu lcmhaga kankcr di Amerika mclakukan studi tcntang huhungan antara kchiasaan mcrokok dcngan kcmatian. Antara tanggal 1 Januari dan 31 Mci 1952 tcrdaf tar 187.783 laki-laki yang hcrumur antara 50 sarnpai 69 tahun. Kcpada mcrcka dikcrnukakan pcrtanyaan-pcrtanyaan tcntang kebiasaan merokok mcreka pada masa lalu dan masa sekarang. Sclanjutnya keadaan mereka diikuti terus-mencrus selama 44 hulan. Bcrdasarkan surat kcmatian dan kctcrangan rncdis tcntang pcnychah kcmatiannya, dipcrolch data hahwa di antara 11.870 kcmatian yang dilaporkan 2.249 disebabkan kanker.
Dan scluruh jumlah kcmatian yang tcrjadi (haik pada yang mcrokok maupun yang tidak) tcrnyata angka kcrnatian di kalangan pcngisap rokok tctap jauh lchih tinggi daripada yang tidak pcrnah mcrokok, scdangkan jumlah kcmatian pcngisap pipa dan ccrutu tidak hanyak hcrhcda dcngan jumlah kcrnatian yang tidak pcrnah mcrokok.
Selanjutnya, dan data yang tcrkumpul itu tcrlihat adanya korelasi positif antara angka kematian dan jurnlah rokok yang diisap setiap han
Dan hukti-hukti yang tcrkurnpul dapatlah dikcmukakan hahwa asap temhakau mcmhcrikan pcngaruh yang huruk dan mcmpcrpcndck umur manusia. Cara yang paling scdcrhana untuk mcnghindani kcmungkinan itu ialah dcngan tidak merokok sarna sckali.
(Disarikan dan tiilisan Roger W. Holmes dalam Mc Crimmon).

Tulisan di atas rncmaparkan hubungan sehab akihat antara rncrokok dan kematian. Dan paparan itu dapat dilihat hagaimana proscs hcrnalar itu tcrjadi. Mula-mula rncrcka mengumpulkan data dan scjurnlah orang laki-laki. Mcrcka itu dikclonipokkan mcnurut kchiasaan mcrokoknya, mulai dan yang tidak pcmah merokok sarnpai pada perokok berat. Selanjutnya perokok itu juga dibedakan antara yang menghisap rokok putih (sigaret) dan yang rnenghisap cerutu dan pipa. Dalam waktu yang cukup panjang rncrcka diarnati. Kcrnatian dan pcnychahnya dicatat dan dianalisis. Dan hukti-hukti yang tcrkurnpul ditariklah kcsimpulank esimpulan sehuhungan dcngan rnasalahnya.
Sccara ringkas paparan di atas rncnggamharkan proscs pcnalaran induktif. Proses itu dilalcukan langkah dcmi Iangkah schingga sampai path kcsimpulan.
1. 3 Penalaran Deduktif
Dcduksi dimulai dcngan suatu preinis yaitu pernvu!uan dusur uniuk inenurik kesiinpulun. Kcsimpulannya mcrupakan implikasi pernyataan dasar itu. Artinya apa yang dikemukakan di dalarn kesimpulan secara tersirat telah ada di dalam pcrnyataan itu..
Jadi schcnarnya proses dcduksi tidak rncnghasilkan suatu pcngctahuan yang ham, melainkan pernvataan kesimpulan yang konsistcn dengan pcrnyataan dasamya. Schagai contoh. kesimpulan-kesimpulan hcrikut schcnarnya adalah implikasi pcrmintaan “Bujur sun gkur udulali segi elnpal yang swnu sisi “.
(1) Suatu segi empat yang sisi-sisi horisontalnya tidak sarna panjang dcngan sisi tegak lurusnya bukan bujur sangkar.
(2) Scmua hujur sangkar harus mcrupakan segi empat, tetapi tidak semua segi crnpat merupakan hujur sangkar.
(3) Jurnlah sudut dalam hujur sangkar ialah 360 derajat.
(4) Jika schuah hujur sangkar dihagi dua dcngan garis diagonal akan tcrjadi dua segi tiga sama kaki.
(5) Segi tiga yang tcrbcntuk itu merupakan segi tiga siku-siku.
(6) Setiap segi tiga itu rnempunyai dua sudut lancip yang besarnya 45 derajat.
(7) Jumlah sudut dalarn segi tiga itu I 80 derajat.
3

Sctiap pcmyataan yang tcrcanturn 1W rneru/)akan cara lain untuk inengu ngkapkan pernvalaan di atasnya secara konsistcn. Pcrnyataan (2) mcrupakan implikasi pcrnyataan (1), pcrnyataan (3) rncrupakan implikasi pcrnyataan (2), dan sctcrusnya. Di sinilah Ictak pcrhcdaannya dcngan pcnalaran induktif. Dalam penalaran induktif kesimpulan bukan merupakan implikasi data yang diarnati; artinya, kesimpulan mengenai fakta-fakta yang diamati tidak tersirat di dalam fakta itu scndiri.
Dalarn praktck, proses penulisan tidak dapat dipisahkan dan OSCS pemik iran/penalaran. Tul isan adalah perwujudan hasil pcmikiran/pcnalaran. Tul isan yang kacau rncnccrrninkan pernikiran yang kacau. Karcna 1W, latihan ket crarnpilan rncnulis pada hakikatnva adalah pcmhiasaan hcrpikir/bcrnalar secara tertib dalarn bahasa yang tertib pula.
2. Penalaran dalam karangan
Dan uraian di atas dapatlah disimpulkan hahwa suatu tulisan sehagai basil proses bernalar rnungkin merupakan basil proses deduksi, induksi, atau gabungari kcduanya. Dcngan dcrnikian suatu paparan dapat hcrsifat dcduktif, induktif, atau gahungan antara kcdua sifat tcrschut. Suatu tulisan yang hcrsifat dcduktif dihuka dengan suatu pcrnyataan/umum herupa kaidah, pcraturan, teori, atau pcrnyataan umurn Iainnya. Sclanjutnya, pcrnyataan itu akan dikcmhangkan dcngan pcrnyataan -pcrnyataan atau rincian-rincian yang hcrsifat khusus. Schal ilcnya, suatu tulisan yang hcrsifat induktif dimulai dengan rincian-rincian dan diakhiri dengan suatu kesimpulan urnum atau generalisasi. Gabungan antara keduanya dimulai dcngan pcmyataan umurn yang diikuti dengan rincian-rincian dan akhirnya ditutup dcngan pcngulangan pcrnyataan umum di atas.
Dalarn praktck proses dcduktif dan induktif itu diwujudkan dalam satuan-s atuan tulisan yang rncrupakan paragraf. Di dalam paragraf suatu pcrnyataan umum mcrnhcntuk kalirnat utarna yang rncngandung gagasan utarna yang dikernhangkan dalarn paragraf itu. Dcngan dernikian ada paragraf dcduktif den gan kalirnat utama pada awal paragraf, paragraf induktif dengan kalimat utama
4

pada akhir paragraf, dan ada pula paragraf dcngan kalirnat utama pada awal dan akhimya.
Proses dcduktif dan induktif 1W juga ditcrapkan dalam mcngcrnhangkan scluruh karangan. Paragraf-paragrat dcduktif dan induktif mungkin dipcrgunakan secara bcrgantian, bergantung kepada gaya yang dipilih penulis sesuai dengan efek dan tekanan yang ingin diherikannya. Karya ilmiah merupakan sintesis antara proses dcduktif dan induktif, Kcdua proses itu terlihat secara jelas.
Yang diuraikan di atas ialah arab alait alurpenalaran dan hagairnana perw ujudannya di dalam tulisan atan karangan. Pada hagian hcrikut akan dihahas wujud pcnalaran dihuhungkan dcngan urutan pcngcrnbangan dan isi karangan. Dalam hal mi, karcna paragraf pada hakikatnya mcrupakan suatu karangan mini maka contoh-contoh yang diberikan sebagian besar berupa paragraf.
2.1 Urutaji Logis
Suatu karangan hams merupakan suatu kcsatuan. mi berarti bahwa kar angan itu hams dikembangkan dalarn urutan yang sistematik, jelas, dan tegas. Dalam hal ml, urutan itu dapat disusun herdasarkan waktu. ruang, alur nalar, kcpcntingan, dan schagainya.
1) Urutan Waktu (kronologis)
Kita pcrhatikan paragraf hcrikut.
Dahulu sebelurn cara imunisasi ditemukan sciama puluhan ahad, puluhan ribu penduduk dunia mati akibat berbagai penyakit. Di Inggris saja sehelurn ditemukan vaksin cacar, kurang lehih dclapan puluh rihu orang mati karcna pcnyakit 1W. Pcncrnuan vaksin sejuk abad ke-IS sangat mcmpcrkccil angka kcmatian tcrschut. Puda tuhun 1796 Jcnncr dan Inggris mcncmukan vaksin cacar. Lalu, mcnyusullah pcncmuan vaksin rabies yang dikcnibangkan olch Pasteur pada tahun 1885. I iemodian menyusul puLa pengembangan vaksin tit us pada tahun 1941. Selanjutnva, pada tahun 1950 ditemukanlah vaksin-vaksin untuk mcncegah k,urang lchih tiga puluh macam penyakit yang menycrang
5

hinatang piaraan. Puda tuliun 1955 di hadapan khalayak rarnai yang herkumpul di Univcrsitas Michigan diumumkanlah hasil pcngcmh angan dan pcrcohaan vaksin polio. Mcskipun dcmikian, tak ada vaksin yang hcnar-hcnar tclah scmpurna, schingga para ilmuwan masib ditantang terus, balk untuk rnenyernpumakan vaksin-vaksin itu maupun untuk mengemhangkan cara-cara imunisasi.
Tulisan di atas dikcmhangkan secara kronologis, artinya hcrdasarkan urutan waktu. Pcrhatikan kata-kata yang diganshawahi yang mcnunjukkan huhungan Icronologis tcrschut. Urutan kronologis di dalarn tulisan secara cksplisit dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapan-ungkapan scpcrti: dcwasa mi, sekarang, bila, sebelum, sementara, sejak itu, selanjutnya, dalarn pada itu, mulam ula, pertama, kedua, akhimya, dan schagainya.
Pcngcmhangan tul isan dcngan urutan kronologi s hiasanya dipcrgunakan dalarn mcrnaparkan scjarah, proscs, asal-usul, dan riwayat hidup (hiografi).
2) Urutan Ruang (Spasial)
Urutan mi dipcrgunakan untuk menyatakan tempat atau huhungan dcngan ruang. Dalam pcrnakaiannva, urutan mi scring juga digahungkan dcngan ururan waktu.
Con toh:
Jika anda memasuki pckarangan bangunan kuno itu, selelali anda ,nela!ui pinlu gerbang kavu penuh ukiran indah anda akan herada pada julun berluniui bulu hituin yang memhelah suatu lapangan rumput yang dihiasi pctak hunga-hungaan dan pohon-pohonan pcncduh. I)i kin kunun jalun itu, agak kc tcngah terdapat lumbung padi, puncaknya hcrhcntuk scpcrti tanduk dan hcratapkan ijuk. Terus ke duluin anda akan sampai padu bungunun rwnali yang herdiri di atas tiang dan tcrlmndung olch pohonp ohon palcrn yang turnbuh subur. Sclanjutnya, anda hams menaiki Iunggu untuk rnasuk ke rumah itu. Mula-inula anda akan mernasuki ruangan
6

besur dengan dinding hcrukir. Ada hchcrapa tulisan kuno yang surarn pada dinding itu. Lantainya terhuat dan papan jati yang kelihatan hcrkilat.
Kita lihat dalam tulisan di atas urutan ruang dipcrgunakan hersarna sama dcngan urutan waktu.
Untuk menyatakan urutan ruang itu antara lain kita dapat rnenggunakan ungkapan-ungkapan:
di sana, di sini, di situ, di .... pada.
di hawah, di atas, di tcngah,
di utara, di selatan,
di dcpan. di hclakang,
di kin, di kanan,
bcrhadapan, bertolak belakang, berseberangan, dan seterusnya.
3) Ilrutan Alur Penalaran
Bcrdasarkan alur pcnalarannya, suatu paragraf dapat dikcrnhangkan dalam urutan umum-khusus dan khusus-umurn. Urutan mi telah dibicarakan pada bagian terdahulu. Urutan mi rncnghasilkan paragraf-dcduktif dan induktit.
Urutan umurn-khusus hanyak dipcrgunakan dalam karya ilrniah. Tulisan yang paragrat-paragrafnya dikcmhangkan dalam urutan mi sccara rnenycluruh lchih mudah dipaharni isinya. Dengan mcmhaca kalimat-kalimat pcrtama pada paragraf-paragraf itu, pcrnhaca dapat mcngctahui garis hcsar isi scluruh karangan.
4) Urutan ICepentingan
Suatu karangan dapat dikcrnhangkan dengan urutan hcrdasarkan kep cntingan gagasan yang dikcrnukakan. Dalam hal mi arah pcrnhicaraan ialah dan yang paling pcnting sampai kepada yang paling tidak pcnting atau schaliknya.
Contoh:
Ada hchcrapa hal yang harus dipcrhatikan dalarn rncnyusun hipot esis. Yang paling penting ialah penyusunan kcrangka pikir hcrdasarkan atas suatu teori yang dipergunakan sebagai landasan deduksi. Kerangka pikir inilah yang akan mcncntukan apa hipotesis yang diajukan mcngcnai
7

huhungan variahel yang dirnasalahkan. Hal hcrikutnya yang tidak hoich dircmchkan ialah aspek hahasanya: suatu hipotcsis harus dinyatakan dalarn kalimat pcrnyaaan yang rncrupakan proposisi. Tak kurang pcntingnya ialah pcrsyaratan hahwa hipotesis hams dinyatakan scjclasr nungkin dan didukung oleh kalirnat yang sesederhana rnungkin.
3. Isi Karangan
Karangan mungkin mcnyajikan fakta (hcrupa hcnda, kcjadian, gcjala, sifat atau ciri scsuatu, dan sehagainya), pcndapatlsikap dan tanggapan, imajinasi, rarnalan, dan schagainya. Karya ilrniah membahas fakta mcskipun untuk pcmh ahasan itu dipcrlukan Leon atau pcndapat. Dalam hagian mi akan dihahas hal-hal yang berhubungan dcngan fakta, yaitu generalisasi dan spesifikasi, kiasifikasi, perbandingan dan pertentangan, huhungan scbab akihat, analogi, dan rarnalan. Pcrnhahasan tcntang dcfinisi dan hipotcsis sccara khusus akan dihahas kcmudian.
1) Generalisasi dan Spesifikasi
Pada hagian tcrdahulu -sccara sepintas tclah disinggung pcnarikan kcsirnpulan sccara induktif. Dan scjurnlah fakta atau gcjala khusus yang diamati ditarik kesimpulan urnum tcntang schagian atau scluruh gejala yang diamati itu. Proscs pcnarikan kesimpulan yang dilakukan dcngan cara itu dischutgcncrali.arsi. K.csimpulan yang dihasilkan dischut gcncralisasijuga, Jadi gcncralisasi adalah pcrnyataan yang bcrlaku urnum untuk sernua atau sebagian besar gejala yang diamati. Karena itu suatu gcncralisasi mencakup ciri-ciri escnsial atau yang mcnonjol, hukan rincian. Di dalam pcngcmhangan karangan, gcncralisasi pcrlu ditunjang atau dihuktikan dcngan fak ta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan schagainya yang mcrupakan spcsifikasi atau ciri khusus schagai pcnjclasan lchih lanjut..
8

Coiitoh:
Dan basil penclitian Dr. Judith Rodin disimpulkan hahwa gula yang lerduflul di dalain buab-buaban yang disebut frukiosa daflal inenghilangkun rasa lapar, sedan gkaa glukosu yang biu.sauva terdapal daluin kue-kue dun perinen inenuinbah rusa lapur. Misalnya, ketika tapi hanya schentar saja karena energinya segera hilang. Hal mi disehabkan olch pankrcas yang secara cepat mcngcluarkan insulin ke dalam aliran darah untuk.mcngatasi naiknya kadar gula yang cepat tadi. Segera sctclah itu kadar gula darah anda akan mcnurun ke bawah normal. rMaka ccpatlah cncrgi tadi hilang dan anda akan mcrasa lchih lapar daripada schclurn sarapan.
(Dikutip dan Bola dcngan bcbcrapa perubahan).
Pada contoh tadi hagian yang dicctak miring rncrupakan gcncralisasi yang dikcmbangkan Judith Rodin bcrdasarkan basil pcnelitiannya. Gcneralisasi itu selanjutnya dijelaskan dengan contoh yang dikemukakan dalam kalimat-kalimat hcrikutnva.
Pcrnyataan yang mcrupakan gcncralisasi hiasanya mcnggunakan ungkapanu ngkapan:
hiasanya. pada umumnva, schagian hcsar, scrnua, sctiap, tidak pcrnah, sclalu, secara kcscluruhan, pada gal ihnya, dan schagainya.
Sclanjutnya dalam kalimat yang mcrupakan penunjang gcncralisasi biasan ya digunakan ungkapan-ungkapan:
rnisalnya, sehagai contoh. sehagai ilustrasi, untuk mcnjclaskan hal itu, pcrlu dijclaskan, schagai hukti, huktinva, mcnurut data statistik, dan schagainya.
Pcrlu diingat sclalu hahwa hukti-hukti atau rincian pcnunjang hams rclcvan dcngan gcncralisasi yang dikcrnukakan. Suatu paragraf yang rncnc antumkan penunjang yang tidak relevan dipandang tidak logis.
Generalisasi mungkin mengemukakan fakta (disebut generalisasi faktual) atau pcndapat (opini). Generalisasi faktual lchih mudah diyakini olch pembaca
9

daripada gcncralisasi yang herupa pcndapat atau pcnilaian (value judgcrncn). Fakta mudah dihuktikan, mudah diuji kchcnarannya, scdangkan pcndapat atau penilaian sulit dihuktikan dan diuji. Pcrhatikan per- yataan-pernyataan hcrilcut:
(1) a. Masalah kcpcndudukan merupakan masalah pokok yang dihadapi dunia.
b. Baginya masalah itu terlalu remeh.
(2) a. Guru adalah tenaga kependidikan.
h. Sudah sclayaknva kalau guru lchih hanvak disoroti masyarakat.
Dengan scgcra dapat kita kctahui hahwa pcrnyataan-pcrnyataan a mcngcm ukakan fakta, sedangkan b rncngcmukakan pcnilaian/pcndapat.
Sclanjutnya, general i sasi dapat mcngcnai hcrhagai pokok pcrnbicaraan, seperti sejarah, hiografi, profesi, sastralseni, teknologi, hangsa, negara, dan sebagainya. Dalam paragraf gencralisasi itu dapat dilctakkan pad.a bagian awal atau akhir.
4. Fakta Sebagai Unsur Dasar Penalaran IImiah
Sesuai dengan penjelasan di atas penalaran mernerlukan fakta sebagai, unsur dasarnya. Karena itu, agar dapat menalar dcngan tepat. pcrlu kita miliki pengetahuan tentang fakta yang hcrhuhungan.
Jumlah fakta tak tcrhatas; sifatnya pun hcrancka ragam. Banyak di antara fakta-fakta itu yang saling hcrkaitan, haik sccara fungsional maupun dalam huhungan sehab akihat. Huhungan itu kadang-kadang sangat erat atau dalam suatu rangkaian yang rumit schingga sulit mengcnalinya.
Untuk mernahami hubungan antara fakta-fakta yang sangat banyak itu, tcrlehih dahulu kita perlu mcngenali fakta-fakta itu secara sendiri-sendiri. mi herarti hahwa kita harus mcngctahui ciri-cirinya dcngan haik. Dengan mcngcnali ciri-ciri scjurnlah fakta kita dapat melihat pcrhcdaan-pcrhcdaan scrta pcrsamaanp ersarnaan yang tcrdapat di antara fakta-fakta itu. Dengan demikian, mungkin juga dapat dikenali huhungan yang terdapat di antaranya. Pengcnalan huhungan itu kerap kali sangat sulit, schingga kadang-kadang hams dilakukan melalui penelitian.
I0

Tanpa mcngingat ciri-cirinya kita dapat mcnggolong-golongkan scjumlah fakta ke dalam hagian-hagian dcngan jumlah anggota yang sama hanyaknya, Proses scpcrti itu dischut pcmhagian. Scjcnis pcrnhagian yang Ichih tinggi tarafnya ialah kiasifikasi yang dihahas dalarn hagian hcrikut.
1) Klasifikasi
Mcrnhuat kiasifikasi mcngcnai scjurnlah fakta, hcrarti ineinasukkan aiuu inene,npalkwz fakia-Jakia ke duluin sualu hubungun logis berdusurkan suulu sislein. Dcngan kiasifikasi. fakta ditcrnpatkan di dalam suatu sistcm kclas, schingga dapat dikenali huhungannya sccara horizontal dan vcrtikal kc samping scrta ke atas dan kc hawah.
Perhatikan bagan berilcut:
Gambar 1
Dan hagan di atas, dapat dilihat huhungan yang tcrdapat di dalam dan di antara sctiap kelompok. Kalau kita pcrhatikan hangsa Indonesia rnisalnya, kita dapat mclihat huhungannya kc samping dengan hangsa Filipina dan Jcpang yang sarna-sama merupakan hangsa Asia yang hidup di Asia Kcpulauan; kc hawah, kita lihat hangsa Indonesia dikiasifikasikan Ichih lanjut ke dalam suku-suku hangsa Acch, Tapanuli, dan sctcrusnya.
Bangsa-bangsa ASIA
Bangsa-bangsa di Bangsa-bangsa di
Asia Daratan Asia Kcputauan
B. India B. Cina B. Birma dst B. Indonesia B. Filifina B. Jepang
Suku Aceh Suku Minang Suku Sunda
Sukuiawa dst
II

Prophyry, scorang filsuf yang hidup pada ahad kctiga mcmhuat diagram huhungan untuk kiasitikasi rcntang manilsia. Diagram tcrschut dikcnal schagai pohon Propllvrv.*
‘Pohon Prophyry”
Substansi
Bcrhadan Tak Bcrbadan
Badan (Body)
BcrnyawaTak Bernyawa
Organisme
Sensitif Tak Scnsitif
Hcwan
Rasional Tak Rasional
Manusia
Socrates Plato Aristoteles dst
Gamhar 2
Suatu kiasifikasi akan bcrhcnti, tidak dapat ditcruskan lagi, jika sudah sampai kcpada individu yang tidak dapat mcrupakan spcsics atau jcnis individu tidak dapat dikiasifikasikan Iebih lanjut meskipun dapat dimasukkan ke dalam suatu spesies. Kita dapat mengatakan rnisalnya, “Dani adalah manusia’, tetapi tiduk “Manusia adalah Dani”, karcna Dani adalah individu dan hcrsifat unik.
Suatu kelas (kclornpok) dalam sistcm kiasifikasi hukanlah sckedar mcrupakan jurnlah individu anggota kclas tersehut. Suatu kelas terbentuk hcrdasarkan ciri-ciri tcrtcntu yang mcrupakan kritcrianya. Kita dapat mcncntukan kclas sesuatu hila kita mcngctahui kritcria tcrschut. Misalnya ciri-ciri apa yang hams ada pada kelompok hewan agar dapat dimasukkan ke dalam kelompok/kelas mamalia? Adanya tulang belakang9 Jadi, apakah hurung dan reptilia juga marnalia? Hcwan hanya dapat disehut mamaliajika rncmiliki ciri-ciri khusus yang sesuai dcngan ciri-ciri mamalia: berduruh punas. bernapus den gun Iluru-paru, dun ineluhirkan (mcmpunyai plasenlu). Sama halnya dcngan manusia. Suatu
Daniel Y. Sullivan. Funda,ne,nali.c of Logic (New York : McGraw4lill Rook Company. Inc. 1983) p.54.
12

makhluk baru dapat dimasukkan kc dalam kclas manusia hila rncrniliki ciri-ciri kcmanusiaan, yaitu hcrakal hudi.
Suatu kclas ditandai olch ciri-ciri tcrtcntu yang dimiliki olch sctiap anggota kclas tanpa kccuali. Dcngan kata lain, sctiap anggota kclas hams memiliki semua ciri tersebut, sehingga dapat dibedakan dan anggota kelas lainnya.
Pcrlu anda ingat hahwa kiasifikasi atau pcngelornpokan/pcnggolongar hcrhcda dcngan pcrnhagian. Pcrnhagian lchih hcrsifat kuantitatif, tanpa suatu kritcria atau ciri pcncntu. Misalnya, scratus orang rnahasiswa dihagi rncnjadi lima kelompok yang tcrdiri dan dua puluh orang. mi merupakan pcrnhagian. Tctapi jika pcmhagian itu didasarkan atas tinggi hadan atau fakultasnya, maka pembagian itu merupakan kiasifikasi, yaitu berdasarkan tinggi badan atau fakultas,
Dcngan dcmikian, kclas yang terhentuk akihat klasifikasi rnungkin tidak sarna hcsamya. Ada kclas yang hcsar dan di dalarnnya tcrdapat sckclornpok anggota yang memiliki ciri khusus tertentu, dan kelompok lain yang mernpunyai ciri khusus yang lain, Kclas tersebut dapat dipccahkan kc dalam kclas bawahan hcrdasarkan ciri tadi.
2) Jenis Klasifikasi
Klasitikasi dapat merupakan kiasifikasi scdcrhana atau kiasifikasi komplcks.
Di dalam klasifikasi sederhana suatu kelas hanya rnempunyai dua kelas hawahan yang hcrciri positif dan negatif. Klasifikasi sepcrti itu dischut juga klasifi kasi di kotomis (dichotomous classification. dicholoinv). Pohon Prophyry mcrupakan contoh dikotorni scpcrti itu.
Di dalam kiasifikasi kompleks, suatu kclas mcncakup lchih dan dua kelas hawahan. Dalam klasifikasi mi tidak holch ada ciri ncgatif; artinya, suatu kclas tidak dikelompokkan herdasarkan ada tidaknya suatu ciri, melainkan bcrdasarkan suatu ciri positif. Misalnya, kelas marnalia dibagi berdasarkan jenis rnakanannya rncnghasilkan kclas hawahan karnivora, herhivora, dan omnivora.
13

3). Persyaratan Kiasifikasi
Kiasifikasi hams dilalcukan dcngan memperhatikan hchcrapa pcrsyaratan:
(1) Prinsipnva hunts jelas. Prinsip mi mcrupakan dasar atau patokan untuk mcmbua klasifikasi, hcrupa ciri yang mcnonjol yang dapat mcncakup scmua fakta atau bcndalgcjala yang dikiasifikasikan. Dengan demikian tidak terjadi tumpang tindih. Perhatikan contoh herikut:
Pcndidikan : pendidikan formal
pcndidikan jasmani
pendidikan pada zaman jepang
Bandingkan dengan
Pendidikan : pcndidikan informal
pendidikan formal
pendidikan nonformal
Pada kiasifikasi pcrtama tcrdapat tumpang tindih. Pcndidikan pada zaman Jcpang mungkin merupakan pcndidikan formal dan pendidikan jasmani juga. Kalau kita mencoba menguraikan lcembali ke dalam contoh-contoh pcndidikan herdasarkan klasifikasi tcrschut kita akan nr_masukkan jenis jcnis pcndidikan rang sama pada kctiga golongan itu.
(2) Kiasifikasi hams logic dun ujek (konsisten). Artinya, prinsip-prinsip itu hams ditcrapkan sccara mcnycluruh kcpada kelas hawahannya. Misalnya, jika scorang pustakawan mcngclompokkan huku-huku di pcrpustakaan hcrdasarkan hidang ilmu yang dibahas, maka buku yang bcrisi pcmhahasan tentang perbankan akan dikelornpokkan ke bagian ilmu-ilmu sosial.
(3) Klasifikasi hams hersifat lengkap, inenvelurub. Artinya, dasar pengelompokan yang dipcrgunakan harus dikcnakan kcpada scmua anggota kclompok tanpa kccuali. Misalnya, jika suatu kelas tcrdiri dan 2000 mahasiswa dan akan diklasifikasikan hcrdasarkan umurnya. maka dasar tcrschut hams dikcnakan kcpada kcdua rihu mahasiswa tadi. Tidak holch tcrjadi 1500 mahasiswa dikiasifikasikan hcrdasarkan umumya, mengcnai seinuu uluti. sebugian dun gejalu serupa. Proses mi sering kali kita lakukan di dalam kehidupan scharih an.
14

Sccara ak sadar scring kita rncmhuat gcncralisasi tcntang sifat golongan tcrtcntu hcrdasarkan sam atau hchcrapa orang anggota yang kita kcnal. ‘Orang Jcpang pcramah”, “Orang jawa tidak suka hcrtcrus tcrang”. dan schagainya, adalah contoh-contoh gcncralisasi yang scring kita dcngar.
Sahkah kesimpulan seperti di atas ? Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus mcngetesnya:
(1) Cukup rncrnadaikah gcjala-gcjala khusus yang diarnati schagai dasar pcnarikan kcsimpulan ? Kckurangan jurnlah gcjala yang pcrlu diamati akan rncnirnhulkan kckcliruan generulisasi rerlainpau luas. Pcrnvataan sepcrti “Orang Jcpang pcramah” dan “Orang Jawa tidak suka hcrtcrus tcrang” yang didasarkan atas satu atau hchcrapa orang lepang dan orang Jawa yang kcbetulan dikcnal, adalah contoh gencralisasi terlalu luas.
(2) Apakah gejala yang diamati cukup ,neivakili kesciuruhan atau hagian yang dikenai generalisasi ‘? Dcngan kata lain, apakah sarnpcl yang di arnati hctulh ctul rncwakili populasinya?
(3) Tidak adakah kekecualian dalarn kesimpulan urnurn yang ditarik ? Jika kckccualian tcrlalu hanyak, maka tak mungkin diambil gcncralisasi. Jika saW atau hehcrapa saja, kita masih dapat rncmhuat gcncralisasi. Dalam hal mi hindarilah kata-kata “setiap’ atau “scmua”. Pcrgunakan ungkapan “cenderung “, ‘pada uinuinnva “, “raW-rata “. “puda inavoritus yang diu,nuii”, atau yang scmacam itu.
Bcrikut mi tcrtcra contohnya.
1. Kutipan
Dalam mcmilih jurusan IPA siswa kclas saW (1) SMA Ncgcri Cikampck dipcngaruhi olch faktor sosial, ckonomi, hudaya, tingkat pcndidikan kcluarga.
Siswa yang pcmah kc kota hcsar (kota kahupaten dan ihu kota RI) dan banyak hcrgaul dengan orang kota mudah menycrap situasi haru tanpa “dianalisa”. mi rnenunjukkan kekurangan pengertian lanjut dan siswa yang dapat dihubungkan dcngan tempat tinggal siSwa di dacrah yang
15

hcrhudaya dcsa. mi terlihat kctika siswa rncmilih jurusan IPA yang dianggap super. Dan karena situasi Iingkungan dengan tingkat pcndidikan yang rata-rata di bawah SMA, siswa tidak mcngctahui tindak lanjut sctclah nicmilih jurusan IPA.
Siswa yang berlatar belakang budaya desa dan berlatar belakang hudaya kota herheda dalam motivasi dan persiapan memilih jurusan IPA. Masyarakat hcrhudaya desa rncncrirna mcntah-rncntah pcngaruh kota yang dianggap balk dalam rangka pcruhahan kcbudayaan kota, tanpa seleksi. mi dihuktikan dcngan anak yang ingin duduk di jurusan IPA atas pcngaruh orang kota yang ternyata tidak diikuti dcngan prestasi hclajar yang haik, schingga anak tidak tcrjuruskan ke jurusan IPA, yang artinya dijuruskan ke jurusan HIS dan Bahasa.
Dikutip dcngan peruhahan dan Analisa Pendidikan,
1982/ 1983
Kutipan di atas merupakan hasil generalisasi berdasarkan suatu penelitiari tcrhadap sekeloinpok siswa kelas I SMA Ncgcri Cikampck. Gencralisasi 1W dikcnakan kcpada siswa kelas I SMA Ncgcri Cikampck hcrdasarkan atas pengamatan terhadap sejurnlah sampel.
2) A n a I o g I
Kita dapat mcrnhandingkan scsuatu dcngan Iainnya hcrdasarkan atas persainaun yang tcrdapat di antara keduanva. Kita mungkin rnenyebut suatu bau yang scdap schagai “hau hunga melati atau hau 4711”. Pcrbandingan scperti itu dimaksudkan schagai cara untuk rncnjclaskan sesuatu yang haru hcrdasarkan persarnaannya dengan scsuatu yang tclah dikenal. Hasilnva tidak rncrnhcrikan kesimpulan atau pengetahuan yang haru. Pcrhandingan dcmikian dischut analogi pcnjclas (dekiarauif).
Analogi yang dirnaksudkan di sini hukan analogi pcnjclas scpcrti di atas, melainkan analogi induktif. Artinva, suatu proses penala ran untuk inenarik kesi,npulan/referensi tdntang kebena ran suatu gejala khusus berdasarkan
16

kebenu run suu!u gejala kliusus lain yang rncrniliki sifal-sifal esensial penhing ang bersainuaiz. Dcngan demikian, untuk mcngcmukakan suatu analogi induktif, yang pcrlu diperhatikan ialah apakah pcrsarnaan yang dipakai schagal dasar kcsimpulan hcnar-hcnar mcrupakan ciri-ciri cscnsial pcnting yang berhubwzgan era! dcngan kesimpulan yang dikemukakan. Sebagai contoh, misainva kesimpulan heherapa ilmuwan yang mengatakan hahwa anak kera dapat diberi makan seperti anak manusia hcrdasarkan pcrsamaan yang tcrdapat dl antara sistcrn pcnccrnaan anak kcra dan anak manusia. Kcsimpulan itu mcrupakan analogi induktif yang sah, karcna yang dipakai sebagai dasar kesimpulan (sistem pcnccrnaan) mcrupakan ciri cscnsial yang hcrhuhungan crat dengan kcsimpulan (cara rncmhcri makan).
Contoh:
Bagaikan hadal nicngamuk, rncmorakporandakan scgala scsuatu yang ditemui. Rumah-rurnah bcrantakan, pohon-pohon hertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnva dataran yang luas dan sunyi dengan puing-puing gcdung dan pohon-pohon yang turnhang. Dcrnikianlah penderibaan tclah rncmhuatnva hancur Iuluh tanpa ampun. Rasanya tak ada lagi yang tersisa, kecuali hagan yang hampa rasa, tanpa citra, cipta, dan karya.
Tulisan di atas rncrupakan contoh analogi dcklaratif. Dalarn tulisan mi hebatnya pendcritaan digambarkan sebagai badai yang rnenghancur ratakan suatu dacrah. Maksudnya tcntu saja agar pembaca dapat Iehih mcnghayati hagaimana hcratnya pcndcritaan yang dialami.
3) Hubungan Sebab Akibat
Mcnurut prinsip urnum huhungan schab akihat, semua pcristiwa hams ada pcnycbabnya. Dalarn hal mi orang kerap kali sampai pada kesimpulan yang salah karena proses penarikan kesimpulan tidak sah. Contohnya, orang rnenghubungkan suatu wahah dcngan kutukan dcwa atau tempat tertentu yang dianggap keraniat.
17

Hubungan schab akihat antara pcristiwa-pcristiwa mungkin rncngikuti pola dan schab ke akihat, akihat ke sehab, atau akihat ke akihat.
(I) Penalaran dan sebub ke akibul dimulai dcngan pcngamatan tcrhadap suatu schab yang dikctahui. Bcrdasarkan pcngamatan itu ditarik kcsimpulan mcngenai akibat yang mungkin ditimbulkan.
(2) Penalaran dan ukibat ke sebub dirnulai dan suatu akihat yang diketahui. Bcrdasarkan akihat terschut dipikirkan apa yang mungkin mcnjadi pcnychahnya.
Pcnalaran dan akihat ke schab dipcrgunakan dalam pcnclitian expose facto, misalnya untuk mcncntukan penychab kernatian/kccclakaan, dan lainl ain. Ccrita-ccrita dctcktif dan OSCS pcradilan rncrupakan contoh lain yang jelas untuk penalaran dan akibat ke sebab.
Kutipan herikut menggambarkan huhungan schab akihat dan dimulai dcngan mcngemukakan suatu peristiwa yang mcrupakan akihat hcrhagai hal.
MUSIBAH CHALLENGER
Mcledaknya pcsawat Challenger Sclasa malam kcmarin hcnat-hcsar sangat mcngcjutkan. Seperti jutaan orang lain dan scluruh dunia, kita pun patut mcnyatakan ikut hcrhclasungkawa atas tcwasnya tujuh astronot AS tersebut. Tcrlchih lagi karena Indonesia mcmpunyai kaitan dcngan program itu, dengan pcnjadwalan seorang wanita Indonesia, Pratiwi Sudarmono sehagai salah seorang astronot yang akan ikut pcnerbangan Columbia tahun mi.
Challenger barn meluncur 75 detik, ketika pesawat angkasa AS tersebut meledak dan meluncur herkeping-keping hagai,hola api di angkasa, dan hanya ditcmukan serpihan-serpihan reruntuhannya saja, lchih dan 100 km di Icpas pantai timur AS. Pcristiwa mi mcnjadi sangat dramatis, karcna scluruh kejadian, dan awal sampai akhir, disaksikan oleh wakil Presiden AS, George Bush, dan lehih dan 600 guru dan 4000 murid sekolah, jutaan penonton TV yang mcngikuti peluncuran itu melalui pesawat mereka.
Tidak akan segera diketahui apa yang menjadi pelatuk musibah itu. Tetapi dengan mudah hisa dimcngerti, hahwa lcdakan sekian ton oksigcn dan hidrogcn
18

cair yang mcnjadi hahan hakar utarna pesawat itu akan rncmhuat apa pun yang ada di dalam Challcngcr mcnjadi hcrkcping-kcping tak herhekas.
Mcmang, peluncuran Challenger tcrakhir mi tidak mulus. Sampai empat kali pcluncuran hat-us ditunda, Akan tetapi, itu saja schcnarnya hclum cukup untuk membuat orang berkecil hati, Sebab, salah satu penerbangan Columbia juga harus dijadwalkan kembali sampai tujuh kali. Yang membuat orang harus tcrgugah ialah, schcnarnya peluncuran seperti itu adalah hampir mcnjadi rutin, Pcluncuran Selasa malam kemarin adalah peluncuran pcsawat ulang-alik yang ke2 5, dan pcluncuran pesawat angkasa hcrrnanusia yang ke-56. Begitu hcsar orang mcngandalkan hal yang sudah rutin itu, sehingga pcluncuran-peluncuran pesawat jcnis mi yang semula (tahun 1981) hanya dilakukan dua sampai tiga kali setahun, tahun mi dircncanakan 15 kali.
Mungkin salah satu pelajaran yang hisa ditarik dan musihah mi ialah, pada saat-saat tcrtcntu kita mcmang hams tcrgugah dan yang scrha rutin, dan kembali mcnggugat apakah yang kita lakukan sclarna mi memang tidak hisa dipcrhaiki lagi. Sebab, salah saW yang terlewat dan pengamatan rutin ternvata menjadi fatal.
Dalam pcrsoalan seperti mi, scpcrti juga dalarn segala persoalan tcknologi tinggi yang scrba rumit, apalagi penuh risiko, kerutinan schcnarnya hat-us selalu dihindarkan. Tctapi gcjala itu pun tcrjadi.
Mcnggugat dan ingin tahu, scialu mcnjadi pendorong utama hagi manusia untuk sclangkah lagi maju ke depan. Tctapi sesampainya di sana, manusia scring juga mcnj adi terlalu ambi sius, dan kadang-kadang tcrlalu menyomhongkan kehebatannya.
Pcristiwa seperti melcdaknya Challenger itu hams menggugah kemhali kesadaran kita, hahwa betapa pun hchatnya manusia, hctapa hesar pun daya hitung, kcccrmatan, dan jangkauan akalnya, tcrnyata masih ada saja scsuatu yang lcpas dan pengamatannya. Apa pun nanti yang akan ditcmukan oleh tim ahli yang hertugas meneliti musibah itu, yang akan kcdapatan pastilah salah satu hentuk ketidaksempumaan.
Musibah Challenger menelanjangi ketidaksempurnaan manusia dihadapan Sang Maha Sempuma. Pada saat seperti itu, manusia hams sadar, hetapa luar
19

hiasa pun prcstasi yang sudah dicapainya, tctapi ternyata rnasih hanyak pula hal yang tcrlcpas dan pcngamatannva.
Mcskipun dcrnikian, tidak bisa juga dikatakan hahwa usaha manusia untuk rncnggapai angkasa dan mcraha-raha apa yang hclurn dikctahui itu adalah menentang Yang Maha Kuasa. Selarna mi selalu tcrbukti betapa sangat kuat berlaku dalarn kodrat manusia hasrat untuk melakukan sesuatu demi kcinginannya; kalau pcrlu dengan pengorhanan jiwanva.
Kadang-kadang mcmang sulit hagi kchanyakan kita untuk mcmahami mengapa manusia hams rncmpcrtaruhkan jiwanya untuk mcndaki gunung hcrhahaya. mcnclusuri sungai ganas, mcngarungi lautan pcnuh mistcri, dan hcrtualang di angkasa yang scrba tanda tanya, Apab
ila berhasil masih perlu segera dipertanyalcan, lalu apa gunanya itu scmua.
Meskipun dcmikian, sudah sangat banyak orang yang mengorhankan hidupnya untuk hal-hal scpcrti itu, dan masih akan lchih banyaklagi orang yang secara sukarcla hcrscdia melakukan hal-hal scrupa dcngan risiko bagi jiwanya, seperti astronot Challenger. Dengan keberanian-keberanian yang terkadang sulit dirncngcrti scpcrti itulah manusia hcringsut-ingsut rncninggalkan rnakhlukm akhluk lain, dan mcngangkat dcrajatnya.
Dcngan pandangan seperti itu, musihah Challcngcr tidak hoich mcn gccilkan dorongan manusia untuk selalu ingin mcnjclajahi alarn lain yang hclurn dikctahuinya, walaupun saat-saat scpcrti sckarang mi juga hams digunakan untuk mcncliti dan mengatur kcmbali ambisi-ambisinya.
(3) Pcnalaran dun ukibui ke akibut, hcrpangkal dan suatu akihat dan herdasankan akihat tcrschut langsung dipikirkan akihat lain tanpa mcmikirkan schab umum yang mcnimhulkan kcdua akihat itu.
Dalam kchidupan schari-hani scring tcrjadi rangkaian schab akihat yang hcrkcpanjangan. Schagai contoh misalnya, scorang siswa SMA mcnjadi frustrasi kancna gagal dalam ujian selcksi. Kegagalan mi dischahkan oleh karena talc sempat menyiapkan din untuk ujian tersebut. Hal mi terjadi karena ia terpaksa dirawat di rurnah sakit selama dua hulan akihat kccclakaan lalu lintas. Mobil yang
20

dikcmudikannya mcnahrak tiang listrik karena ia tcrtidur ketika mcngcndarainya.
Dan contoh itu kita lihat hahwa pcnychah pcrtarna kcgagalan siswa itu ialah “kantuk”. Pcnychah itu dilkuti olch scrangkaian akihat yang masing-masing merupakan penyebab peristiwa lain.
Selanjutnya, dalarn penalaran akihat ke akihat hams diyakini hahwa ada penvebab urnuin yang rncnirnhulkan akihat-akihat itu. Dalarn hal mi pcrhatikan apakah pcnychah itu hctul-hctul mcrupakan pcnychah satu-satunya yang mcnimhulkan kedua akihat terschut. Apakah tidak ada pcnyehah lain yang mungkmn juga mcnirnhul salah satu atau kcdua akihat tcrschut’?
Dan uraian di atas, mungkin dipcrolch kesan hahwa huhungan schah-akihat merupakan suatu hal yang rnudah dan jelas. Tetapi di dalarn kenyataan tidak begitu sederhana. Kcrap kali terdapat pcristiwa-peristiwa schab akihat yang rumit. Karcna itu, scpcrti tclah pcmah dikcmukakan kita hams hcrhati-hati dalam rncncntukannya. Dengan mempelajari proscs berpikir yang sah, kita akan dapat menilai, apakah putusan kita tentang suatu sebab-akibat betul-betul merupakan lxisilproscs pcnalaran yang logis dan tidak dipcngaruhi olch sikap pribadi.
kepcrcayaan/takhavul, pandangan politik, atau prasangka. Dalarn hal mi, ilmu statistika kadang-kadang dapat mcrnhantu kita.
Tulisan yang mcmaparkan pcnalaran dan schah kc akihat dihuka dcngan pcnalaran pcnyehahnva dahulu. Schaliknya tulisan yang mcmaparkan pcnalaran dan akihat ke schab dirnulai dcngan akihatnya.
Penalaran Deduktif
Pcnalaran dcduktif didasarkan alas prulsip, bukuin, leon ala U Inhlusan lain yang berlaku urnu,fl uiziuk sualu ha! ala upun gejala. Bcrdasarkan atas prinsip umum tcrschut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang mcrupakan bagman dan hal atau gcjala di atas. Dengan kata lain, pcnalaran dcduktif bcrgcrak dan sesuatu yang umum kcpada yang khusus.
21

(I) (II)
/
(III) (IV)
Diagram di atas ialah diagram Euler.
Gambar I, menunjukkan bahwa S identik dengan P
S = P; Scmua manusia adalah rnakhluk rasional.
Gambar 11, S tidak hcrhuhungan dengan P.
Tidak ada S yang P; Tidak ada cacing yang hcrnapas dcngan pamp am.
Gambar Ill, S adalah sebagian dat-i P.
Scmua S adalah P; Scmua kcrhau adalah hinatang.
Gambar IV, Sebagian S adalah P. Beberapa S = P; Beberapa manusia jenius.
Jika kita mcngctahui sifat umurn 5, scdangkan P adalah hagian dan S, maka kita mcnarik kesimpulan tenting P. Kalau kita tahu hahwa semua mahasiswa harus mcmhayar SPP dan Ohct adalah mahasiswa. maka Ohct pun hams mcmhayar SPP.
Pada contoh di atas pengetahuan tentang kcwajiban mahasiswa mcrupakan dasar untuk menarik kcsimpulan tentang kcwajihan seorang mahasiswa. Dasar pcnarikan kesimpulan itu di dalam pcnalaran disehut prelnis. Di dalam pcnalaran dcduktif, hcrdasarkan atas premis itu ditarik kesimpulan yang sifatnya lehih khusus. Dcngan dcmikian, sehenamya, pcnarikan kcsimpulan sccara dcduktif 1W secara tcrsirat sudah tercanturn di dalarn premisnya. Sifat itu mcmbedakan penalaran deduktif dan penalaran induktif, yang kesirnpulannya tidak tercantum di dalam prcmisnya. Dan sifat di atas, dapat dipahami di dalam penalaran dcduktif

suatu kcsimpulan akan hcnar atau sah jika prcrnisnya hcnar dan cara pcnarikan kesimpulan sah. Di dalam penalaran induktif, kita tidak dapat mcncntukan kcbcnaran atau kesahan kcsimpulan dengan cara dcmikian.
Mcnurut bcntuknya, pcnalaran dcduktif mungkin rncrupakan silo gisine dan enliinein.
Silogisme
Silo gisine mcrupakan suatu cara pcnalaran yang formal. Pcnalaran dalam bentuk mi jarang ditcmukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita Ichih scring rncngikuti polanya saja, rncskipun kadang-kadang sccara tidak sadar. Misalnya ucapan “la dihukum karcna mclanggar pcraturan “X”, scbcnarnya dapat kita kembalikan ke dalam bentuk formal berikut:
a. Barang siapa melanggar peraturan “X” hams dihukum.
h. Ia mclanggar pcraturan “X”
c. Ia hams dihukurn.
Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (preinis mav or) dan Icalimat kcdua (prernis minor) mcrupakan pcrnyataan dasar untuk mcnarik kesimnpulan (kal imat kctiga).
Pada contoh, kita lihat hahwa ungkapan “melanggar ...“ path premis (mayor) diulangi dalam (prcmis minor). Dcmikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kcsimpulan. Hal itu tcrjadi pada hcntuk silogismc yang standar.
Akan tctapi, kcrap kali tcrjadi hahwa silogismc itu tidak mcngikuti hentuk standar seperti itu. Misalnya:
Scmua yang dihukum itu karena melanggar peraturan
Kita scialu mcmatuhi pcraturan
Kita tidak perlu ccmas hahwa kita akan dihukurn.
Pcrnyataan itu dapat dikcmhalikan rncnjadi:
a. Scrnua yang rnclanggar peraturan harus dihukum
b. Kita tithk pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan
c. Kita tidak dihukurn.
23

Sccara singkat silogismc dapat dituliskan
JikaA=B dan B=C maka A=C
1) Premis dan Term
Untuk memahami silogisme perlu kita ketahui dahulu beberapa istilah yang digunakan. Proposisi ialah kalirnat logika yang merupakan pernyataan tentang huh ungan antara dua atau bchcrapa hal yang dapat dinilai hcnar atau salah.
Preinis ialah pcmyataan yang digunakan schagai dasar pcnarikan kesimpulan.
merupakan kesimpulan yang ditarik herdasarkan prernis mayor dan premis minor. Suhjclc pada kesimpulan itu merupakan 1ern minor. Term mcncngah mcnghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak hoich tcrdapat pada kesimpulan. Perlu dikctahui, term ialah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P).
Contoh:
(1) Scmua ccndckiawan adalah manusia pcmikir
(2) Semua ahli filsafat adalah cendekiawan
(3) Scmua ahli filsafat adalah manusia pcmikir.
Bcntuk di aLas mcrupakan hcntuk standar silogisrnc. Di dalamnya tcrdapat 3 term (hanya 3 term), yaitu term mayor, minor, dan tcngah. Term-term itu tcrcantum dalam kalimat yang disehut proposisi. Proposisi (1). dan (2) mcrupakan premnis yaitu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan pada proposisi nomor (3). Proposisi (1) merupakan premis mayor yaitu prcmis yang merupakan pernyataan dasar umum yang dianggap benar untuk suatu kelas tertentu. Di dalamnya terdapat term mayor (manusia pemikir) yang muncul dalam kesimpulan schagai prcdikat.
Proposisi (2) merupakan prcmis minor yang mcngcmukakan pernyataan tentang peristiwa atau gcjala khusus yang merupakan hagian atau anggota kelas prcmis mayor. Di dalamnya terdapat term minor (ahli filsafat) yang mcnjadi subjck dalam kesimpulan. Term mayor itu dihuhungkan oleh term tengah (cendekiawan) yang tidak boich diulang di dalam kesimpulari. Term tengah inilah yang mcmungkinkan kita menarik kesimpulan.
24

2) Macam-macam Proposisi
Pada hagian tcrdaliulu tclah disinggung pcngcrtian proposisi Berdasarkan pcngcrtian tentang term, maka proposisi dapat pula dihatasi schagai pernvu!uun lenlung ii ubuiz gun unlura term-term. Dan Icualitasnya huhungan itu mungkin berisi pemnbenurun (positif), yaitu menyatakan adanya hubungan antara term-term; atau hersifat mnengingkari (izegatif), artinya menyatakan tidak adanya huhungan antara term-term.
Proposisi dapat digolong-golongkan hcrdasarkan hcherapa kriteria.
(1) Mcnurut hentuknya, proposisi dapat dihedakan schagai proposisi lung gal dan inujeinuk. Proposisi tunggal ialah proposisi yang hanya herisi satu pernyataan saja, scdangkan proposisi majemuk merupakan gahungan antara dua proposisi tunggal atau lebih.
Contoh:
Tunggal: scmua manusia fana.
setiap calon mahasiswa hams mcngikuti ujian seicksi.
Majemuk: Sernua manusia fana dan pemah lupa.
Tidak scorangpun siswa SLA menjadi anggota Senat Guru Bcsar TTB dan IPB.
Proposisi “Semua manusia fana dan pcrnah lupa” scbcnarnya merupakan gahungan dua proposisi tunggal, yaitu “Scmua manusia fana” dan “Semua manusia pcrnah lupa”. Karena kcdua proposisi itu positif, maka gahungannya merupakan proposisi mnajemnuk kopu!uiif Scdangkan “Tidak scorangpun siswa SLA menjadi Scnat Gum Besar ITB dan IPB” merupakan himpunan dua proposisi tunggal negatif, yaitu “Tak seorang pun siswa SLA menjadi anggota Senat Gum Bcsar ITB” dan “Tak scorang pun siswa SLA menjadi anggota Senat Gum Besar IPB”. Gahungan seperti itu merupakan proposisi majernuk rimnorif.
(2) Menurut sifat pembenaran atau pcngingkaran huhungan antara suhjck (S) dan prcdikat (P), proposisi mungkin merupakan proposisi kuiegoris atau proposisi kondisionul. Jika huhungan 1W tanpa syarat, proposisi digolongkan ke dalam proposisi kategoris, dan sebaliknya Jika disertai syarat, proposisi termasuk ke dalam proposisi kondisional.
25

Contoh:
Kategoris Sebagian manusia hidup makmur.
Kondisional: Jika mutu makanan ayarn dipcrhaiki, telur yang dih asilkan lchih hermutu.
Proposisi kondisional dapat dibagi lagi menjadi proposisi kondisional Itipotetis dan proposisi kondisional disjungiij:
Proposisi kondisional hipotctis terdiri atas dua hagian, yaitu unteseden dan konsekuen. Antcscdcn ialah hagian yang herisi syarat dan konsckucn hcrisi akihat. Mcnurut logika tradisional anteseden scialu mcndahului konsekuen.
Contoh:
Kalau mctodcnya diuhah (anteseden) maka hasilnya akan hcrbcda (konsckucn). Proposisi kondisional disjungrifbcrisi a lie rnatif (pilihan) Contoh:
Pclakunya seorang hekas pelaut atau hekas anggota gerombolan kita akan mclanjutkan diskusi mi atau huhar saja
(3) Berdasarkan kuanii!usnvu, proposisi dihedakan mcnjadi proposisi universal dan proposisi klzusus (partikular, particular). Pada.proposisi universal, predikat membenarkan atau rncngingkari seluruh subjek. scdang pada proposisi partikular hanya mcmhcnarkan atau rncngingkari sebagian saja.
Ungkapan untuk menyatakan proposisi universal antara lain: scinuu, seluruli, haph ap, setiup kcdi, musing-musing, selalu, liduk sani pun, tidak pernuh. dan hiduk seorung pun. Untuk proposisi partikular hiasanya dipcrgunakan kata-kata scpcrti:
sebugian, bunvuk, kebanvukun, sering, kudang-kudung, dan dalumn keudaun lertentu, beberapu.
(4) Sclanjutnya mcnurut kualitus dan kuantitusnvu proposisi dapat digolongg olongkan schagai hcrikut:
a. Proposisi universal positif (affirmncaive), di dalam logika dihcri sirnhol A h. Proposisi universal ncgatif: E
c. Proposisi partikular positif: I
d. Proposisi partikular negatif: 0
26

Contoh:
A Scmua pcngikut Sipenmaru lulusan SLTA.
E Tidak satu pun siswa SLA mcnjadi anggota Scnat Guru Bcsar TPB.
I I3cbcrapa pctani mcmiliki traktor.
o Sebagian rnahasiswa tidak pemah melakukan KKN.
3) Distrihusi Term
Mcnurut kualitas dan kuantitas proposisi, term mungkin hersifat distrihutif atau
nondistrihutif. Suatu term dikatakan distrihutif, j ika mel iputiscluruh
dcnotasinya. dan dikatakan nondistrihutif, Jika hanya meliputi schagian saja.
Dcngan dcrnikian, maka dalam proposisi
A: S distributif, P nondistributif.
E S distrihutif, P distrihutif.
I S nondistrihutif, P nondistrihutif
o s nondistrihutit, P distributif.
Proposisi A
E:U C)
I:
0
Contoh:
Prcmis mayor (MY) : Manusia makhluk rasional
Premis minor (MN) : Kucing hukan manusia
Kesimpulan (K): Kucing tidak rasional
My: Sctiap manusia pcrnah lupa
Mn: Mahasiswa adalah manusia
K : Mahasiswa pernah lupa.
4.
27

Dan uraian di aLas dapat diringkaskan hahwa:
a. Silogismc mcrupakan hcntuk penalaran dcduktif yang formal.
b. Proscs penalaran dimulai dan prcmis mayor melalui prcmis minor sampai pada kcsimpulan.
c.Strukturnya tetap: premis mayor, prenus minor, kesirnpulan.
d. Premis mayor herisi pernyataan umurn.
e. Prcmis minor hcrisi pcmyataan yang Ichih khusus yang merupakan bagian premis mayor (term mayor).
f. Kcsimpulan dalam silogismc sekilu !ebili khusus daripada prcmisnya.
4) Pcrsyaratan
Selain itu ada bcbcrapa pembatasan yang perlu dilcctahui sehubungan dengan penalaran dalam hentuk silogisme:
a. Di dalam silogismc hunva mungkin tcrdapat 3 (tiga) term.
Contoh:
Semua manusia berakal budi
Scrnua ,nuhusiswu adalah inanusia
Scmua rnahasiswa hcrakal hudi.
b. Term tcngah tiduk hoich tcrdapat di dalam kesimpulan.
c. Dan dua premis ingkar (negatif, mcnggunakan kata “tidak”atau”hukan) tiduk dapat ditarik kesimpulan.
d. Kalau kcdua premisnya positif (tidak ingkar), kesimpulannya hams positif.
e. Term-term yang mendukung proposisi hams jelas, tidak pengertian ganda atau menimhulkan keraguan..
Misalnya:
My: Scmua buku mcmpunyai halaman
Mn : Ruas mcmpunyai buku
K : Ruas mcmpunyai halarnan.
f. Dan premis mayor partikular dan premis minor negatif tidak dapat ditarik kcsirnpulan.
28

g. Prcrnis mayor dalarn silogisrnc mungkin hcrasal dan teori atau dipcrolch mclalui pcnclitian ilmiah yang panjang proscsnya. Kchcnaran dan kesalahan kcsimpulan yang ditarik dan premis yang dcmikian lchih “mudah” diuji. Tetapi dalam kcnyataannya prcmis mayor kcrap kali hcrsurnhcr pada pcndapat urnum, kebiasaan, kepercayaan, bahkan,takhayul,kita harus bcrhati-hati dalam hal terakhir.
Entimern
Di atas tclah disinggung hahwa silogisrnc jarang sekali ditcmukari di dalam kchidupan schari-hari. Di dalam tulisan pun, hcntuk itu hampir tidak pcrnah digunakan. Bcntuk yang hiasa ditcrnukan dan dipakai ialah hcntuk eizliinein. Entimcrn mi path dasarnya adalah silogisme. Tetapi, di dalam entimern salah sam premisnya dilzilangkunJtiduk diucapkan karcna sudah sarna-sama dikctahui.
Contoh:
Mcnipu adalah dosa karcna merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi dua:
a. menipu adalah dosa
h. karcna (mcnipu) mcrugikan orang lain.
Kalimat a mcrupakan kesimpulan scdangkan kalirnat h adalah prcmis minor (karcna hcrsifat khusus). Maka silogisnie dapat disusun:
Mv:
Mn : menipu merugikan orang lain
K menipu adalah dosa.
Dalam kalirnat di atas, prernis yang dihilangkan adalah prcmis mayor. Untuk mclcngkapinya kita hams ingat hahwa prcmis mayor scialu hersifat lchih umum, jadi tidak mungkin suhjcknva “mcnipu”. Kita dapat mcnalar kembali dan mcncmukan prcmis mavomnva: Pcrhuatan yang mcrugikan orang lain adalah dosa.
Untuk mcnguhah entirnern menjadi silogisme, mula-mula kita can dulu kes impulannya. Kata-kata yang menandakan kesimpulan ialah kata-kata seperti jadi,
29

maka, karcna itu, dcngan dcmikian, dan sehagainya. Kalau sudah, kita temukan apa prcmis yang dihilangkan.
Contoh lain:
Pada malam han tidak ada matahari, jadi tidak rnungkin tcrjadi proscs fotosmtesis. Bagairnana bentuk silogismenya?
My Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Mn Pada malam han tidak ada matahari
K Pada malam han tidak mungkin ada fotosintcsis.
Schaiknya, kitajuga dapat mcnguhah silogisme ke dalam entimem, yaitu dcngan mcnghilangkan salah satu prcrnisnya.
Contoh:
My : Anak-anak yang herurnur di atas sehelas tahun tclah mampu hcrpikir formal.
Mn : Siswa kelas VI di Indonesia telab herumur lchih dan schclas tahun K Siswa kelas VI di Indonesia telah mampu berfilcir formal
Kalau dihilangkan prcmis mayornya cntimcmnya akan hcrhunyi ‘siswa kelas VI di Indonesia tclah hcrurnur Ichih dan schclas tahun, jadi mcrcka mampu hcrpikir formal”. Atau dapat juga “Anak-anak kclas VI di Indonesia tclah mampu herpikir formal Icarcna mereka telah herumur lchih dan schelas tahun”. Kalau dihilangkan prcmis minornya mcnjadi “Anak-anak yang hcrumur di atas schclas tahun tclah mampu bcrpikir formal; karena itu siswa kelas VI tclah mampu berpikir formal.
Salah Nalar
Dalam ucapan atau tulisan kcrap kali kita dapati pcmyataan yang mcngandung kesalahan. Ada kesalahan yang tcrjadi secara tak sadar karcna kelelahan atau kondisi mental yang kurang mcnycnangkan, scpcrti salah ucap atau salah tulis misalnya. Ada pula kcsalahan yang tcrjadi karcna kctidak(ahuan. disamping kesalahan yang scngaja dihuat untuk tujuan tcrtcntu.
Kesalahan yang kita persoalkan di sini adalah kesalahan yang herhuhungan dcngan proses penalaran yang kita sehut salah nalar. Pembahasan mi
30

akan rncncalcup dua jcnis kesalahan rncnurut pcnyehaI utarnanya, yaitu kcsalahan k-arena bahasa yang mcrupakan kesalalian informal dan kesalahan k-arena mnaleri dan proses pena!urannva yang merupakan kcsalahanformnal.
Kesalahaii Informal
Sehagai sarana penalaran terutama penalaran ilmiah hahasa mengandung banyak kclcmahan. Kata-kata kcrap kali kahur, tidak tcgas maknanya, schingga dapat diartikan hermacarn-macam. Dcmikian juga kalirnat sering kali dapat ditafsirkan dengan bcrhagai cara. Pcrhatikanlah kalimat-kalimat hcrikut:
(1). Kesadaran bela ncgara merupakan pcrwujudan rasa cinla kcpada ianah air.
(2). Cinta scorang ibu kcpada anaknya tak dapat diukur dcngan materi. (3). “Aku rncmang mnencinlaimnu palupi, tapi cngkau tidak harus mcncintaiku. .
(4). Anak disen yang cantik itu adalah mahasiswa UT.
(5). Mugi hcrkata pada tcrnan Sita hahwa ia harus hcrangkat sckarang juga.
Kclima kalimat di atas menunjukan kcragaman dan kekahuran makna.
Kata cinta pada kalimat (1), (2) dan (3) mcmpunyai rnakna yang hcrhcda-hcda.
Kalirnat nomor (4) dapat mcragukan. Siapa yang cantik: doscnnya atau anaknya?
Kalimat (5) dapat ditafsirkan dcngan heherapa cara.
(1). Mugi bcrkata bahwa ia (Mugi) hams berangkat sekarangjuga.
(2). Mugi herkata hahwa ia (Sita) hams pegi sekarang juga.
(3). Mugi hcrkata hahwa ia (teman Sita) hams pcrgi sckarang juga.
Kcsalahan informal hiasanya ikelompokan schagai kesalahan rclcvansi. Kcsalahan mi tcrjadi apahila premis-prernis tidak mcrnpunyai huhungan logis dengan kesimpulan. Yang termasuk ke dalamjenis kesalahan mi ialah:
31

I) Argurnenluin ad Hoininein
Sccara harafiah kcsalahan itu bcrarti “argumentasi ditujukan kepada din orang”. Kcsalahan itu tcrjadi hila scscorang rncngarnhil kcputusan atau kcsimpulan tidak hcrdasarkan pcnalaran mclainkan untuk kcpcntingan dirinya, dengan mengemukakan alasan yang tidak logis scbenarnya. Misalnya, orang menolak pemerataan dengan alasan hahwa pemerataan itu merupakan yang dituntut orang kornunis, scdangkan kornunismc adalah aliran yang dilarang di sini (Alasan yang sehcnamya ialah karcna pcmcrataan itu rncrugikan dirinya).
2) Argu,nenlu,n ad Baculurn
Bacuiwn hcrarti ‘tongkat” Yang dirnaksud di sini ialah suatu kcsalahan yang terjadi apabila suatu keputusan diterima atau ditolak karena adanya ancarnan hukuman atau tindak kekerasan: Misalnya jika seorang mengakui kcsalahan yang dituduhkan kcpadanya (yang schcnarnya tidak dilakukan) karcna ia diancam dcngan kckcrasan.
3) Arguinenluin ad Verucundiain aiau Arguinentuin Adicioritatis
Kcsalahan in tcrjadi hila scscorang mencrima pcndapat atau kcputusan hukan dengan alasan penalaran mclainkan karena yang mcnyatukan pcndapat atau kcputusan itu adalah yang rncmiliki kckuasaan.
4) Argwneniuin ad Populuin
Arti harafiahnya ialah “argumentasi ditujukan kepada rakyat”. Argumentasi yang dikemukakan tidak mcmcntingkan kelogisan; yang penting agar orang hanyak tcrgugah. Hal ml scring dilakukan dalarn propaganda.
5) Arguinenluin ad Misericordiain
Argurncntasi dikcmukakan untuk rncmhangkitkan hclas kasihan. Biasanya argurncntasi sernacarn mi dikemukakan hila seseorang ingin agar kesalahannya dimaaflcan. Misalnya seorang siswa yang mendapat nilai buruk mengatakan
32

hahwa ia tidak rncrnpunyai cukup waktu untuk hclajar karcna rncrnhantu orang tua mcncari nafkah.
6) Kcsalahan Non-Causa Pro-C’ausa
Kesalahan mi tcrjadi jika seseorang mengemukakan suatu scbab yang sebenarnya hukan merupakan sehab atau hukan sehah yang lengkap: Contohnya scorang laki-laki dinyatakan rncninggal akihat jatuh dan tangga. Akan tetapi, pcmcriksaan doktcr rncnyatakan hahwa orang itu mcninggal hukan karcna jatuh. Ia mendapat serangan jantung ketika scdang mcnuruni tangga.
7) Kcsalahan Aksidensi
Yang dirnaksud dcngankesalahan aksidcnsi ialah kesalahan tcrjadi akibat pencrapan prinsip urnurn terhadap keadaan yang hcrsifat aksidcntal, yaitu suatu kcadaan atau kondisi kchctulan, yang tudak scharusnya, atau mutlak yang tidak cocok. Misalnya, susu adalah minuman sehat. Tetapi, jika scorang ibu yang memberikan susu kepada anaknya yang alergi terhadap lemak hewani karena ia mcnganggap hahwa susu adalah minurnan yang rncnychatkan ia tclah melalcukan kcsalahan aksidcnsi. Kcadaan urnum hahwa susu itu schat tidak cocok dcngan kondisi aksidental hahwa anak alergi terhadap lcmak hcwani.
8) Petilio Principii
Kcsalahan mi tcrjadi jika argurncn yang dibcrikan tclah tcrcanturn di dalarn premisnya. Misalnya kalimat ‘Ular itu mengandung racun karena ia berbisa; kedua hal itu saina saja, karena tidak herbeda” adalah contoh-contoh pelilio princ i/ni. Tcntu saja kcsalahan 1W akan mudah dikcnali jika pcrnyataan dan argurnennya herdekatan atau sarna pcmyataannya. Tetapi kcdua hal itu mungkin dipiswahkan olch puluhan hahkan ratusan halaman suatu huku. Misalnya saja pada awal tulisannya scscorang pengarang rncngcmukakan pola-pola kalirnat bahasa Mclayu Riau sama dengan pola kalirnat bahasa Malaysia. Pada akhirnya ia menyimpuilcan bahwa pola kalimat bahasa Malaysia tidak rnemperlihatkan hal-hal yang hcrhcda dengan pola kalimat hahasa Mclayu.
33

Kadang-kadang pelilio principii ml hcrwujud schagai argumcntasi hcrlingkar: A dischahkan B. B dischahkan C, C dischahkan D, D dan D dischahkan A.
9) Kesalahan Komposisi dan Divisi
Kesalahan komposisi terjadi jika kita menerapkan predikat individu kepada kclompoknya. Misalnya Oni adalah mahasiswa, ia suka hcrdansa. Jadi mahasiswa suka hcrdansa. Schaliknya jika prcdikat yang hcnar hagi kclompok kcmudian dikenakan kepada individu anggotanya, maka akan tcrjadi kesalahan divisi. Misalnya saja pada mobil yang hesar, baut-haut yang digunakan hcsar-hcsarjuga. Jika sehuah sckolah dinilai haik maka setiap gurunya dinilai balk.
10) Kesalahan karena Pcrtanyaan yang Kompleks
Pcrtanyaan yang kompicks di sini hukan hanya yang dinyatakan dcngan kalimat kompleks saja, melainkan juga yang dapat mcnimhulkan hanyak jawahan. Misalnya pertanyaan. “Apakah benda itu?” akan menghasilkan berbagai jawaban misalnya schagai istilah ckonomi, fiska, hukum, dan schagainya.
11) Non Secuitur (kesalahan konsekucn)
Kcsalahan mi tcrjadi jika dalam suatu proposisi kondisional tcrjadi pcrtukaran antara antcscdcn dan konsckucn. Misalnya. ‘Jika anda scorang pencuri, maka anda hckcrja pada malam han”, disamakan dengan “Jika anda bekerja pada malam han, anda scorang pencuri”.
12) Ignoruijo Elenchi
Kcsalahan mi samalscjcnis dengan argwnenluln ad Horninein, ad Verucuizdiuin, ad Bacuiwn dan udpopulwn yaitu tidak ada relevansi antara prcrnis dan kcsimpulannya. Tctapi, Jgnorutio e!encbi tidak dischahkan olch hahasa, mclainkan karcna isi argumcntasinya tidak rclcvan dcngan pcmyataannya. Misalnya scorang kctua RT mengemukakan kepada warganya hahwa RT pcrlu memungut iuran untuk petugas kebersihan. Untuk mendukung gagasan itu Ia mcnjclaskan pcranan kchcrsihan dalam mcncmptakan kesehatan dan kel ndahan
34

lingkungan; padahal yang hams dihuktikan ialah hahwa iuran itu hams dihayarkan, hukan segala teori tentang kchersihan.
Kcsalahan Formal
Kesalahan mi berhubungan crat dengan materi dan proses penarikan kesimpulan haik dcduktif maupun induktif.
1) Kesalahan Induktif
Kesalahan induktif tcrjadi schuhungan dcngan OSCS induktif. Kcsalahan ml mungkin merupakan kesalahan gcncralisasi, huhungan schab akihat, dan analogi.
(1) Generalisasi Terlalu Luas
Contoh:
Wanita kurang mampu dalam matematika dibandingkan dengan pria. Kesimpulan itu ditarik dan pengamatan sebagai berikut. Di dalam kclas yang tcrdiri dan dua puluh lima wanita dan dua puluh pria, tcrnyata lima nilai tcrtinggi dicapai olch mahasiswa pria scdangkan lima nilai terendah diperoleh oleh mahasiswa wanita.
Apakah kclas yang diteliti cukup mcwakili pria dan wanita secara urnum? Apakah lirna nilai tercndah itu saja cukup kuat untuk mcnarik kesimpulan hahwa wanita kurang dihandingkan pria’ Bahkan untuk mcnarik kesimpulan tcntang kemampuan kelas itu saja, data itu tidak mcmadai. Barangkali masih lchih haik jika kcsimpulan diambil bcrdasarkan pcrbandingan nilai rata-rata mcrcka.
(2) Hubungan Sebab Akibat yang Tidak Memadai
Dalam pcmakaian hahasa kcrap kali dijumpai huhungan schab akihat yang tidak tepat atau salah. Hal mi mungkin tcrjadi karcna suatu akihat dihuhungkan dcngan pcnychah herdasarkan kcpcrcayaan atau takhayul atau karcna pcnulis atau pcrnhaca rncnganggap suatu kontrihutori schagai pcnycbab utamanya.
35

Contoh:
a. Saya tidak dapat hcrcnang. Hampir semua anggota kcluarga saya tidak dapat berenang.
h. Saya tidak lulus karcna doscn saya tidak suka pada saya.
c. Sebagian besar siswa mendapat nilai buruk karena pada waktu ulangan ada kucing hitarn yang melintas di halaman.
(3) Kesalahan Analogi
Kesalahan hcrikutnya ialah kesalalian analogi. Kesalahan mi tcrjadi hila dasar analogi induktif yang dipakai tidak mcrupakan ciri cscnsial kesimpulan yang ditarik. Pcmyataan hahwa anak kera dan anak manusia dapat dididik menjadi sarjana biologi berdasarkan persamaan sistern pencemaannya, merupakan contoh kesalahan analogi. Dasar analoginya (sistcm pcnccrnaan) tidak merupakan ciri escnsial dan kesimpulan (dapat dididik mcnjadi sarjana).
Contoh lain:
Toni hcrsckolah di SMA I. Ia pasti akan mcnjadi tokoh politik. Tokoh politik tcrkcnal hcrasal dan sckolah itu.
2) Kesalahan Deduktif
(1) Dalam cara herpikir dcduktif kcsalahan yang hiasa tcrjadi ialah kesalahan prelnis mayor yang liduk dibatasi.
Contoh:
a. Scmua pelaku kejahatan adalah korhan rumah tangga yang herantakan.
h. Kalau hakim masuk dcsa, di dcsa tidak ada lagi ketidakadilan. Kalau hcntuk cntincm di atas dikcmhalikan ke dalam hentuk
silogismc, kita akan mclihat bahwa kcsalahannya terictak pada prcmis mayor yang tidak dibatasi, yaitu:
My : Penyebab kejahatan ialah rumah tangga berantakan. Mn : Hakim mcnihcrantas ketidakadilan.
36

penyebab salah nalar

Penulis: Ashadi Siregar dkk

I. Memberitakan Peristiwa, Untuk Apa?

Berita merupakan rekonstruksi tertulis dari peristiwa yang terjadi. Peristiwa perlu diberitakan paling tidak karena dua alasan, yaitu untuk memenuhi tujuan politik keredaksian suatu media massa atau memenuhi kebutuhan pembaca.

Tujuan politik suatu media massa diantaranya tujuan ekonomis, yaitu tercapainya oplah penjualan tinggi, dan tujuan ideologis, yaitu untuk mempengaruhi dan membujuk pembaca agar berbuat serta bersikap sesuai dengan tujuan ideologis yang hendak dicapai.

Dari sisi pembaca, alasan memberitakan suatu peristiwa terletak dalam sikap manusia yang selalu ingin memperbaiki dan meningkatkan harkat kehidupannya. Dalam upaya itu, manusia selalu ingin mencari informasi agar ia dapat mengetahui apa yang harus ia lakukan serta bagaimana melakukannya.

Kedua hal di atas merupakan latar belakang untuk apa berita ditulis, yaitu memenuhi kepentingan pembaca dan kepentingan media massa dalam mencapai tujuan masing-masing. Adanya kepentingan yang melatarbelakangi penulisan berita membuat wartawan selalu memilih peristiwa yang diberitakan. Peristiwa hanya pantas diberitakan apabila mengandung nilai informative bagi pembaca dan sesuai dengan tujuan media massa. Oleh karenanya wartawan juga harus tahu segmentasi dan karakteristik dari pembaca media massa tempat ia bekerja.

Mengenali Karakteristik Pembaca

Surat kabar atau majalah berita diterbitkan berdasarkan kebutuhan informasi pembacanya. Oleh karena itu berita yang dimuat harus cocok dengan pembacanya (penting atau menarik). Dengan demikian, apa yang diberitakan dan bagaimana berita itu ditulis agar bermanfaat sekaligus mudah dipahami pembaca menjadi pertimbangan dasar dalam menulis berita. Konsekuensinya, apa yang diberitakan dan bagaimana berita itu ditulis hanya dapat diketahui setelah mengenali siapa pembaca yang dituju.

Mengenali siapa pembaca berarti mengenali latar belakang pembaca, apa kecenderungan mereka dalam menggunakan informasi yang diperoleh lewat pemberitaan surat kabar. Secara umum, latar belakang pembaca dapat dikenali berdasarkan tiga aspek yaitu aspek geografis, aspek sosiografis, dan aspek psikografis.

1. Aspek Geografis : Pembaca terbesar surat kabar berada di sekitar lokasi di mana surat kabar itu diterbitkan. Kondisi social-budaya setempat berpengaruh terhadap karakter setiap orang yang beriam dalam jangka waktu di tempat tersebut.
2. Aspek Sosiografis : Perbedaan status sosial (berkaitan erat dengan tingkat kemampuan ekonomi) berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan informasi. Orang yang berada pada lapisan masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi tinggi, yang otomatis memiliki akses dan kekuasaan di bidang tertentu, maka ia akan membutuhkan informasi yang lebih mengenai hal-hal yang berguna untuk mempertahankan kekuasaan dan kepemilikannya tersebut.
3. Aspek Psikografis : Latar belakang budaya berpengaruh terhadap minat baca dan minat terhadap informasi. Latar belakang budaya juga berperan dalam pembentukan citarasa pembaca terhadap informasi.

Ketiga faktor di atas berperan serempak dalam pembentukan karakter seseorang. Dari sinilah dapat dikenali siapa sesungguhnya pembaca itu. Kecenderungan pembaca sangat memperngaruhi pilihan mereka pilihan mereka terhadap informasi yang dianggapnya penting atau menarik. Itulah sebabnya wartwan harus mengenali secara tajam siapa pembaca medianya. Pengenalan itu yang akan membantu wartwan dalam memutuskan peristiwa apa yang layak dijadikan berita.

Kriteria Layak Berita

Perbedaan karakteristik pembaca dan perbedaan politik keredaksian menyebabkan tidak semua peristiwa diberitakan oleh suatu media massa. Peristiwa yang diberitakan sangat tergantung pada siapa yang dipilih sebagai pembaca dan apa tujuan penyampaiannya.

Bagi wartawan pemula, pengenalan dan pemahaman tentang karakteristik pembaca bukan saja akan memfokuskan perhatiannya ketika menjalankan profesi kewartawanan, tapi juga mengarahkannya untuk memutuskan apa saja yang layak diberitakan.

Secara umum, kejadian yang memiliki nilai berita atau layak berita adalah yang yang mengandung beberapa unsure di bawah ini:

1. Significance (penting), yaitu kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak.

2. Magnitude (besar), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak.

3. Proximity (kedekatan), yaitu kejadian yang dekat dengan pembaca (geografis atau emosional)

4. Timeliness (waktu), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal baru.

5. Prominence (tenar), yaitu yang menyangkut hal-hal ketenaran.

6. Human Interest (manusiawi), yaitu kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca.

II. Mengenali Realitas

Peristiwa sebagai suatu realitas sesungguhnya dibangun oleh sejumlah fajta. Fakta dari suatu realitas bisa berserakan tanpa meperlihatkan hubungan satu sama lain, baik hubungan dalam pengertian tempat, waktu, atau hubungan logis. Kondisi semacam ini tentu menyulitkan wartawan ketika terjun ke lapangan untuk mengumpulkan fakta. Dengan demikian, sebelum dapat diuji apakah suatu peristiwa sebagai suatu realitas memiliki unsur-unsur yang memnuhi kriteria layak berita, dibutuhkan pemahaman terhadap apa yang disebut sebagai realitas. Dari situlah baru dapat dilihat fakta apa saja yang terdapat di dalam realitas sebagai unsur yang membangunnya.

Wartawan harus memiliki kepekaan terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Wartawan yang tidak memiliki kepekaan yang tidak memiliki kepekaan dan pengetahuan sosial akan melaporkan suatu kejadian dengan fakta yang sedanya dan berita yang ditulisnya pun seadanya. Wartawan harus memiliki bekal pengetahuan sosial dan berpikir kontekstual agar dapat membaca gejala sosial. Fakta-fakta yang dukumpulkan dari realitas yang terjadi itu, disusun menjadi suatu yang membentuk suatu gejala sosial yang berujung pada permasahan sosial.

III. Mengumpulkan Fakta

Suatu peristiwa terjadi tidak dengan sendirinya. Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan peristiwa itu terjadi. Faktor itu dapat menjadi fakta yang dapat membuat suatu peristiwa terjadi. Fakta-fakta yang membangun suatu realitas tidak dengan sendirinya tersedia. Wartawan harus mencari dan mengumpulkannya dengan berbagai cara. Berdasarkan fakta yang dikumpulkan kemudian berita ditulis. Berita yang baik hanya dapat ditulis apabila didukung oleh fakta yang lengkap dan akurat. Pencarian dan pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan observasi , wawancara, atau melakukan riset dokumentasi.

1. Observasi : observasi dipakai jika wartawan berada di tempat kejadian. Wartawan berada secara fisik di tempat kejadian dan mencatat kesan tentang kejadian itu. (mendeskripsikan fakta melalui indera).

2. Wawancara : bertanya kepada orang lain untuk memperoleh fakta atau latar belakang suatu masalah. Wawancara digunakan untuk mencari fakta yang tidak dapat dicari dengan observasi.

3. Riset Dokumentasi : dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh fakta/ data yang berasal dari dokumentasi tertulis. Fakta yang dimaksud bisa berupa angka yang dituangkan dalam table, dapat berupa bagan, atau wacana yang tersimpan sebagai dokumen yang diarsip.

IV. Mengidentifikasi Fakta

Banyak fakta yanhg dapat dikumpulkan dari suatu kejadian, namun belum tentu semua fakta tersebut dapat dijadikan materi dasar untuk menulis berita. Nilai penting suatu fakti juga berbeda bagi setiap pembaca. Lalu, bagaimana wartawan secara mudah memilih fakta mana yang diperlukan dan mana yang tidak? Wartawan perlu menentukan lebih dulu, dari fakta yang diperoleh berdasar 5W+H, fakta mana yang paling penting atau paling menarik untuk diketahui pembaca. Ciri berita yang baik:

1. Faktual : peristiwa yang diberitakan memiliki fakta yang sungguh nyata, dapat diperiksa kebenarannya.

2. Aktual : peristiwa yang diberitakan mengandung fakta yang sungguh baru pada saat berita disiarkan, masih menjadi pembicaraan publik.

3. Akurat : peristiwa disajikan persis seperti apa adanya.

4. Unik : di luar kebiasaan.

5. Langka : jarang terjadi atau jarang ditemukan.

6. Dramatis : tindakan luar biasa.

7. Kontroversi : belum ada kesepakatan umum.

8. Konflik : terdapat perbedaan kepentingan.

V. Kritis Terhadap Fakta

Tugas wartawan adalah merekonstruksi suatu peristiwa. Oleh karena diperlukan sikap kritis agar fakta yang digunakan untuk membangun rekonstruksi berhasil menampilkan gambaran yang mendekati realitas sebenarnya. Tanpa sikap kritis ketika mencari atau mengumpulkan fakta, besar kemungkinan fakta yang diperoleh hanya fakta mentah tanpa makna.

Sikap kritis dapat tumbuh dengan terus menerus melatih kemampuan untuk melihat perbedaan atau persamaan lewat klasifikasi, analisis bagian, dan analisis proses.

1. Klasifikasi : suatu proses yang bersifat alamiah untuk menampilkan hasil atau objek penginderaan kita dalam kelompok-kelompok (kelas-kelas) tertentu. Klasifikasi ingin melihat objek-objek dalam suatu konteks logis, untuk melihat hubungan antara satu objek dengan objek lainnya.

2. Analisis Bagian : berusaha menentukan batas-batas unsur-unsur yang membentuk suatu objek.

3. Analisis Proses : disebut juga analisis tahap, sebagai bagian dari seluruh proses. Merupakan analisis yang dilakukan jika bagian-bagian yang dikemukakan dapat berubah, atau menggerakkan keseluruhan itu.

Penalaran Induktif

Salah satu kendala wartawan adalah sukar untuk menangkap secara tepat pola hubungan yang terjalin antara bebagai fakta/ aspek. Kendala itu dapat diatasi dengan penalaran induktif yang dapat ditafsirkan penalaran yang berawal dari yang khusus dan berakhir pada yang umum. Kesimpulan induktif selalu berupa generalisasi. Generalisasi ini harus dihindari wartawan dalam pekerjaan jurnalistik. Seorang wartawan hanya perlu menguraikan fakta. Meskipun menghadapi fakta yang sama, wartawan tidak perlu membuat generalisasi, melainkan merinci fakta tersebut dalam data konkret.

Yang ditegaskan di sini adalah bagaimana wartawan menggunakan penalaran induktifyang diperlukan untuk membuat kesimpulan yang sifatnya sementara. Akan tetapi kesimpulan ini tidak untuk ditulis di surat kabar. Penalaran induktif juga digunakan wartawan untuk menguji kebenaran pernyataan seseorang yang memberi kesaksian tentanhg suatu kejadian. Selain itu, penalaran induktif juga berguna untuk meramalkan fakta yang akan terjadi.

Penalaran Deduktif

Deduktif sering disebut penalaran dari yang umum ke khusus atau penerapan generalisasi pada peristiwa yang khusus untuk kesimpulan. penalaran deduksi namanya silogisme yang terdiri dari tiga bagian yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Penalaran deduktif berguna membantu wartawan yang menganilisis kualitas maupun sifat suatu fakta sebagai premis minor pada premis mayor yang benar.

Salah Nalar

Wartawan sering menghadapi persoalan salah nalar ini ketika mengumpulkan fakta di lapangan atau sewaktu mewawancarai seseorang untuk memperoleh kesaksian atau pendapat tentang suatu peristiwa. Salah nalar (fallacy) ialah gagasan, perkiraan, kepercayaan, atau kesimpulan yang keliru. Berikut ini dipaparkan sejumlah salah nalar:

1. Deduksi yang salah : kesimpulan yang salah dalam silogisme yang salah satu premisnya tidak memenuhi syarat. Kesimpulan yang salahakan mengarahkan wartawan mengumpulkan fakta yang salah. Akibatnya tulisan yang disusun pasti slah pula

2. Generalisasi yang terlalu luas : disebut juga induksi yang salah karena jumlah percontohannya tidak memadai.

3. Pemikiran “Atau ini” dan “Atau itu” : berpangkal pada keinginan untuk melihat masalah yang rumit dari dua sudut pandang saja.

4. Salah nilai atas penyebab : generalisasi induktif disusun berdasarkan pengamatan sebab dan akibat, tapi kita kadang tidak menilai sebab suatu peristiwa atau hasil dengan teliti.

5. Analogi yang salah : analogi adalah usaha perbandingan dan merupakan upaya yang berguna untuk mengembangkan perenggang. Akan tetapi analogi tidak membuktikan apa-apa dan analogi yang salah dapat mnyesatkan logika.

6. Penyampaian masalah : penilaian terhadap suatu masalah bisa mengandung salah nalar apabila dilatorbelakangi oleh suatu sikap penolakan terhadap pendapat lain namun tanpa didukung oleh argumentasi yang logis.

7. Pembenaran masalah lewat pokok sampingan : salah nalar muncul jika argumentasi menggunakan pokok-pokok pikiran yang tidak langsung atau hal yang remeh temeh untuk membenarkan pendiriannya.

8. Argumentasi Ad Hominem : terjadi jika kita dalam argumentasi melawan orangnya buka masalahnya.

9. Imbauan pada keahlian yang patut disangsikan : jika wartawan menemukan narasumber yang mengandalkan pihak lain untuk membenarkan pendapatnya sendiri.

10. Non sequitur : salah nalar ini mengambil kesimpulan berdasar premis yang tidak ada sangkut pautnya.

VI. Meliput Berita

Peristiwa dapat dibedakan atas sejumlah kategori. Kategori ini dibuat berdasarkan waktu terjadinya peristiwa dan juga proses yanhg mengikuti suatu peristiwa :

1. Berita berdasarkan peristiwa momentum : berita ini ditulis berdasarkan terjadinya suatu peristiwa yang timbul begitu saja tanpa diduga sebelumnya.

2. Berita berdasarkan peristiwa teragenda : ditulis berdasar peristiwa yang telah diketahui sebelumnya kapan peristiwa itu akan terjadi.

3. Berita lanjutan (follow up) : ditulis sebagai kelanjutan suatu berita yang telah disiarkan sebelumnya. Biasanya menyiarkan perkembangan terakhir dari suatu peristiwa.

Kendala Peliputan

1. Wartawan pemula sering gagal melihat peluangbahwa suatu peristiwa mungkin tidak cukup diberitakan sekali saja.

2. Adapula wartawan yang tidak dapat mengeksplorasi lebih dalam apa yang layak dan dapat ditulis dari peristiwa teragenda

Cantelan Berita (News peg)

Konsep news peg dapat membantu wartawamn untuk menggali dan mengembangkan ide sebelum ia dapat memastikan apa yang akan diliput. Cantelan berita dapat dirumuskan sebagai suatu kalimat atau alinea yang memperlihatkan kaitan masalah yang diungkapkan dalam tulisan terhadap suatu kejadian yang sedang aktual. Cantelan berita banyak digunakan saat menulis berita khas atau laporan mendalam.

Melokalisasi Berita

Diandaikan bahwa peristiwa yang terjadi di kota lain telah diberitakan oleh sejumlah media massa, sangat mungkin terjadi di kota yang berbeda.

Memutakhirkan Masalah

Cara ini disebut up-dating, yaitu memberitahukan perkembangan terbaru suatu peristiwa yang telah terjadi dan pernah diberitakan.

Perangkap Bidang Cetak

Bayangan bahwa redaktur hanya menyediakan kolom terbatas untuk memuat berita tertentu, tanpa disadari menumbuhkan keengganan wartawan untuk mengumpulkan fakta sebanyak-banyaknya dan menyusun laporan panjang.

VII. Dasar Bahasa Jurnalistik

Dalam perannya sebagai komunikator, penguasaan wartawan atas bahasa yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi sangat menentukan apakah informasi itu dapat dipahami pembaca. Karena itu diperlukan pengetahuan tata bahasa agar dapat menggunakan alat-alat perangkat bahasa lebih efektif. Tujuan utama mempelajari tata bahasa seyogyanya ialah untuk meningkatkan penggunaan alat-alat bahasa serta penguasaan bahasa.

Mahir Menggunakan Kata

Kemampuan memilih kata dan menuliskannya secara benar tergantung pada pemahaman terhadap konsep ejaan, pembentukan kata, dan juga penguasaan atas makna yang tepat.

Mencermati Ejaan

Masalah ejaan bukan merupakan tolak ukur menentukan tingkat kebudayaan, dalam hal ini kebudayaan tulis seseorang.

Menyiasati Pembentukan Kata

Dalam, penulisan, apakah kata dipakai dalam bentuk dasar atau dalam bentuk pengembangan bentuk dasar, sangat tergantung pada makna yang hendak digambarkan lewat kata tersebut. Bagi wartawan atau penulis, yang utama dalam hal penguasaan masalah pembentukan kata bukanlah untuk memahami maknanya seluas-luasnya. Menguasai cara pembentukan kata diperlukan untuk menulis ungkapan dengan makna yang tepat.

Pembentukan kata selalu dikaitkan dengan kata dasar, pengembangan bentuk dasar tersebut, maupun pemberian imbuhan. Baik kata dasar maupun imbuhan adalah morfem. Terdapat sejumlah proses pembentukan kata. Yang terpenting adalah proses morfologi, proses pembubuhan afiks, pengulangan kata, dan pengelompokkan kata.

Proses morfologi ialah ialah proses pembentukan kata dari bentuk lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dalam bahasa Indonesia terdapt tiga proses morfologi ialah proses pembubuhan afiks, prosaes pengulangan, dan proses pemajemukan.

Proses pembubuhan afiks ialah pembubuhan afiks pada sesuatu bentuk, baik bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata.

Jurnalistik selalu menuntut fakta disajikan secara terukur, meskipun bukan lewat ungkapan matematis. Bahasa memberi alat Bantu untuk mengatasi persoalan ini, yaitu dengan menggunakan kata ulang. Kata ulang dapat digunakan untuk mneggambarkan jumlah atau frekuensi yang berkaitan dengan suatu fakta.

soal deduktif induktif

1. Anak wanita tidak boleh duduk di depan pintu karena akan sulit mendapat jodoh. Pernyataan diatas adalah jenis salah nalar :
a. Deduksi yang salah
b. Penyebab salah nalar
c. Generalisasi terlampau luas
d. Analogi yang salah

2. Anto sering merokok Dji Sam Soe karena ayahnya juga merokok itu
Kesalahan Nalar diatas adalah :
a. Generalisasi terlalu luas c. Meniru-niru yang sudah ada
b. Deduksi yang salah d. Semua salah

3. Mengapa langkah pemerintah untuk mensubsidi keluarga miskin disangsikan keefektifannya?
a. karena jumlah orang miskin di Indonesia sangat banyak sehingga sulit membaginya secara merata.
b. karena pemerintah harus menyediakan dana subsidi sedikitnya 113,7 triliun.
c. karena yang menggunakan BBM terbanyak adalah masyarakat ekonomi menengah ke atas.
d. karena besarnya subsidi tidak sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari dan sistem ini dinilai tidak mendidik.

4. Pemanasan global sebagai akibat dari efek rumah kaca telah mematikan ribuan biodiversitas. Makna istilah biodiversitas dalam kalimat tersebut adalah…
a. keanekaragaman hayati
b. kelangkaan hewan
c. keistimewaan hayati
d. keberagaman hewani

5. Cermatilah pendapat berikut :
Untuk menjaga agar rupiah tidak merosot terhadap dolar, Bank Indonesia harus menaikkan suku bunga rupiah. Dengan suku bunga yang tinggi, peredaran rupiah akan berkurang sehingga nilai rupiah otomatis akan naik.
Kalimat yang logis untuk menyanggah pendapat tersebut adalah…
a. Merosotnya nilai rupiah terhadap dolar tidak hanya karena rupiah yang beredar sedikit, tetapi juga karena kebutuhan dolar meningkat sehingga harga dolar naik dan sebaliknya rupiah tertekan.
b. Untuk menjaga agar nilai rupiah tidak merosot semua impor harus dihentikan sehingga cadangan devisa (dolar)kita utuh. Kalau devisa kita banyak, nilai rupiah akan terangkat.
c. Kalau dilihat secara historis, nilai rupiah terhadap dolar terus menerus dari waktu ke waktu. Barangkali ini takdir Tuhan yang tidak bisa diubah oleh manusia.
d. Menaikkan suku bunga merupakan instrumen klasik yang tidak akan efektif untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, apalagi untuk menaikkannya.

6. Kalimat penutup balasan lamaran pekerjaan yang berisi penolakan yang baik adalah …..
a. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
b. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
c. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya.
d. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih banyak.

7……Hal ini ditandai oleh banyaknya barang elektronik yang beredar di masyarakat. Pemunculan barang tersebut sudah sampai di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ada yang dikategorikan barang mewah dan ada pula yang dikategorikan barang bukan mewah.
Kalimat kesimpulan yang tepat untuk melengkapi paragraf di atas adalah ….
a. Perkembangan teknologi dewasa ini sangat pesat.
b. Keistimewaan alat itu sangat mencengangkan.
c. Sudah muncul lagi model baru tahun ini.
d. Teknologi canggih perlu dimiliki oleh masyarakat

8. Era globalisasi membawa dampak ganda. Di satu sisi era ini membawa iklim yang semakin terbuka untuk bekerja sama saling mengisi dan saling melengkapi demi kepentingan bersama pihak-pihak yang bekerja sama.Di sisi lain, era ini juga sekaligus melahirkan situasi persaingan yang semakin ketat dan semakin tajam.
Paragraf di atas menyatakan bahwa era globalisasi ....
a. membawa dampak ganda
b. menimbulkan persainggan yang sangat tajam
c. semakin melahirkan persaingan
d. membawa iklim yang semakin terbuka

9. Perairan indonesia memang surga bagi nelayan asing. Potensi perikanan nasional itu mencapai 8 juta ton setahun. Tak heran bila banyak kapal asing yang memanfaatkannya. Penanda hubungan (koherensi) antara kalimat kedua dan ketiga dalam paragraf di atas yang tepat adalah ...
a. tetapi c. maka
b. namun d. sesudah itu

10. Ada beberapa syarat agar barang dan jasa perusahaan nasionalkita mampu berkompetisi secara global. Yang pertamaadalah ketepatan waktu dalampenyediaan barang dan jasa. Yang kedua adalah kualitas produk. Barang dan jasa yang kita jual dengan harga yang mampu bersaing dan terjangkau. Selanjutnya, yang tidak kalah pentingnya adalah kecepatan. Kita harus dapat dengan cepat, menyediakan barang dan jasa secara tepat waktu, berkualitas tinggi dan dengan harga terjangkau.
Jenis pengembangan yang digunakan dalam paragraf di atas adalah...
a. induktif
b. sebab akibat
c. deduktif – induktif
d. deduktif

11. Di antara kalimat pembuka surat niaga berikut yang berisi permintaan penawaran ialah ...
a. Surat Saudara telah kami terima, maka berikut ini jawaban kami...
b. Kami memerlukan informasi anda tentang kebutuhan bulan ini...
c. Dengan ini saya menyampaikan kepada Saudara produk baru usaha kami...
d. Dengan surat ini saya sertakan lampiran daftar harga produk baru kami...

12. Apabila kita membuat perjanjian jual beli barang, unsur yang tidak perlu dicantumkan dalam surat perjanjian tersebut adalah .....
a. identitas orang yang mengadakan perjanjian
b. harga barang/jasa yang diperjanjikan
c. kapan pembayaran/penyerahan barang yang diperjanjikan
d. besarnya uang komisi untuk para pialang

13. Diantara kalimat berikut yang tepat sebagai kalimat penutup surat pengaduan ialah .........
a. Terima kasih, kami tunggu kiriman Anda.
b. Harap maklum, pelayanan kami terbatas.
c. Terimakasih, kami tunggu pesanan berikutnya.
d. Harap keluhan kami mendapat perhatian sepenuhnya.

14. Di antara kalimat penutup surat lamaran berikut yang mengandung pengharapan adalah ...
a. Demikianlah surat lamaran kami, harap maklum.
b. Kiranya cukup sekian surat lamaran kami, terima kasih
c. Terimakasih dan kami menungggu jawaban Bapak.
d. Kami berharap semoga jawaban surat lamaran ini segera kami terima

15. Di antara kalimat berikut yang merupakan kalimat pembukasurat balasan lamaran pekerjaan adalah ....
a. Dengan surat ini saya sampaikan perubahan harga mulai.....
b. Surat lamaran Anda telah sampai ke tangan kami, dan jawaban kami adalah sebagai berikut…..
c. Surat kami sudah dikirim dan isinya mohon dipahami
d. Dengan ini kami memohon disampaikan informasi .....

16. Iklan penawaran barang/jasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, kecuali .....
a. bahasanya singkat
b. tulisannya berukuran besar
c. isinya padat
d. maksudnya jelas

17. Hal yang tidak perlu disampaikan dalam laporan perjalanan adalah ...
a. lamanya perjalanan
b. transport dan penginapan peserta
c. lokasi kunjungan
d. kegiatan yang dilakukan

18. Hal yang tidak perlu dicantumkan dalam kata pengantar laporan kegiatan adalah ....
a. sistematika penulisan laporan
b. tujuan penulisan laporan
c. ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
d. kritik/saran dari pembaca

19. Dewasa ini problem kesehatan sudah berubah menjadi barang mahal. Biaya perawatan luar biasa, harga obat melambung, ongkos pemeriksaan naik. Hal ini menjadi beban bagi masyarakat, khususnya di lapisan menengah ke bawah.
Tekanan masalah akibat krisis ekonomi sudah merupakan satu penyebab meningkatnya penyakit gangguan mental. Keadaan ini hampir melanda dunia, lebih-lebih di negara-negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia.
Jenis hubungan antara paragraf pertama dan kedua ialah ...
a. Umum-khusus
b. Akibat –sebab
c. Khusus-umum
d. Sebab-akibat

20 . 1. Mengumpulkan informasi
2. Mengembangakan kerangkamenjadi karangan
3. Menetapkan tema
4. Menyusun kerangka karangan
5. Menentukan tujuan penulisan
Langkah-langkah yang benar dengan urutan sebagai berikut ...
a. 1, 2, 3, 4, 5
b. 4, 1, 5, 3, 2
c. 3, 5, 1, 4, 2
d. 5, 2, 3, 1, 4

21. Kalimat berikut yang mengandung penalaran induktif ialah ....
a. harga gula naik sebab kenaikan biaya transportasi tidak bisa dihindari
b. karena mengidap penyakit lever, Anton tidak boleh makan makanan berlemak
c. saya harus segera meninggalkan tempat ini agar keselamatan saya terjamin
d. hari ini saya tidakmasuk kerja karena hari hujan

22. Jika Anda ditugasi untuk membuat laporan pengamatan secara rinci tentang segala aspek yang berkaitan dengan kaki lima (penyebaran, peranannya, dampak negatif, dampak positif, kesemrawutan lingkungan, kekumuhan kota, keamanan dan ketertiban, maka bentuk karangan yang tepat ialah ...
a. argumentasi
b. deskripsi
c. ekposisi
d. persuasi

23. Bagian surat resmi yang boleh ditiadakan ialah ....
a. kepala surat
b. tanggal surat
c. nomor surat
d. salam pembuka

24. Dalam surat perjanjian hal yang tidak perlu dicantumkan adalah ...
a. nama pihakyang mengadakan perjanjian
b. alasan pembuatan surat perjanjian
c. nama-nama orang yang dijadikan saksi
d. hak dan kewajiban pihak yang mengadakan perjanjian
25. Hal-hal yang tidak perlu diperhatikan dalam berwawancara adalah sebagai berikut ....
a. datang tepat waktu
b. pakaian sopan dan rapi
c. mintalah jawaban yang panjang lebar sehingga jelas
d. siapkan daftar pertanyaan dan alamat untuk mereka jawab

26. Perhatikan kalimat berikut !
Pertamina bakal menambah jumlah kuota yang selama ini dinilai masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Arti kata kuota dalam kalimat tersebut adalah .................
a. hasil yang paling banyak
b. jumlah yang pernah dicapai
c. jumlah yang ditentukan
d. hasil yang diperoleh

27. Perhatikan kerangka laporan berikut !
(1) judul/tema
(2) tujuan
(3) pelaksanaan (tempat, hari, tanggal, jam)
(4) Narasumber
(5) Hasil
(6) Kesimpulan
(7) Kerangka tersebut adalah kerangka laporan
a. kunjungan
b. kegiatan
c. wawancara
d. perjalanan

28. Kalimat yang menyatakan alasan logis tentang Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam diskusi adalah ........
a. Banyaknya praktik KKN telah dibuktikan karena dibuktikan dengan data yang dilaporkan oleh lembaga swadaya masyarakat.
b. Banyak pihak-pihak mengatakan bahwa KKN itu memang selalu ada di mana-mana dan sukar dihapus.
c. Semua orang tahu bahwa KKN itu ada dimana-mana, tidak terkecuali di negara kita tercinta, Indonesia.
d. Kenyataan memang demikian, praktik KKN selalu ada di setiap instansi baik negeri maupun swasta.

29. Kerangka berikut tepat untuk mengembangkan karya tulis dengan topik “ Peranan Tenaga Kerja Wanita “, kecuali .....
a. perbandingan kekuatan fisik dalam bekerja antara pria dan wanita
b. wanita sebagai tenaga kerja kelas dua
c. kelebihan wanita
d. kedudukan wanita dalam berbagai bidang pekerjaan
30. Sejauh manakah kemampuan pemahaman mahasiswa dalam proses penyusunan penulisan ilmiah tingkat 3 Universitas Gunadarma angkatan tahun 2003 ?
Kalimat tersebut terdapat pada karya tulis ilmiah dalam bab pendahuluan butir .....
a. rumusan masalah
b. latar belakang
c. tujuan penelitian
d. manfaat hasil penelitian

31. Selain judul, unsur-unsur berikut ini perlu ada di halaman judul, kecuali .......
a. dasar pemikiran
b. tujuan penulisan
c. nama penyusun
d. nama instansi dan lokasi

32. Mengemukakan gagasan secara deduktif dilengkapi dengan……
a. bagan-bagan
b. grafik
c. tulisan
d. berbagai data

33. Dalam mengemukakan gagasan secara deduktif, kalimat ketiga dan kalimat selanjutnya digunakan sebagai……
a. penjelasan
b. pokok gagasan
c. penegasan
d. tujuan dari suatu gagasan

34. Mengemukakan gagasan secara induktif dimulai dengan mengungkapkan rincian tentang……
a. mengemukakan berbagai informasi sekitar topik
b. mengemukakan pokok permasalahan
c. topik permasalahan
d. penegasan suatu permasalahan

35. Pencegahan terhadap penyakit demam berdarah telah dilakukan termasuk progam 3M. Namun penyakit tersebut tetap menyerang masyarakat, baik mereka yang berusia tua, muda maupun anak-anak
Penggunaan kata namun pada penggalan paragraf diatas merupakan hubungan……
a. perbandingan
b. perbandingan antarkalimat
c. pertentangan antarkalimat
c. perbandingan antarklausa

35. Untuk meyakinkan para pembaca, penulis melengkapi setiap jenis karangannya dengan……
a. tulisan-tulisan
b. bagan-bagan
c. bukti-bukti
d. hasil karya

36. Dalam urutan sebab-akibat, penulis memulai karangannya dengan……
a. penyebab peristiwa ditulis setelah menganalisis permasalahan
b. membicarakan permasalahan yang menyebabkan terjadinya masalah yang lain
c. membicarakan beberapa peristiwa kemudian menganalisisnya
d. membicarakan latar belakang terjadinya peristiwa tersebut

37. Deskripsi merupakan sebuah karangan yang mengajak pembacanya untuk dapat….
a. melihat dan merasakan secara langsung
b. merasakan apa yang disampaikan oleh penulis
c. mendengar, melihat dan merasakan secara langsung
d. mendengar apa yang diinginkan oleh penulis

38. Laporan dari sebuah karya tulis terbagi menjadi beberapa bagian, kecuali……
a. pendahuluan
b. daftar pustaka
c. batang tubuh
d. daftar isi

39. Dalam bab pertama pendahuluan dari sebuah laporan meliputi……
a. perumusan masalah yang hendak dipaparkan dalam laporan
b. ringkasan mengenai sebuah masalah
b. kelengkapan berupa data-data
c. sejarah dari objek laporan

40. Premis umum : Semua negara di Asia Tenggara yang sedang berkembang tergabung dalam ASEAN
Premis khusus : Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang di Asia
Kesimpulan yang dapat diambil dari premis diatas adalah……
a. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang tergabung dalam ASEAN
b. Semua negara yang sedang berkembang di Asia Tenggara
c. Negara yang sedang berkembang tergabung dalam ASEAN termasuk Indonesia
d. Negara yang sedang berkembang di Asia yaitu Indonesia

41. Pengambilan kesimpulan berdasarkan premis terbagi menjadi dua jenis diantaranya….
a. premis mayor
b. analogi
b. generalisasi
c. sebab akibat
42. Pengambilan kesimpulan dengan cara membandingkan antara 2 pernyataan atau lebih disebut……
a. premis minor
b. premis
c. Sebab akibat
d. Analogi

43. Bagian yang tidak tercantum dalam sebuah proposal adalah….
a. susunan pengurus
b. bentuk kegiatan
c. pembiayaan
d. lampiran kegiatan

44. Pada pernyataan induktif gagasan utama terletak di ….
a. awal pernyataan
b. tengah pernyataan
d. awal dan akhir pernyataan
d. akhir pernyataan

45. Dimulai dengan pernyataan yang sifatnya umum, disusul dengan uraian yang sifatnya khusus, merupakan salah satu ciri dari ……….
a. induktif c. deduktif
b. generalisasi d. argumentasi

46. Karena kakak mengidap penyakit maag, maka kakak tidak boleh makan makanan yang asam. Kalimat di atas termasuk dalam pernyataan …….
a. generalisasi c. sebab akibat
b. induktif d. deduktif
c.
47. Misalnya Anda mengemukakan gagasan bahwa tinggal di daerah kumuh tidak baik bagi kesehatan. Gagasan yang dilengkapi dengan keterangan dan informasi ini menggunakan metode ……………
a. induktif c. analogi
b. deduktif d. generalisasi

48. Karena mengidap penyakit lever, ayah tidak boleh makan hidangan yang berlemak. Contoh tersebut merupakan contoh pernyataan :
a. deduktif c. premis
b. induktif d. entimem

49. Terdapat kesalahan deduktif pada pernyataan ‘ semua pelaku kejahatan adalah korban rumah tangga yang berantakan’. Penyebab terjadinya kesalahan deduktif adalah………
a. kesalahan adanya term yang berlebih
b. premis mayor tidak dibatasi
c. kesimpulan terlalu luas
d. kesalahan analogi

50. Alasan kesalahan yang paling tepat pada pernyataan ‘ Saya tidak pandai berenang. Hampir semua anggota keluarga saya tidak dapat berenang.
a. generalisasi terlalu luas
b. hubungan sebab akibat yang tidak memadai
c. kesalahan analogi
d. kesalahan deduktif.

51. Judul usulan penelitian seharusnya singkat, informatif, dan menunjukkan masalah yang akan diteliti. Berikut adalah penulisan judul usulan penelitian yang benar
a. Analisis Rasio Dalam Menilai Kemajuan Perusahaan Peti Kemas PT Armada Jakarta Tahun 2005-2007.
b. Analisa Rasio dalam Menilai Kemajuan Perusahaan Peti Kemas PT armada Jakarta Tahun 2005-2007.
c. Hubungan pendidikan dan pelatihan dengan Produktivitas Kerja Bagian Reservation pada PT. Garuda Indonesia Tahun 2006-2007 (Sebuah Kajian Sosiologis)
d. Hubungan Pendidikan dan Pelatihan dengan Produktivitas Kerja Bagian Reservation pada PT. Garuda Indonesia Tahun 2006-2007 : Sebuah Kajian Sosiologis.

52. Bagian utama usulan penelitian adalah perumusan masalah. Berikut ini adalah isi dari perumusan masalah, kecuali
a. masalah yang akan diteliti menarik, penting dan perlu diteliti
b. penjelasan orisinalitas masalah
c. konteks masalah dengan masalah lain
d. masalah luas

53. Identitas peneliti wajib ditulis dengan kaidah yang benar. Berikut adalah contoh penulisan nama identitas peneliti yang salah
a. Ruby Aurora Primapuspita Widya Kuntarto, S.E.
b. Renata Kanaratih Primapuspa,W.K.
c. Romeo A.Primakusuma, M.Sc.
d. Kanigoro S.H.

54. Pada bagian akhir usulan penelitian perlu dicantumkan daftar pustaka. Manakah pernyataan yang benar tentang daftar pustaka?
a. tulis tajuk daftar pustaka dengan menggunakan huruf kapital dan akhiri dengan tanda titik.
b. gunakan alinea menjorok
c. urutkan susunan daftar pustaka berdasarkan abjad nama belakang penulis
d. gelar dicantumkan


55. Terdapat 2 bentuk abstrak, yaitu deskriptif dan informatif. Abstrak informatif adalah
a. ringkasan pendek yang memuat hal-hal pokok
b. suatu epitoma
c. lukisan naskah atau laporan
d. ringkasan yang memuat hal-hal pokok beserta uraian singkat dan kesimpulan

56. Artikel yang berguna sebagai petunjuk depan bagi pembaca tentang isi karangan sehingga pembaca dapat menentukan secara cepat apakah ia harus membaca seluruh artikel atau tidak dinamakan ……
a. simpulan
b. ringkasan
c. abstrak
d. timbangan buku

57. Dalam perencanaan penulisan karangan ilmiah, anda harus memilih topik yang baik. Berikut adalah kriteria pemilihan topik yang benar, kecuali…
a. menarik
b. materi tersedia
c. bermanfaat
d. luas dan tak terbatas

58. Aspek penalaran dalam karangan ilmiah amat diperlukan. Berpikir deduktif berarti
a. proses berpikir yang diawaligdengan hal-hal umum dan diakhiri dengan hal-hal khusus
b. proses berpikir yang diawali dengan hal-hal khusus dan diakhiri dengan hal-hal umum
c. proses berpikir penyimpulan dari yang spesifik menuju global.
d. proses penarikan kesimpulan yang diawali dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.

59. Berpikir induktif adalah
a. proses berpikir yang diawali dengan hal-hal khusus dan diakhiri dengan hal-hal umum
b. proses berpikir yang diawali dengan hal-hal umum dan diakhiri dengan hal-hal khusus
c. proses berpikir penyimpulan dari yang global kemudian dijabarkan secara spesifik
d. proses penarikan kesimpulan yan diawali dengan kalimat utama dan diakhiri dengan kalimat-kalimat penjelas.

60. Perhatikan wacana berikut, pola berpikir yang digunakan adalah
Setelah ditemukan pada 1984 oleh pakar genetika Universitas Leicester Inggris, Professor Alec Jeffrey, tes DNA menyodorkan data akurat karena berbasis informatika genetika. Pangkalnya adalah karakteristik khas setiap manusia. Manusia tersusun dari sekitar tiga puluh miliar kode genetika yang disebut deaxyrbo nucleid acid (DNA). Secara kimiawi, kode-kode ini merupakan rangkaian pasangan basathymin, adenin, guanin, dan cytosin. Akibatnya, tak seorang pun, sepanjang sejarah, memiliki kode DNA yang benar-benar identik. Secara kimiawi, kode-kode ini merupakan rangkaian pasangan DNA yang benar-benar identik. Namun, secara permanen, ada kesamaan kode bagi manusia yang memiliki hubungan kekerabatan.Kesamaan ini terjadi secara kontinyu dan bersifat prinsipil.Untuk menguji identitas seseorang, misalnya cukup diambil 40 hingga 100 sekuen rantai kode genetika.Kemudian rantai ini dibandingkan denan sekuen kode genetika keluarga terdekatnya, biasanya ayah atau suadara kandungnya. Jika nyaris identik atau banyak sekali yang sama, jati diri seseorang dapat dipastikan. Berdasarkan gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini tes DNA masih tercatat sebagai metode paling mutakhir dalam mengungkap jati diri seseorang.
a. induktif
b. deduktif
c.analogi
d. deskriptif

61. Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atas pujian terhadap sesuatu untuk pertimbangan dalam tindakan selanjutnya disebut
a. laporan penelitian
b. laporan kemajuan
c. laporan periodis
d. laporan rekomendasi

62. Laporan penelitian adalah
a.laporan yang diserahkan untuk menginformasikan kemajuan satu rencana usaha
b. laporan yang diserahkan setiap periode berisi status organisasi dan aktivitasnya
c. laporan tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya melalui percobaan
d. laporan tentang pengetahuan satu benda

63.Berikut ini adalah isi “Kata Pengantar’ dalam penulisan karangan ilmiah
a. ucapan puji dan syukur, tujuan penulisan, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, dan kesediaan anda untuk dikritik
b. ucapan puji dan syukur, tujuan penulisan, pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam tulisan anda, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu anda, dan diakhiri tempat, tanggal, dan nama penulis.
c. kepada siapa tulisan anda dipersembahkan
d. alasan memilih judul, latar belakang masalah, dan tujuan penulisan, disertai keterbukaan anda menerima saran dan kritik

64. Berikut cara penulisan rumusan masalah yang benar.
a. Rumusan masalah yang penulis ajukan dalampenelitian ini yaitu :
1)Bagaimanakah pengaruh kenaikan harga BBM terhadap produksi perusahaan?
2)Bagaimanakah cara perusahaan menanggulanggi krisis pasca kenaikan harga BBM?
b. Rumusan masalah yang penulis ajukan dalampenelitian ini yaitu :
1)Bagaimanakah pengaruh kenaikan harga BBM terhadap 1 produksi perusahaan?
2) Bagaimanakah cara perusahaan menanggulanggi krisis pasca kenaikan harga BBM?
c. Rumusan masalah yang penulis ajukan dalampenelitian ini yaitu :
1)menemukan pengaruh kenaikan harga BBM terhadap produksi perusahaan
2) menemukan cara perusahaan menanggulanggi krisis pasca kenaikan harga BBM
d. Rumusan masalah yang penulis ajukan dalampenelitian ini yaitu :
1)Bagaimanakah pengaruh kenaikan harga BBM terhadap 1 produksi perusahaan?
2) Bagaimanakah cara perusahaan menanggulanggi krisis pasca kenaikan harga BBM?

65. Ketika menulis bagian isi karangan ilmiah,Anda akan mengutip pendapat para ahli dan Anda wajib mempertangguungjawabkan denganmencantumkan dalamcatatan kaki.Manakah pernyataan yang kurang tepat?
a. ibid adalah sumber bacaan sama dengan di atas
b. op. cit artinya sumber bacaan sama dengan di atas tetapi sudah diselingi sumber lain
c. loc. cit artinya sumber bacaan sama dengan di atas, tetapi sudah diselingi sumber bacaan lain
d. op. cit. ditulis jika sumber bacaan sama dengan di atas, tetapi sudah diselingi sumber lain dan halamannya berbeda

66. Berikut adalah cara penulisan judul dan subjudul yang benar
a. Emiten Manufaktur Tertekan (Sebuah HasilPenelitian)
b. Emiten Manufaktur Tertekan : Sebuah HasilPenelitian
c. Kebayoran Baru : Potret Perubahan Fungsi Pemukiman di Jakarta
d. Kebayoran Baru : Potret Perubahan Fungsi Pemukiman Di Jakarta

67. Berikut adalah contoh kalimat pertama pada “Kata Pengantar” yang inovatif dan logis
a.Kesempurnaan akal yang telah diberikan oleh Zat Yang Mahaabadi kepada makhluk ciptaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
b. Penulis haturkan segala puji dan syukur yang tidak terhingga atas nikmat cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat menuntaskan skripsi ini
c. Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
d. Laksana setetes air dipadang pasir, itulah hibah terindah ketika penulis mengetikkan tanda titik terakhir pada kalimat penutup skripsi ini.

68. Bagaimanakah jika Anda mencantumkan sumber bacaan artikel pada sebuah surat kabar ke dalam daftar pustaka?
a. d. Julianery B. E. 2006 ‘’Kebayoran Baru : Potret Perubahan Fungsi Kawasan Permukiman”. Dalam Kompas, 29 Juli, hlm.26.
b. Julianery B. E. 2006 ‘’Kebayoran Baru : Potret Perubahan Fungsi Kawasan Permukiman”, Dalam “Kompas”, 29 Juli, hlm.26.
c. Julianery B. E. 2006 ‘’Kebayoran Baru : Potret Perubahan Fungsi Kawasan Permukiman”. Dalam Kompas, 29 Juli, hlm.26.
d. Julianery B. E. 2006 ‘’Kebayoran Baru : Potret Perubahan Fungsi Kawasan Permukiman”. Dalam Kompas, 29 Juli, hlm.26.

69. Ketika Anda mencantumkan sumber bacaan dalam daftar pustaka, Anda tidak menemukan tahun terbit sumber bacaan tersebut. Yang akan Anda tulis adalah
a. mencantumkan tanpa tahun setelah urtan nama penulis
b. mengosongkan
c. setelah urutan nama penulis, langsung penulisan judul
d.mencantumkan anonim

70. Bagaimana jika sebuah sumber bacaan tidak ada nama penulis?
a. tulis nama lembaga yang menerbitkan sumber bacaan tersebut*
b. tulislah tanpa nama
c. kosongkan dengan tanda hubung
d. langsung tahun terbit

71. Bagaimanakah jika nama penulis berjumlah dua orang?
a.nama penulis pertama dan kedua dibalik
b. nama penulis pertama dibalik dan diikuti dkk.
c. nama penulis pertama tidakdibalik, sedangkan nama penulis kedua dibalik
d. nama penulis pertama dibalik, sedangkan nama penulis kedua tidak usah dibalik

72. Aline yang digunakan dalam penulisan daftar pustaka adalah
a. menjorok
b. bertakuk
c. menggantung
d. lurus


73. Karangan ilmiah adalah
a. karangan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi yang ditulis menurut metodologi penulisan yang benar
b. karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis menurut metodologi penulisan yang benar
c.karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan popular menggenai kehidupan sehari-hari
d. karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis dengan bahasa yang figuratif

74. Karangan semi ilmiah adalah
a. karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis menurut metodologi penulisan yang benar
b. karangan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi yang ditulis menurut metodologi penulisan yang benar
c. karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan populer menggenai kehidupan sehari-hari
d. karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis dengan bahasa yang figurative

75. Karangan nonilmiah adalah
a. karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis menurut metodologi penulisan yang benar
b. karangan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi yang ditulis menurut metodologi penulisan yang benar
c. karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis dengan bahasa yang figuratif
d.karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan popular menggenai kehidupan sehari-hari

76. Menyajikan fakta objektif secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural, adalah ciri dari
a.karangan ilmiah
b karangan nonilmiah
c. karanan tidak ilmiah
d. karangan popular

77. Pelatihan pembuatan karangan ilmiah yang berupa naskah teknis sebagai persyaratan bagi calon sarjana disebut
a. makalah b. tesis
c. disertasi d. skripsi


78. Karangan ilmiah selain mementingkan metodologi penelitian dan penulisan juga harus menemukan paradigma baru tentang suatu ilmu disebut
a. makalah b. tesis
c. disertasi d. skripsi

79.Karangan ilmiah yang menitikberatkan pada metodologi penelitian dan metodologi penulisan disebut
a. makalah b. skripsi
c. tesis d. disertasi

80. Seorang penulis tesis harus menguasa imetodologi penelitian ,artinya
a. kemampuan peneliti dalam menggunakan istilah teknis
b. kemampuan peneliti membedakan abstrak dan ringkasan
c.kemampuan peneliti menggunakan alat-alat, mengumpulkan dan menyajikan data untuk diolah secara statistik
d. kemampuan peneliti membuat footnote dan bibliografi

81. Selain menguasai metodologi penelitian, peneliti harus menguasai teknik penulisan, artinya
a.kemampuan peneliti dalam menggunakan alat-alat
b. kemampuan peneliti dalam menyajikan data
c. kemampuan peneliti dalam mengumpulkan data
d. kemampuan peneliti dalam menggunakan istilah-istilah teknis seperti kutipan, referensi, dan hipotesis

82. Berikut adalah sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang peneliti, kecuali
a. ingin tahu dan kritis
b. terbuka dan objektif
c. menghargai hasil karya orang lain
d.menghalalkan segala cara untuk mempertahankan pendapatnya

83. Bahasa surat lamaran pekerjaan harus sopan. Sopan berarti hormat dengan takzim. Manakah kalimat pembuka yang kurang sopan?
a.Iklan Bapak di Andromeda Pos, 13 Januari 2007 menarik perhatian saya
b. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Ibu Lies Pustiyati, Sekretaris PT.Supranaya, Bapak memerlukan…
c. Di pagi yang cerah, tersenyum ketika saya membaca iklan di Rexy Post, 10Februari 2007 karena saya merasa memenuhi kualifikasi yang sesuai denan persyaratan yang Ibu ajukan
d. Ketika Bambang Purnadi, Direktur PT Karisma, berbincang-bincang dengan saya, dia menyatakan bahwa Anda mencari…


84. Manakah kalimat pentup surat lamaran pekerjaan yang baik?
a. saya berharap sudilah kiranya Bapak berkenan menerima lamaran saya
b. Atas perhatian dan kerja sama yang baik, saya mengucapkan terima kasih.
c. sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terima kasih
d. saya menghaturkan beribu-ribu terima kasih jika Anda dapat menerima saya

85. Unsur kalimat pada alinea (paragraf) yang maknanya kurang lebih sama adalah ……
a. kalimat transisi dan kalimat topik
b. kalimat topik dan kalimat penegas
c. kalimat pengembang dan kalimat penegas
d. kalimat topik dan kalimat pengembang

86. Sebuah alinea (paragraf) dalam suatu karangan disebut alinea argumentatif, jika penulis ingin…..
a. menguraikan dan membahas suatu aspek pokok pembicaraan dengan bukti-bukti
b. menyajikan gambaran sesuatu dengan kata-kata
c. menerangkan suatu aspek dari pokok pembicaraan
d. mengembangkan suatu aspek dari pokok pembicaraan dalam tubuh karangan

Ragam bahasa ilmiah memiliki ciri cendekia, antara lain cermat, tidak mubazir, tidak rancu, sesuai nalar, dan bersifat idiomatis. Beberapa soal nomor 87-91 berikut ini tidak memiliki ciri cendekia tersebut :
87. “Karena sulit, maka pengambilan data dilakukan secara tidak langsung”.Agar tidak mubazir, maka kata yang harus dihilangkan adalah…..
a. sulit
b. secara
c. tidak
d. maka

88. “Mulai sejak perumusan masalah, penelitian ini tidak jelas arahnya”. Agar tidak rancu, maka kata-kata yang harus diganti adalah…
a. mulai diganti dengan dari
b. perumusan masalah diganti dengan awal
c. penelitian diganti dengan observasi
d. mulai sejak diganti dengan sejak

89. Menurut Soedjito(1998) menyatakan bahwa yang paling berpengaruh pada mutu proses belajar mengajar adalah system penilaian”. Agar sesuai idiom, maka …
a. kata bahwa dihilangkan
b. kata menyatakan diganti dengan menurut
c. kata penilaian diganti dengan nilai
d. kata menurut dihilangkan

90. Cuma ini yang bisa aku lakuin ketimbang nganggur”. Kalimat tidak formal ini dituliskan dalam bahasa formal menjadi
a. Hanya ini yang dapat saya perbuat daripada menganggur
b. Hanya ini yang bisa saya buat dari penganggur
c. Hanya ini yang dapat saya buat ketika menganggur
d. Hanya ini yang dapat saya lakukan pada penganggur

91. “Saya akan pergi ke kampus untuk melegalisir fotokopi ijazah”. Bentukan kata yang bernada informal adalah ..
a. melegalisir
b. kampus
c. fotokopi
d. ijazah

92. “Berdasarkan uraian di atas menunjukkan pentingnya pendidikan bagi orang dewasa”. Kalimat ini salah nalar. Kalimat yang benar adalah…..
a. Uraian di atas menunjukkan pentingnya pendidikan bagi orang dewasa.
b. Berdasarkan uraian di atas, pentingnya pendidikan ditujukan bagi orang dewasa.
c. Berdasarkan uraian di atas, menununjukkan pendidikan penting bagi orang dewasa.
d. Uraian di atas, ditunjukkan pentingnya pendidikan bagi orang dewasa.

93. “Dalam penelitian ini menemukan hasil baru yang sangat spektakuler”. Kalimat ini tidak lengkap karena tidak memiliki …
a. predikat
b. objek
c. subjek
d. kata keterangan

94. Bahan pustaka (publikasi) yang dipergunakan untuk menyusun sebuah karya ilmiah didaftarkan atau dituliskan pada bagian bawah halaman sebagai catatn kaki (footnotes) atau dituliskan di Daftar Acuan pada akhir karangan. Ciri catatan kaki adalah sebagai berikut, kecuali ….
a. Nama pengarang ditulis sesuai dengan yang tercantum pada publikasi itu
b. Judul buku dan jurnal diberi garis bawah (underlined) atau dihuruf miring
c. Publikasi yang diacu disusun menurut abjad nama pengarang*
d. Judul artikel ditulis diantara tanda petik

95. Pada catatan kaki (footnotes), penunjukan ulangan Ibid. (ibidum) dipakai untuk penunjukan kepada pengarang dan judul karangan yang sama yang terdaftar berurut,
a. pada halaman yang sama
b. tetapi yang menunujuk ke halaman lain
c. tetapi dalam keadaan judul terhalang oleh judul lain
d. dengan mencantumkan impresum

96. Untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan, manusia menggunakan berbagai cara, kecuali …
a. Rasio
b. Naluri
c. Observasi
d. Eksperimen

97. Semua A adalah B, C adalah A, maka C adalah B, pernyataan ini adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia melalui :
a. pemikiran induktif
b. kegiatan eksperimen
c. pemikiran deduktif
d. kegiatan observasi

98. Sikap ilmiah seseorang dapat dikembangkan melalui
a. kesadaran bahwa kebenaran ilmu adalah mutlak
b. kepercayaan terhadap suatu kesimpulan tanpa bukti nyata
c. proses belajar yang teratur
d. sikap berpikir objektif

99. “Apakah pemberian insentif kepada karyawan akan meningkatkan produktivitas?” Pertanyaan tersebut adalah salah satu contoh
a. penelitian ekploratif
b. penelitian analitik
c. penelitian dasar
d. penelitian prediktif

100. Kata kunci (keywords) pada makalah ilmiah, dicantumkan pada bagian akhir dari
a. Bab Pendahuluan
b. Bab Metodologi Penelitian
c. Bab Penutup
d. Abstrak